Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Tegas.
Sepanjang Vanisa mengeluarkan semua isi hatinya. Arvin hanya diam saja yang melihat kehancuran dalam diri wanita itu.
"Aku sama sekali tidak bersalah Arvin. Lalu kenapa kalian harus menghakimiku seperti ini," ucapnya lagi dengan suara rendah yang tampak benar-benar sangat lelah dengan keadaannya.
"Aku ingin kita berpisah. Aku mohon tolong ajukan perceraian untukku," ucap Vanisa.
Kalimat itu juga di dengar Arvin tadi malam. Vanisa sudah memiliki peningkatan yang tinggi sampai berani meminta cerai.
"Apa kau lupa Vanisa, bahwa tidak di perbolehkan pihak wanita mengajukan perceraian apapun alasannya," ucap Arvin yang benar-benar tidak akan melepas Vanisa.
Vanisa mendengarnya mengepal tangannya.
"Mau sampai kapan hah!"
"Mau sampai kapan kau menahan ku, sampai dia kembali dan setelah itu baru kau membuang ku?" tanya Vanisa dengan menekan suaranya yang benar-benar merah dengan Arvin.
"Kamu tidak pernah menunggu terlalu lama lagi Arvin. Karena dia sudah kembali," ucap Vanisa menekankan yang membuat Arvin mengerutkan dahi.
"Kamu bilang apa?" tanya Arvin.
"Kamu jangan pura-pura tidak tahu. Kamu pasti sudah tahu kalau dia kembali. Kalau begitu jangan pernah menahan ku untuk mengakhiri semua ini. Apa aku harus memohon, bersujud padamu untuk melepaskan ku," ucap Vanisa yang memang sekarang di tahap pasrah.
"Vanisa ini bukan saatnya untuk membicarakan perpisahan. Kita akan bicara nanti," ucap Arvin berlalu dari hadapan Vanisa.
"Karena kamu sedang tahap pemilihan dan kamu takut media akan mengetahui semua ini?" langkah Arvin terhenti ketika mendengar dugaan Vanisa.
"Aku tidak akan mengungkapkan apapun pada media, tapi aku mohon tolong lepaskan aku," ucap Vanisa yang terdengar begitu lirih yang tampak putus asa yang hanya ingin bisa keluar dari lingkaran kehidupan Arvin.
Arvin yang ternyata tidak menjawab apapun dan melanjutkan langkahnya.
"Arvin!" panggilan dari Vanisa benar-benar dihiraukan Arvin. Dia sama sekali tidak peduli dengan aduan wanita yang putus asa itu yang hanya ingin hidup bebas sebentar saja.
****
Karena takut jika Sarah akan mengungkapkan pernikahan Arvin dan Vanisa ke media yang membuat keluarga Ronald yang mau tidak mau mengadakan acara pertemuan dua keluarga besar dan termasuk ada Vanisa dan Arvin yang menjadi tokohnya di sana. Bukan hanya itu ada juga Mitha dan Mohan.
Mereka semua yang tampak berkumpul di meja makan yang baru saja menyelesaikan makan mereka karena dalam makan itu tidak ada yang boleh mengobrol.
"Saya juga sangat kecewa dengan tindakan kalian yang membuat spekulasi media beranggapan jika Vanisa hanya seorang babysitter," sahut Daniel walau dia hanya Ayah sambung Vanisa. Tetapi pria itu masih peduli kepada anak bawaan dari istrinya.
"Keluarga kami juga keluarga terhormat. Bagaimana mungkin Nyonya Lara bisa mengambil tindakan seperti ini," lanjutnya.
Sarah tampak menyunggingkan senyumnya yang merasa puas melihat besannya itu tampak tidak berkutik sama sekali.
"Tuan Daniel seperti apa yang baru saja saya katakan. Ini semua hanya kesalahpahaman saja. Bukankah kita akan tetap menyembunyikan pernikahan ini dan ini hanya untuk menjaga pemikiran masyarakat jika Arvin tidak berselingkuh dan bukankah kita semua masih menunggu Angela yang menjadi istri Arvin sesungguhnya," sahut Ronald yang secara terang-terangan yang membicarakan Angela dan sementara Vanisa ada di sana.
"Kalian terus saja mengatakan Angela. Jika bukan karena Vanisa anak saya tidak akan menjadi korban dari kalian yang hanya memerlukan nama baik," sahut Sarah dengan kesal.
"Tapi semua ide itu berasal dari kamu," sahut Lara.
"Lara jangan berbicara apapun!' tegur Dharma orang yang paling disegani di sana.
"Tindakan Lara memang sangat melewati batas. Minta maaf Lara pada kedua orang tua Vanisa dan kamu harus klarifikasi untuk memecahkan isu masyarakat bahwa Vanisa bukan babysitter dari Mahira!" tegas Dharma yang untung saja berpihak netral.
