NovelToon NovelToon
Air Mata Istri

Air Mata Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat / Suami amnesia / suami ideal / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mawar Hitam Berduri

Fatimah gadis yatim piatu, dia dinikahi oleh Yusuf pengusaha muda dan tampan. Namun dia mengalami banyak sekali konflik rumah tangga mulai dari ibu mertuanya yang tidak menyukai dia. Dia juga divonis sulit hamil karena dia menderita PCOS. Hingga datanglah Gea teman masa kecil Yusuf yang merupakan calon menantu idaman ibu mertuanya. Bagaimana nasib pernikahan Fatimah? Mungkinkah Yusuf tergoda dengan Gea perempuan di masa lalunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Hitam Berduri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Dihapus dari Kartu Keluarga

[CKLEK!]

Pintu unit apartemen terbuka.

"Ma, Al?"

"Kaget ya?"

Yusuf tersenyum masam.

"Gimana kamu udah pikirkan tawaran mama buat nikah lagi?" Celetuk Desi berjalan memasuki unit apartemen tempat tinggal Yusuf bersama istrinya.

"Ma, sampai kapanpun. Yusuf nggak akan nikah lagi sama wanita lain, cukup Fatimah menjadi istri sah Yusuf," tegas Yusuf.

"Kamu tahukan konsekuensinya?" Desi menatap Yusuf.

"Yusuf sudah yakin dengan konsekuensi yang diterima. Mama tenang aja, kalau semua fasilitas yang dari keluarga ini, Yusuf bakalan balikkin termasuk unit apartemen ini."

Desi tersenyum mengejek. "Demi wanita mandul aja kamu rela begitu, Suf. Bahkan kamu mulai durhaka sama mama kandungmu sendiri."

Fatimah mendengar suara keributan di balik tembok ruang tengah. Dia langsung turun dari sofa. Dia berjalan tertatih-tatih menuju ke sumber suara kegaduhan itu.

"Kayak suara mama Desi," gumam Fatimah.

Fatimah menyambut kedatangan ibu mertuanya. Dia berjalan ke ibu mertuanya.

"Ma," Fatimah meraih telapak tangan kanan Desi untuk bersalaman, namun seketika Desi menepiskannya, hingga Fatimah jatuh dalam pelukkan Yusuf.

"Mama nggak sudi telapak tangan dicium sama wanita kayak kamu. Bahkan aku nggak sudi mengakui kamu sebagai menantu keluargaku! Kamu hanya aib buat keluarga ini! DASAR WANITA MANDUL!" Tegas Desi, dia menaikkan nada suaranya.

"Ma, Fatimah habis sakit. Kenapa mama tega sama menantu mama sendiri?" Ujar Yusuf. Dia berusaha melembutkan suaranya di hadapan ibunya.

"Mama nggak pernah punya mantu mandul kayak dia! Udahlah, kamu tinggalin wanita penyakitan dan mandul ini, Yusuf! Mama malu punya menantu kayak dia! Udah nggak jelas latar belakangnya! Apa sih yang kamu pertahanin dari wanita kayak dia?! Apa jangan-jangan kamu dipelet sama wanita ini?!"

"Mas, udah. Dia mama kandungmu, jangan terpancing emosi," Fatimah berusaha menenangkan Yusuf.

"Kamu Fatimah!" Desi menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah muka Fatimah. "Nggak usah banyak drama! Kamu senengkan kalau seorang ibu bermusuhan sama anaknya! Pantas aja kamu nggak jadi wanita mandul! Karena kamu sudah merebut dan memisahkan antara ibu dengan anaknya!"

[PLAK!]

Desi menampar Fatimah di hadapan Yusuf.

"Ma, Fatimah istriku. Dia adalah pilihanku! Jangan pernah sakiti Fatimah, Ma!" Yusuf meninggikan nada suaranya.

"Udah, Mas. Aku nggak kenapa-napa. Mungkin mama benar, kalau aku itu nggak berguna, Mas. Aku ikhlas mas kalau kamu menikah lagi," ucap Fatimah, tersenyum walau terluka dalam hati. "Mas, sebaiknya nurut aja sama mama. Karena surga seorang pria atau suami ada di kaki ibunya, bukan istrinya," dia menahan air matanya di kedua pelupuknya. Dia merasa sesak di dadanya.

