Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next story • \=\=\=\=\=\=\=\=

"Lo mau bawa gue kemana, ini bukan jalan ke kontrakan gue deh" ucap Arlleta

"Udah diam, Lo nikmati aja perjalanannya" sahut Barra

"Ngomong terimakasih Lo udah bawa gue ke rumah sakit" ucap Arlleta

"Hmmm" balas Barra

Sepanjang perjalanan tidak ada suara apa-apa dari Arlleta maupun Barra, Arlleta sibuk dengan pikirannya Barra hanya fokus pada jalanan yang kini ia tempuh.

"Kita udah sampai ayo turun" ucap Barra

"Ini tempat apa, hutan gini lo nggak lagi mau macam-macam dengan gue kan" ucap Arlleta.

Barra tersenyum lalu menjitak keningnya Arlleta hingga ia mengaduh kesakitan.

"Awww... Sakit tahu" ucap Arlleta.

"Jauhin pikiran negatif lo, ayo turun dulu" Barra merentangkan tangan kanannya untuk membantu Arlleta turun dari motor sportnya.

Arlleta sudah turun dari motor sport Barra tiba-tiba Barra menutup mata Arlleta dengan sapu tangannya.

"Eh mau lo apaain gue" ucap Arlleta

"Tenang aja okey, rileks ikuti instruksi gue" Ucap Barra

Barra menuntun Arlleta berjalan hingga sampai di suatu titik dimana terdengar suara air jatuh dengan intensitas banyak.

"Suara ini" ucap Arlleta

"Lo akan tahu nanti, bentar lagi sampai ayo jalan terus" Sahut Barra.

Arlleta hanya menganggukkan kepalanya karena sejauh ini Barra tidak berbuat macam-macam maka ia percaya dengannya.

"Nah udah sampai Lo bisa buka mata lo sekarang"

Saat Arlleta melepaskan penutup matanya perlahan ia melihat pemandangan di depannya yang sangat luar biasa. Air terjun dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi tapi dapat menjernihkan pikiran.

"Wow tempat ini keren banget" Arlleta menatap Air terjun itu dengan rasa syukur.

"Ya tempat ini adalah tempat gue menyendiri menenangkan pikiran" Ucap Barra

"Tapi disini sepi, padahal tempat ini sangat bagus" sahut Arlleta melihat ke sekeliling.

"Karena tidak banyak yang tahu tentang air terjun ini"

"Terimakasih lo udah bawa gue kesini, ternyata lo juga punya sisi yang berbeda dari yang orang lain bicarakan"

"Hmm.. Itu karena Lo nggak kenal siapa gue" ucap Barra

"Tapi boleh nggak gue minta kalung gue Bar, gue nggak bisa kehilangan kalung itu meskipun harganya nggak seberapa tapi kenangannya tidak bisa di gantikan" ucap Arlleta membujuk Barra.

"Gue nggak bawa kalung lo saat ini. Kenapa segitu berharganya apakah itu pemberian dari cowok lo" sahut Barra berbohong padahal kalung itu ada di tubuhnya.

"Lo nggak akan ngerti, kalung itu pemberian nenek gue yang udah besarin gue dan ngerawat gue hingga akhir hayat gue menghargai pemberiannya karena ia senang jika gue yang memakai kalung pemberiannya itu" balas Arlleta dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue ngerti perasaan lo, karena gue sama seperti lo yang dibesarkan oleh kakek dan nenek tanpa kedua orang tua" ucap Barra.

"Jadi kapan Lo akan kembaliin itu kalung sama gue" tanya Arlleta.

"Nantilah kalungnya tinggal di rumah kalau lo mau main ke rumah gue sih nggak apa-apa" ucap Barra sambil menyeringai.

Arlleta melihat seringai Barra membuat bulu kuduknya merinding, ia dan Barra menikmati pemandangan air terjun jujur Arlleta merasa senang dengan suasana tenang yang ada di sekitar air terjun.

"Udah sore ayo balik" Ucap Barra

"Hmmm... Tapi Lo nggak nutup mata gue lagi kan" tanya Arlleta

Barra hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Arlleta. Dimata Barra begitu mengemaskan nya Arlleta saat ini, hati Barra menghangat dibuatnya.

Barra memang telah menyukai Arlleta sejak pertama kali mereka bertemu saat Barra hampir menabraknya rasa suka itu muncul dan kini telah hadir rasa sayang di hati Barra tanpa Arlleta sadari.

