NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:899.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Kalian Penjilat!

Setelah menemui Boy, Marcell memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya. Dia langsung menemui Ibunya dan meminta penjelasan darinya.

"Marcell, kamu dari mana saja? Bibi bilang kamu tadi baru dari sini dan langsung pergi. Kenapa kamu nggak nungguin Mama. Kamu tau nggak? Tadi Mama ngajak Shinta datang ke sini. Dia ingin sekali menemuimu, dia ...,"

"Jelasin!! Apa maksud Mama memalsukan foto yang Mama berikan padaku tiga tahun yang lalu. Kenapa Mama tega melakukan semua ini padaku, Ma!"

Belum selesai bicara, Marcell memotong ucapan Mamanya dengan nada menekan di setiap katanya.

"Foto apa?" tanya Erna, Mamanya Marcell.

"Foto perselingkuhan Devina dengan Aldo. Apa foto itu asli? Atau Mama sengaja mengedit foto itu agar terlihat asli?"

Erna nampak gelagapan. Dia pikir kejadian itu sudah berlalu, Marcell tidak akan menanyakannya kembali.

"Cell, sudah Mama tegaskan berulangkali padamu, foto itu asli, mama tidak merekayasanya, kenapa kamu masih juga tidak percaya? Sekarang terserah kamu saja, mau percaya mau tidak, itulah kenyataannya. Lagian kejadian itu sudah cukup lama, kenapa juga kamu masih mempertanyakan, lebih baik kamu buang jauh-jauh pikiranmu mengenai perempuan kurang ajar itu, dia sangat tidak layak untuk bersanding denganmu. Di sini sudah ada Shinta yang lebih pantas untuk kau jadikan pasanganmu."

Shinta yang baru keluar dari toilet dan menemui Marcell yang nampak bersitegang dengan Erna, dia langsung menghampirinya dan memegang lengan kekarnya.

"Marcell, tenangkan dirimu. Jangan berantem dengan orang tuamu. Kita bisa bicara baik-baik di sini."

Dengan cepat Marcell menghempaskan tangan Shinta hingga terlepas dari lengannya. Pria itu memberikan tatapan tajam pada wanita yang lebih tua dari Devina.

"Dengar baik-baik ya, Shinta! Jangan kau pikir aku bakalan sudi menerimamu, aku tidak sudi menjalin hubungan dengan wanita licik sepertimu. Kau itu tidak lain hanyalah sampah yang menempel dan berkuman," desis Marcell dengan menajamkan tatapannya pada Shinta.

"Marcell! Jaga ucapanmu!" Erna tak terima dan langsung membentaknya."

"Kenapa ma? Ada yang salah? Mama yang menginginkan Shinta untuk menjadi pasanganku, kan? Tapi tidak denganku. Aku tidak akan mau menerima siapapun sebagai pasanganku, kecuali orang yang aku cintai. Mama sudah menghancurkan rumah tanggaku hanya demi keegoisan. Dari awal Mama membenci Devina sebagai pasanganku, sampai mama memfitnahnya telah berselingkuh dengan teman baikku. Seperti itukah tindakanmu sebagai seorang ibu yang baik? Jika itu terjadi pada anak perempuanmu, bagaimana perasaanmu?"

Marcell sudah tidak peduli lagi dianggap anak durhaka oleh orang tuanya. Selama ini dia sudah banyak berkorban demi keluarga membela orang tua yang salah tapi apa yang didapatkannya, dia hanya menderita seorang diri tanpa ada yang peduli dengan keadaannya.

"Siapa yang fitnahmu? Aku tidak pernah memfitnahmu. Devina memang nyata-nyata sudah berselingkuh, dan foto itu sebagai buktinya. Apa kau pikir foto itu rekayasa?"

Erna tidak mau mengakui kesalahannya. Dia berpikir semua akan berjalan dengan normal sesuai dengan rencananya. Dia tidak pernah menyangka, diam-diam Marcell telah mencurigai tindakannya selama ini.

"Cuma Mama yang bisa menjawabnya, foto ini rekayasa atau benar-benar asli. Sekarang jawab saja dengan jujur. Foto ini benar-benar asli atau memang dibuat rekayasa untuk menghancurkan kehidupanku. Selama 3 tahun hidupku menderita tanpa orang yang aku cintai. Aku bahkan kehilangan bukan hanya satu orang, aku kehilangan tiga orang yang seharusnya aku lindungi, dan itu semua gara-gara Mama. Aku tidak tahu jalan pikiran Mama seperti apa, aku benar-benar tidak pernah menyangka kalau orang tuaku tega melakukan ini semua. Mama harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu, atau aku tidak akan pernah sudi menjadi anakmu."

Erna kelabakan sendiri. Dia bingung, kalau sampai Marcell tidak mengakuinya sebagai orang tua. Dari mana dia bisa mendapatkan kekayaan jika bukan dari pria itu.

"Marcell, turunkan nada bicaramu. Kamu tengah bicara dengan ibumu. Kamu tidak pantas bicara seperti itu. Biar bagaimanapun juga, Mamamu ini adalah orang yang berjasa telah melahirkan kamu, dan sekarang kamu maki-maki hanya demi perempuan itu. Tidaklah pantas Marcell, seorang anak membantah orang tuanya seperti itu."

Shinta menegur Marcell karena merasa kasihan pada Erna yang telah dihujam cacian anaknya sendiri.

"Terserah! Aku mau bicara apa saja itu bukan urusanmu! Kau tidak berhak untuk mengatur-ngaturku di sini. Kau dan mamaku itu orang yang sama. Sama-sama pendusta, sama-sama pembohong, dan sama-sama penjilat."

Shinta tidak terima dikatakan sebagai penjilat oleh Marcel dia pun terbawa oleh emosi.

"Apa kau bilang? Aku ini seorang penjilat? Kau benar-benar sudah kurang ajar ya! Aku dan ibumu tidak pernah memiliki niatan buruk terhadapmu. Selama ini aku sama Tante Erna selalu bersikap baik karena aku merasakan ke airnya butuh kasih sayang. Kamu sebagai anak laki-lakinya tidak bisa memberikan kasih sayang terhadap orang tuamu, dan di sini aku sebagai orang lain aku selalu datang untuk memberinya empati memberinya kasih sayang yang lebih agar orang tuamu tidak menderita batin. Jika kamu katakan aku sebagai penjilat Memangnya apa yang sudah kujilat darimu?!"

"Kamu bilang Mamaku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari itu? Apakah kamu tidak bisa melihat, semua yang ada di sini adalah milikku, dan aku yang memberikannya buat orang tuaku. Kasih sayang mana yang kurang dariku? Apakah selama ini Mama pernah peduli dengan keadaanku? Aku bisa mencari harta sebanyak-banyaknya, tapi jika orang tuaku tidak bisa bersyukur atas nikmat yang diterimanya maka dari situlah aku akan berhenti untuk mencarikan harta untuknya."

Teriakan Marcell sungguh menggema di ruangan dan membuat orang-orang yang ada di rumah itu langsung menghentikan aktivitasnya dan memutuskan untuk menguping.

"Selebihnya lagi Mama tidak pernah jujur padaku. Dia ingin memanfaatkan uangku saja, tanpa mau menerimaku dengan sepenuh hati. Bukannya selama ini aku yang tidak pernah merasakan kasih sayang darinya? Selama ini aku diperlakukan sangat tidak adil oleh Mama. Aku dengan adikku, sudah dianggap seperti orang lain, bahkan adikku sampai meninggalkan rumah dan lebih nyaman tinggal di asrama dibandingkan tinggal di rumahnya sendiri, dan itu karena ulah Mama."

"Cukup Marcell, cukup! Kamu nggak usah selalu nyudutin Mama. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau bertanggung jawab, karena aku tidak merasa bersalah. Semua itu aku lakukan demi kebaikanmu sendiri. Kau tidak pantas memiliki pendamping seperti Devina, makanya Mama dengan segala upaya harus bisa menghancurkan pernikahan kalian. Pernikahan yang tidak direstui oleh orang tua tidak akan pernah bisa bahagia, dan lebih baik kalau kamu tidak akan pernah bahagia bersamanya."

Marcell mengepalkan tangannya dengan rahang mengerat. Ia semakin yakin saja bahwa orang tuanya lah yang sudah maka rekayasa foto itu dengan niatan buruk ingin memisahkan dirinya dengan Devina.

"Oh jadi seperti itu anggapan Mama. Berarti benar dugaanku, kalau Mama yang sudah merekayasa foto itu?"

1
sang penikmat
cerita nya enak dan seru juga tapi typo nya mengganggu sekali
nadira ST
jangan obat tidur, obat lumpuh saja, biar gak menghina mulutnya
Rosalie Sarrah Kereh
sadis
M
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
hadech marcel ini gmna seh kok boding banget...ini loo anakmu...
aca
anak nyusain mati aja keras kepala
Aria Kenneth
si mc ngejar ngejar mulu udah tau gak di terima
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!