Yusuf menatap Fatimah. "Aku nggak bakalan menduakan kamu, Sayang. Karena menikahimu, bukan menjadikan kamu sebagai wanita pabrik penghasil anak. Aku juga takut nggak bisa adil kalau memiliki lebih dari satu istri."

"Yaudah, kalau itu keputusan kamu Yusuf. Mulai sekarang kamu bukan anakku! Mama ingin besok unit apartemen ini udah kosong!" Desi kesal. "Ayo, Al. Kita pergi dari sini, nggak usah lama-lama!"

"Iya, Tan."

Yusuf mengandeng erat tangan Fatimah, dia bisa melihat hati Fatimah terluka karena ucapan ibunya.

"Dasar anak durhaka! Menantu durhaka!" Omel Desi, dia berjalan dengan emosional bersama Alicia.

Alicia hanya diam saja, dia tidak ingin ikut campur masalah tantenya. Apalagi dia masih kepikiran soal Argantara.

"Gimana caranya kamu suka sama aku, Mas?" Pikir Alicia. "Apa aku harus jadi seperti dia?" Helaan napas beratnya.

*

Yusuf menatap Fatimah.

"Sayang, maafin mamaku ya."

"Iya, nggak apa-apa, Mas."

Yusuf memeluk Fatimah. Dia menatap wajah Fatimah. "Aku akan setia bersamamu, bahkan aku nggak bakalan ninggalin kamu, Sayang," batinnya.

Yusuf mengusap lembut rambut panjang Fatimah. Dia merasa gagal menjadi suami.

"Sayang, kamu nggak masalahkan, kalau kita pindah ke rumah yang lebih kecil?" Yusuf melepaskan pelukkannya, dia menatap wajah sendu Fatimah.

"Aku nggak masalah, Mas. Mau besar atau kecil, bagiku ketenangan dan kenyamanan yang perlu ada di rumah itu," ucap lembut Fatimah, senyuman bagaikan mawar merah merekah.

"Maaf ya, sayang," Yusuf menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah Fatimah. "Sungguh, aku beruntung Allah telah mengirimkan bidadari tak bersayap sepertimu, Fat," batinnya, dia mendekatkan kedua ujung hidung diusap-usapkan lembut.

Kecupan singkat Yusuf di kening Fatimah. Dia menatap wajah Fatimah penuh dengan keteduhan jiwa. Dia merasa Fatimah rumah ternyaman yang pernah dia temui.

"Ya Allah, cinta-Mu begitu besar. Hingga membuatku bertemu dengan pria terbaik sebagai imam dalam keluarga kecil kita," Fatimah mengumam dalam hati kecilnya. "Hingga cinta-Mu membuatku bertemu dengan pria seperti mas Yusuf," batinnya.

"Sayang, kita pasti bisa berjuang dari nol," ucap Yusuf.

"Iya, Mas. Pasti kita bisa melewati ujian ini dengan baik," balas Fatimah.

*

"Vika, tungguin aku!"

"Males aku sama kamu, Ga. Ngaku-ngaku jadi calon suamiku," sewot Vika.

"Yaelah, aku cuman bercanda, Vik."

"Nggak lucu, Ga. Keterlaluan kamu!"

"Vik, please donk, jangan marah."

"Ngomong sama angin!"

Vika mempercepat langkah kedua kakinya, "Taksi!" Dia seketika menghentikan mobil taksi.

"VIKA!"

Vika masuk ke taksi. "Sumpah nyebelin banget Argantara! Bikin ilfil aja tuh orang!" Dengus kesal, dia duduk di bangku belakang taksi.

Argantara tidak mampu mengejar taksi. "Astaga, tuh anak bener-bener kepala batu. Emang salah aku mencintainya?" Desisnya.

*

Di rumah singgah, Nisa merasa sedih. Dia duduk di atas ranjang kamarnya.