Sarah mendengar hal itu tersenyum yang pasti sangat puas melihat Lara akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
"Pah. Aku melakukan semua ini demi nama baik keluarga ini dan jika aku kembali melakukan klarifikasi yang adanya masyarakat akan berpikir semakin jauh dan akan menyimpulkan jika Arvin dan Vanisa benar-benar memiliki hubungan. Papa harus tahu bagaimana media yang akan mengorek-ngorek semua ini!" tegas Lara yang masih saja mencari pembelaan.
"Arvin kamu bertanggung jawab dengan kecerobohan yang kamu lakukan?" tanya Dharma.
"Aku akan bertanggung jawab. Aku yang akan bicara pada media agar mereka tidak berpikir siapa Vanisa," sahut Arvin dengan tegas.
"Bagus. Jadi masalah ini sudah selesai. Sekali lagi kami memohon maaf kepada keluarga kalian dan termasuk kepada kamu Vanisa," sahut Dharma.
"Saya menerima semua ini," sahut Vanisa.
Cukup mengejutkan bagi orang-orang yang ada di sana bahwa Vanisa bisa mengeluarkan suara yang tahu hal itu emang hanya Arvin dan Sarah Sarah bahkan belum mengatakan kepada suaminya.
"Vanisa kamu bisa berbicara?" tanya Mitha yang tampak begitu schok. Lara dan Ronald juga saling melihat.
"Arvin tidak perlu lagi memberikan klarifikasi apapun kepada media mengenai siapa saya. Saya sudah memutuskan untuk berpisah dari Arvin," ucap Vanisa secara tiba-tiba yang membuat Arvin menoleh ke arahnya.
Orang-orang ada di meja makan itu juga terkejut dan terutama dengan Sarah. Walau Lara tidak menginginkan Vanisa sebagai menantunya dia dan suaminya juga kaget.
"Vanisa apa-apaan kamu," Arvin mencoba menegur istrinya itu yang mana mereka sebelumnya sudah membahasnya dan tidak ada persetujuan dari Arvin.
Vanisa yang tiba-tiba mengeluarkan map dari dalam tasnya dan menyerahkan kepada Mitha.
"Tolong bantu saya untuk menyelesaikan pernikahan ini. Kak Mitha jadilah pengacara saya," ucap Vanisa.
"Vanisa apa yang kamu bicarakan? kenapa tiba-tiba seperti ini?" tanya Mitha.
"Saya tidak ingin terlibat lagi dengan keluarga ini," jawab Vanisa.
"Vanisa hentikan omong kosong kamu dan jangan mengambil tindakan sesuka hati kamu!" tegas Sarah yang pasti tidak setuju.
"Tolong untuk kali ini saja. Mama membiarkan Vanisa memilih jalan sendiri," ucapnya dengan tegas.
"Vanisa jangan karena hanya klarifikasi yang salah tangkap membuat kamu jadi sensitif dan tersinggung seperti ini sehingga punya pikiran untuk mengajukan perceraian. Vanisa kamu harus melihat situasi, mau melakukan perceraian secara diam-diam, tetapi situasi saat ini media dan pesaing Arvin berlomba-lomba untuk mencari tahu. Jadi jangan mencari masalah sebelum Arvin selesai melakukan pemilihan!" tegas Lara yang pasti tidak ingin mengambil resiko atas karir putranya.
"Jika Mama juga mencegah saya untuk mengambil keputusan ini. Maka secara terpaksa saya sendiri yang akan bicara kepada media bahwa saya adalah istri Arvin yang sudah dinikahi 3 tahun lalu!" tegas Vanisa yang benar-benar sangat berani memberikan ancaman yang membuat mata Lara melotot.
Tetapi Sarah justru tersenyum, hal itu yang pasti dia inginkan jika putrinya diakui sebagai istri.
"Kau berani memberikan tawaran kepada saya," sahut Lara.
"Ini adalah kehidupan saya. Saya juga berhak untuk menentukan pilihan. Kalian secara terang-terangan tidak menginginkan saya dan menginginkan pengantin yang sesungguhnya. Kalau begitu untuk apa saya bertahan lebih lama lagi dalam lingkaran ini yang membuat saya bisa gila. Jadi saya berhak mengambil keputusan untuk menyelamatkan hidup saya sendiri!" tegas Vanisa yang selama ini cukup diam dan sekalinya bicara membuat yang ada di meja makan itu bahkan tidak mampu berkutik.
Mereka menganggap jika Vanisa seperti sedang kerasukan sehingga mengeluarkan kata-kata yang cukup tegas seperti itu.
Bersambung....
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku