Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follow saya di
Ig : lv.edelweiss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Takut
Waktu seakan begitu cepat berlalu... aku dan Adrian sudah melalu banyak hal. Canda dan tawa kami seolah semakin menyatu dan mengikat. Adrian pernah bilang padaku, cintanya padaku berbeda dengan cinta-cinta yang pernah dia lalui sebelumnya. Jika dulu dia melihat cinta hanya sebatas nafsu semata, namun denganku dia melihat cinta itu adalah sebuah ketulusan. Cinta tak selamanya harus menyentuh, cukup melihat dia tersenyum saat bersama maka itu sudah lebih dari segalanya.
Adrian juga tidak pernah berpikir untuk menikah saat dia mendekati banyak wanita, namun denganku... ada banyak cita-cita masa depan yang telah dia susun jika nanti menikah denganku. Cita-cita tentang bagaimana nanti konsep pernikahan kami.. Lagu apa yang akan kami nyanyikan.
"Gimana kalau lagu Teuku Wisnu dan shireen sungkar? " Katanya pada suatu malam via telpon.
"Emang abang hafal? " Aku menahan tawa.
"Hafal kok..." sambil dia menyanyikan lagu tersebut meski banyak lirik dan nada yang 'lari'.
Aku tiba-tiba terdiam sejenak. Lama mungkin sekitar 10 detik.
"Kenapa diam? Suaranya nggak bagus ya? " Tanyanya.
"Bagus kok.. bagus..., Tapi.... " Aku tidak melanjutkan kata-kataku.
"Tapi kenapa? " Tanyanya
"Kalau misalkan kita nggak jadi nikah... " Belum selesai aku berbicara Adrian langsung memotong.
"Boleh nggak jangan bahas sesuatu yang nggak mungkin terjadi. Kenapa sih, adek selalu bahas perpisahan kita? Saat abang sedang bahas masa depan selalu yang di bahas perpisahan." Adrian terdengar marah.
"Tapi kan nggak ada yang nggak mungkin kan didunia ini. Ntah itu perpisahan karena maut atau karena hal lain.
" Dek... cobalah untuk berpikir positif tentang kita. Bahas lah yang saat ini sedang kita jalani. Abang dan adek. udah cukup. Jangan macam-macam lagi. Pokoknya abang nggak mau dengar lagi kata-kata 'Kalau kita nggak jodoh' lah, 'kita nggak jadi nikah'lah, 'gimana kalau kita pisah' lah. Pokoknya apapun yang terjadi, kita bakalan sama-sama trus. Paham? " Jelas Adrian.
"Ya udah... maaf... maaf ya.. " Aku merasa menyesal mendengar dia sebegitu marahnya.
"Iya, dimaafin. Tapi jangan diulangi lagi ya. Sakit hati abang dengarnya. Adek mau abang mati?" Dia bertanya dengan suara sedih.
"Loh, kok bahas mati sih? Jangan ngomong aneh-aneh deh. " Aku balik marah.
"Habis adek duluan kan yang bahas perpisahan. Nih abang bilang, abang kalau nggak sama adek, bagus abang mati aja. Adek gimana kalau nggak ada abg? " dia berbalik tanya
"Yah... adek tetap melanjutkan hidup adek lah... " Aku menahan tawa dan air mata seperti orang gila.
"Jahat banget... " Adrian kecewa.
"Bercanda... Tadi katanya nggak mau bahas perpisahan. Sekarang justru abang yang bahas. " Aku lempar batu sembunyi tangan.
Ya udah, sana... tidur. Jangan lupa mimpiin abang ya? " Dia tertawa.
"Hmmm Dasar! Nggak mau... " aku pun tertawa..
Yah, semoga saja apa yang aku khawatirkan tidak terjadi. Melihat Adrian seserius itu justru membuatku takut. Akankah dia mampu menerima takdir terburuk yang bisa saja menimpa hubungan kami? Atau aku, apakah aku bisa menerima jika takdir buruk itu sungguh akan terjadi.? Apakah ini hanya over thingking-ku saja seperti yang Adrian katakan. Tak mudah memang untuk menghapus begitu banyak kenangan yang sudah kami lalui. Namun aku yakin, kekuatan cinta itu mampu menghadirkan keajaiban-keajaiban.
Aku menutup buka catatan. Lalu melihat foto kami yang sudah ku bingkai di atas meja rias. Adrian pernah bilang, foto ini nanti akan menjadi foto praweding kita. Aku pun tersenyum saat mengingat kata-katanya. Arunika, kau mengamininya kan?
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..