"Kenapa aku harus ada rasa sama kamu, Mas?" Batin Nisa. "Harusnya aku nggak pernah punya perasaan seperti ini sama kamu. Ini rasanya bener-bener sakit, harus mencintai bertepuk sebelah tangan."

Nisa melamun, dia merasa hancur, ketika melihat Argantara mengenal seorang perempuan cantik sebagai calon istrinya.

Vika tak kuasa menahan air matanya, dia tak mampu melihat pria yang dia cintai secara diam-diam harus bersama wanita lain.

*

"Loh... kok mas Argantara sama si Vika?"

Alicia tak sengaja stalking instagram Argantara. Dia melihat Argantara membagikan moment di instagram story-nya.

"Ih...nyebelin banget!" Kesal Alicia, dia cemburu melihat beberapa insta story Argantara bersama Vika.

Alicia membanting ponselnya di atas kasur.

"Sumpah, nyebelin banget! Apa sih kelebihan dari wanita itu?!"

Alicia mulai kesal, dia tak bisa menahan amarahnya.

"Pokoknya, aku nggak akan nyerah demi dapat mas Argantara! Dia harus jadi milikku! TITIK!"  Ucap Alicia, melipat kedua tangannya di dada. "Lihat aja, aku Alicia Letucia, akan membuatmu mencintaiku selamanya!"

*

Pukul 06.00 pagi, Yusuf dan Fatimah sudah mengemasi barangnya ke dalam koper. Mereka akan sementara tinggal di hotel.

"Mas, kenapa kita nggak langsung cari kontrakan atau kos aja, biar hemat uang," ujar Fatimah.

Yusuf menatap Fatimah. "Ya, kita butuh waktu sekitar dua hari sayang. Karena nggak semudah itu nyari yang sesuai budget kita."

"Iya, sih, Mas."

[TING!]

Notif pesan chat whatsapp masuk.

"Siapa, Mas?"

"Ini temenku, dia ada rumah kontrakan daerah deket pasar senin. Harganya juga sesuai budget kita sayang."

"Alhamdulillah, kalau gitu mas. Terus kita juga udah nemu gerobak buat jualan mie ayam keliling."

"Tapi, mas Yusuf nggak gengsi?"

"Ngapain gengsi sayang. Kalau kita gengsi, nggak bakalan bisa makan sayang. Insyaallah usaha kecil kita berkah sayang."

"Emang mas Yusuf bisa bikin mie ayam?"

"Bisa, dulu mas pernah belajar bikin mie ayam bareng almarhumah oma."

"Syukurlah, Mas." Fatimah tersenyum. "Nanti Fatimah bakalan bantuin mas buat jualan."

"Udah, kamu di rumah aja sayang, kamu harus sembuh dulu," ucap Yusuf.

"Aku udah nggak kenapa-napa mas. Kalau aku diem nggak ngapa-ngapain malah yang ada aku bosen."

"Yaudah, ntar terserah kamu sayang. Tapi kamu yang ringan-ringan aja," ucap Yusuf. "Aku nggak mau kamu kecapean sayang."

"Makasih, Mas."

Fatimah reflek memeluk Yusuf.

"I LOVE YOU SAYANG!" Bisik Yusuf.

"I LOVE YOU TOO!" Balas Fatimah.

*

1
Susi Raghisa
euh pada egois semua..
Susi Raghisa
pasti nanti disuruh cepet nikah sama ulat keket..kayanya aku ga rela deh kalau sampe bener sku mundur deh bacanya..maaf ya kaka bukan ga menghargai karya kaka..karya kaka bagus ko saya suka tp kakau ada poligami maaf.
Mawar Hitam Berduri: Di tunggu saja episode lanjutannya. . .Terima kasih atas jejak komentarnya 🙂☺️
total 1 replies
Muhammad Bagus
kek sinetron ikan terbang

tokoh jahat dibuat lebay jahatnya
tokoh baik dibuat lebay baiknya
Mawar Hitam Berduri: terima kasih atas komentarnya, tapi lebih baik buat baca sampai tamat, karena setiap cerita punya alurnya masing-masing. 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!