NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di suruh nyanyi

Geby memukul perutnya Doni karena lelaki itu minta maaf kepada sopir misterius tersebut.

‘’Kok kamu yang minta maaf sih, dia juga emosi sama kamu. Dih! Gampang banget minta maaf’’ kata Geby yang tak suka.

Mendengar itu rasanya Johan ingin meremas-remas mulutnya Geby. Harusnya yang di sumpal itu mulutnya Geby, mungkin kalau Mery mengetahui hal ini Johan bisa bilang begitu. Siap-siap saja karet yang banyak.

( Haduh..Geby sama si dodol, eh Doni jahat banget sih, kok bisa gitu sih mereka. Punya kelakuan yang biadab, kasihan kan Mery. Dia orang yang baik dan tulus kok bisa hidup sama manusia medel bak sampah yang isinya sampah kotor serta belatung! ) batin Johan yang merasa kasihan kepada bosnya.

Tak lama kemudian mereka berhenti di area mall.  Johan masih bisa mengendalikan diri dan terus memantau sepasang kekasih itu yang baru masuk ke sebuah restoran.

Kepenginnya sih mengikuti mereka itung-itung sedang melakukan pengintaian, tapi masih ada panggilan order lain  yang harus dikerjakannya malam ini juga.

‘’Yang penting sekarang aku sudah tau apa tujuan mereka, aku harus berhati-hati sama mereka berdua yang ternyata sangat kejam. Sama kakak tirinya aja begitu apalagi sama saya, hih....atut..’’ ucap Johan pada dirinya sendiri.

Johan melajukan mobilnya melanjutkan untuk mencari uang tambahan supaya bisa beli sarapan besok pagi. Semoga saja malam ini mendapat rejeki nomplok.

Dinginnya angin malam semakin menusuk tulang, Johan keluar dari mobil dan berjalan ke sebuag gang kecil walaupun ia merasa kedinginan, untung saja dia memakai sweater yang sedikit robek tapi masih lumayan di pakai.

Bau yang semerbak dari selokan atau got mengiringi Johan menelusuri gang tersebut, ia mencoba menutup hidung tapi masih saja tercium bau dari selokan itu.

‘’Hah! wanginya minta ampun deh!’’ Johan menggerutu sambil berjalan.

Melihat pintu rumah yang masih terbuka, mungkin Intan belum tidur dan lampunya juga nampak terang benderang, ia terus melangkah mendekat.

Saat masuk ia melihat Intan duduk sambil menundukan kepalanya, perempuan itu menoleh ketika Johan menghampirinya dan langsung memeluk lelaki itu.

‘’Intan! Ada apa? kok sedih sih kamu?’’ tanya Johan.

‘’Ibu, dia sedang sakit mas’’ balas Intan yang matanya masih sembab.

Johan merasa hidupnya terlalu berat untuk di jalani, cobaan demi cobaan silih berganti. Ekonomi sedang sulit masih saja di coba dengan kondisi keluarga yang bisa di bilang tidak pernah menyenangkan.

‘’Emang ibu sakit apa Tan? Bukannya ibu gak pernah makan enak. Harusnya sakitnya itu yang biasa-biasa saja lumrahnya norang miskin gitu loh. Seperti masuk angin, pilek, sakit gigi atau mencret. Jadi kalau beli obat bisa di apotek atau minum jamu.’’ Kata Johan yang entah apa maksud omongannya itu.

‘’Ibu kena stroke mas’’ jawab Intan yang nampak bersedih.

‘’Loh, malah ini kena stroke segala, meski gejala ringan tetep aja nginep di ruma sakit, kan? Mending nginep di hotel atau villa!’’ balas Johan yang sedang sedeng otaknya.

‘’Mas! Aku juga mau kalau nginep di hotel, kamu sih!’’ sahut Intan.

‘’Loh, kok jadi aku sih?’’ ucap Johan bingung.

‘’Iya lah! Coba aja kalau mas Johan datang lebih cepat atau kemarin datangnya.’’ Jawab Intan.

‘’Aku juga lagi musmet mikir kejar setoran, eh ngejar duit. Bukan ngejar bus apalagi ngejar janda kaya!’’ sahut Johan.

Johan merasa kasihan, tapi juga pusing. Ingin marah takut salah, kenapa ia baru kesini? Kenapa gak dari kemarin aja datangnya.