\=\=\=\=\=\=\=\= • Di tempat lain • \=\=\=\=\=\=\=\=

Tepatnya di markas Iron Lions tepatnya rumah mewah milik Barra, tiga pria itu tengah bermain dengan ponselnya mereka melakukan Mabar.

"Ais kalah lagi" ucap Bastian

"Kau tidak akan menang melawan ku" ucap Gabriel.

"Oh ya, tadi Lo pergi kemana Leon pas pulang lo nggak lihat boss dekatin Arlleta" ucap Bastian

"Gue di kelas ambil ponsel gue ketinggalan di laci"Jawab cepat Leonardo berkilah.

"Menurut lo kemana Barra bawa itu cewek"tanya Bastian

"Kalau kata gue sih paling ke mall, cewek kan suka di ajakin belanja barang mahal" Ucap Gabriel

"Kalau feeling gue sih nggak soalnya Arlleta beda sama cewek kebanyakan" Ucap Leonardo.

"Nah gue baru kali ini lihat Barra seperti itu sama cewek biasanya bodoh amat" ucap Bastian

"Itu lah kekuatan cinta lo bakalan merasakan jatuh cinta jika lo udah ketemu seseorang yang tepat" ucap Leonardo

"Lo ngomong udah kayak pakar cinta aja Leon" ucap Gabriel

"Ngomong-ngomong gue lapar nih, delivery makan kek" ucap Bastian

"Nah iya gue yang pesan lo mau apa!" tanya Gabriel

"Gue Pizza deh dobel cheese" ucap Bastian

"Gue pesan beef burger" ucap Leonardo

"Ya udah, gue pesani" ucap Gabriel.

\=\=\=\=\=\=\=\= • Sementara itu • \=\=\=\=\=\=\=\=

Orang yang mereka bicarakan sedang menyusuri jalan ibu kota hingga Barra berhenti di sebuah gerai Ice cream dan itu membuat mata Arlleta berbinar.

"Lo ngajakin gue makan Ice cream" tanya Arlleta.

"Iya yuk masuk" ucap Barra, menarik tangan Arlleta memasuki gerai Ice cream.

Arlleta melihat tangan Barra yang menggenggam tangannya ada perasaan yang berbeda yang ia rasakan hanya dengan sentuhan Barra.

"Pesan yang lo mau" ucap Barra pada Arlleta

"Apa ini traktiran, gue bisa kok bayar sendiri" ucap Arlleta

"Pesan aja, uang lo simpan aja gue yang traktir kali ini" ucap Bara

"oke, lo mau rasa apa" tanya Arlleta

"Lo pesanin aja apapun yang lo pesan gue pasti makan" ucap Barra

Barra mencari tempat duduk yang berada di pojokan dan dengan view yang menghadap keluar gerai ice cream itu.

Tak lama Arlleta datang dan duduk di depan Barra, saat melihat pesanan yang di pesan oleh Arlleta kening Barra sedikit berkerut.

"Lo nggak pesan Ice cream" tanya Barra pada Arlleta.

"Pengen sih tapi gue nggak bisa makan Ice cream yang mengandung susu" ucap Arlleta.

"Kenapa!" Tanya Barra penasaran.

"Gue alergi sama susu" ucap Arlleta sedikit gugup.

"Ya sudah lo tunggu disini, gue yang pesan ice cream untuk lo" Ucap Barra meninggalkan Arlleta di meja sendirian.

Barra kembali ke meja kasir dan ia seperti sedang bicara dengan orang yang membuat ice cream itu, Entah apa yang di bicarakan Barra kembali ke meja tempat Arlleta berada dengan membawa sandwich dan beberapa potong cake.

"Lo tunggu ya, ice creamnya sedang di proses ice cream tanpa susu" ucap Barra

"Lo kenapa sampai repot sih,kalau memang nggak ada nggak apa-apa gue bisa minum softdrink aja kok" ucap Arlleta

"Jangan sungkan kan gue udah janji mau traktir lo, dan ini makan cake coklat yang tadi lo tanyain tapi nggak jadi Lo pesan"

'Lo tahu harga sepotong cake itu mahal banget makanya gue nggak jadi pesan' ucap Arlleta dalam hatinya.

...****************...

...****************...

...****************...