‘’Terus ini gimana TAN? Aku juga bingung gak punya uang banyak mana biaya rumah sakit mahal! Gak punya asuransi? Gak punya kartu ajaib? Duh...dompet juga isinya cuma sedikit!’’ gerutu Johan yang bingung.

‘’Aku juga pusing mas, kamu juga jangan sampai kena stroke dong!’’ kata Intan.

Johan malas berdebat dan langsung memutar badan, ia mencari dinding tembok. Tangannya mengepal lalu memukul tembok dengan sangat keras, ‘’bugh..!!!’’.

‘’Stop! Mas. Tangan mas Johan bisa sakit atau kecengklek baru tau rasa!’’ ucap Intan sambil memegangi lengan Johan dan memeriksa jari lelaki itu yang terlihat sedikit memar.

‘’Tuh kan, apa aku bilang!’’ komentar Intan.

‘’Halah! Kamu itu bukan dokter, jadi gak tau sakitnya ini. Tangan ini gak seberapa sakitnya di banding hatiku tau!’’ kata Johan mengomel dan pergi.

‘’Mas! Mau kemana kau?’’ tanya Intan.

‘’Ya, mau ngurus adminitrasi lah! Emangnya ibu gratis apa!’’ jawab Johan.

Johan merasa kesal, karena ia sellau menanggung ketika ada masalah, biaya rumah sakit pasti mahal, uangnya hanya cukup untuk biaya awal saja.

Esok harinya Johan berangkat kerja, matanya seperti panda karena ia kelelahan. Namun ia tetap harus berangkat kerja. Sesampainya di kantor ia bertemu Mery.

‘’Kamu mandi gak sih? Kenapa kamu kusut banget kayak kesed?’’ tanya Mery karena melihat Johan tidak fres atau tidak gokil dan bersemangat.

‘’Aku mandi kok Bu! Cuma emang wajahku butuh di tempelin koyok merah yang gambarnya pak karno sama pak hatta’’ jawab Johan.

‘’Emang ada yah koyok seperti itu?’’ tanya Mery yang gak tau.

‘’Ada kok Bu. duit seratus ribu!’’ jawab Johan tegas.

Mery menatap tajam, ia ingin mengeluarkan sinar lasernya tapi gak jadi. Percuma saja karena Johan memang begitu, setelah pabriknya tidak bisa di update dan di perbarui.

‘’Sudahlah, capek! Tolong kamu carikan joblist di ruang dokumen buat staff admin. Soalnya siang ini adikku Geby mau belajar kerja part time di sini!’’ ucap Mery menyuruh Johan.

‘’Kerja part time! Apa ibu yakin?’’ tanya Johan yang kelihatannya terkejut.

‘’Emang kenapa? Apa kamu keberatan?’’ Mery menatap tajam kepada Johan.

( Saya keberatan sekali Bu! KEBERATAN!!!. Huh..andai saja aku bisa mengatakan yang sejujur-jujurnya..) batin Johan sambil berusaha membungkam mulutnya agar tidak ceplas-ceplos.

‘’Kok diam? Perasaan saya kok jadi gak enak! Pasti kamu keberatan kan sama Geby?’’ kata Mery.

‘’Eng...gak kok Bu, saya Cuma..’’ balas Johan.

Sorot mata Mery mendeteksi dan meneliti apa yang ada di mata Johan, mencari apa yang sedang di sembunyikan oleh lelaki itu.

‘’Saya cuma pengin nyanyi aja biar semangat kerjanya. Saya juga mendukung semua keputusan bu Mery yang cantik ini’’ kata Johan berbohong.

‘’Kalau begitu...’’ Mery tau kalau Johan menyembunyikan sesuatu tapi entah itu apa. ‘’saya pengin denger kamu nyanyi balonku ada lima sekalian siapkan jadwal hari ini. Dan satu lagi! Jam sepuluh saya ada konsultasi sama dokter buat cek pergelangan kaki saya!’’ kata Mery lagi.

Johan sontak terperanjat, dia di suruh nyanyi beneran padahal ia hanya bergurau pada wanita itu. kenapa gak sekalian aja di suruh konser supaya mendapat saweran.

‘’Iya Bu, saya siapin jadwalnya’’ kata Johan.

‘’Eits..tapi sambil nyanyi loh! Ayo nyanyi? Aku pengin denger suara merdu kamu!’’ balas Mery dengan sorot mata yang tajam.

BERSAMBUNG....

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!