"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan Laura
Laura menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan tak menentu, satu jam yang lalu setelah melewati percintaan dengan Jimmy yang tak lain atasnya sendiri untuk yang kedua kalinya. Bayangan Jimmy yang tidak mempercayai ucapanya membuat Laura tersenyum getir.
"Kenapa aku harus merasa sedih, bukankah aku yang menginginkan seperti ini." katanya dengan suara serak yang tiba-tiba merasakan sesak.
"Jimmy aku hamil!"
Jimmy menghentikan gerakan dan menatap wajah Laura yang tampak sayu.
"Omong kosong! Ahhh!"
Laura mengingat bibir bawahnya saat merasakan gerakan Jimmy begitu kontras dan dalam. nikmat dan enak Laura menikmati percintaannya yang mungkin untuk terakhir kali.
"Kenapa kamu tidak percaya jika aku hamil, Jimmy uh." Tangan Laura mencekram erat punggung Jimmy saat merasakan gelombang kenikmatan menggulung dalam dirinya.
"Dua tahun lalu dokter mengatakan jika aku mandul, mana mungkin aku bisa membuat mu hamil, kecuali -argh!"
Jimmy semakin cepat menggerakkan tubuhnya maju mundur saat emosi dan gelombang kenikmatan berpacu dalam dirinya, pengakuan Laura membuat Jimmy merasa kesal.
"Ehh," Laura tak lagi bicara, pengakuan Jimmy tidak bisa dicernanya baik-baik, saat gelombang itu semakin meledak-ledak menerjang.
"Jimmy..."
Laura memejamkan matanya dengan tubuh tersentak sesuai dengan ritme hentakan tubuh Jimmy yang kuat dan dalam.
"Yes Baby, I will make you fly together."
Gairah yang semakin memuncak dengan rasa yang semakin mendesak, Jimmy benar-benar membuat Laura mencapai puncaknya dengan begitu hebat.
Tubuh keduanya mengejang bersama saat ledakan hebat keduanya saling bertabrakan.
"Argghhh Laura!!"
****
Dua hari Laura memilih cuti bekerja, selama dua hari Laura gunakan untuk bersiap meninggalkan negara kelahirannya. Ia sudah megambil keputusan yang terbaik untuknya. Selama dua hari tak ada apapun kabar dari Jimmy meskipun Laura tak mengharap. Ini jauh lebih baik, tidak ada hubungan diantara keduanya sehingga membuat Laura tidak berat meninggalkan negara yang sudah membuatnya bertahan sampai 26 tahun.
Pagi ini Laura kembali masuk bekerja, wanita itu sudah mempersiapkan semua dengan baik, tinggal menunggu waktunya maka semua akan berakhir.
"Laura tunggu!!"
Laura yang hendak masuk kedalam lift berhenti, menoleh kebelakang ada aisisten Emir yang berjalan cepat kearahnya.
"Kau baik-baik saja, kenapa tidak masuk dua hari?" Tanya Emir saat berdiri di samping Laura.
"Ya, aku baik tuan Emir. Sangat baik, hanya saja aku ingin mengambil cuti tahunan ku sedikit." jawab Laura sambil melempar senyum pada asisten Emir.
Emir terkekeh, "Ya,,,yaa aku juga akan mengambil cuti ku jika ada kesempatan juga." Katanya sambil masuk kedalam lift, dimana Laura juga ikut masuk kedalam.
"Sore nanti tuan Jimmy akan melakukan perjalanan bisnis, kali ini kau kurang beruntung karena beliau akan di temani istrinya." ucap Emir menggoda Laura.
Laura hanya tersenyum sambil menggeleng, "Kau salah tuan Emir, justru aku merasa beruntung, kenapa tidak anda saja yang menemani tuan Jimmy?" Tanyanya sambil berjalan keluar dari pintu lift yang sudah terbuka.
"Kau bisa membayangkan, jika aku mengikuti tuan Jimmy yang membawa istrinya, yang ada hanya akan menjadi lalat yang menganggu."
Hahahaha
Laura tertawa begitu juga dengan Emir, hingga keduanya terpisah saat memasuki ruangan mereka masing-masing.
Baru saja duduk, telepon dimeja Laura berdering, siapa lagi jika bukan Jimmy yang memanggil lewat intelkom.
"Ya tuan,"
"Saya-"
"Ya, saya akan mengerjakan sekarang."
Laura menghela napas berat, "Tumben sekali dia pagi-pagi sudah di kantor." gumamnya sambil menyiapkan berkas yang Jimmy minta.
Laura lebih dulu memeriksa, jangan sampai saat ke tangan tuan Jimmy ada kesalahan.
Setelah memastikan dengan baik, Laura menuju ruangan Jimmy untuk memberikan berkas yang Jimmy minta.
Mengetuk pintu, Laura tak langsung masuk sebelum terdengar suara Jimmy yang mempersilahkan.
"Berkas yang anda minta tuan," Laura memberikan berkas di tangannya di meja Jimmy.
Jimny yang sedang sibuk dengan pekerjaannya mendongak, menatap wajah Laura yang dua hari tidak dia lihat.
"Jika tidak ada lagi, saya permisi." Laura hendak pergi, namun suara Jimmy membuat langkah kakinya berhenti.
"Bayi siapa di dalam perut mu!" Katanya dengan nada dingin.
Laura masih berdiri membelakangi Jimmy, bibirnya tersenyum sebelum menjawab.
"Kenapa kamu bertanya? Jika anda mandul maka sudah pasti ini bukan bayi mu."
Jimny mengepalkan tangannya erat, tatapanya menajam seiring kepergian Laura dan menghilang di balik pintu.
"Ternyata kau jal*lang, cih." Umpatnya dengan perasaan gusar.
Jimmy memilih kembali bekerja, mengalihkan pikirannya selama dua hari tentang Laura yang sedang hamil. Pernihakan selama dua tahun tidak sebentar, buktinya Celine tidak hamil itu berarti dirinya benar-benar mandul.
"Dia hanya membual," Gumamnya lagi dengan perasaan yang semakin gelisah.
*
*
"Nona Laura kenapa anda melakukan ini?" Tanya Seorang pria yang baru saja menerima surat pengunduran diri dari Laura. "Bagaimana saya akan menjelaskan pada tuan Jimmy," Katanya lagi dengan wajah cemas.
"Didalam surat sudah tertera keterangan, anda tidak perlu menjelaskan, dan saya akan meniti karir saya yang baru, jadi sampaikan saja jika saya resign." Laura menuduk hormat sebelum pergi.
*
*
Membereskan barangnya Laura menatap kesekeliling ruangan yang selama ini ia tempati, di tempat ini Laura bisa bekerja dengan baik, bahkan ia bisa mengumpulkan uang yang menurutnya banyak di luar uang yang Jimmy berikan saat itu. Kini Laura sudah yakin untuk meninggalkan semuanya, membawa benih Jimmy yang bersemayam di rahimnya.
"Kita akan segera memulai hidup baru, kamu harus kuat bersama ibu." Katanya sambil mengelus perutnya.
Pergerakan Laura terpantau dari kamera cctv, sebelum Laura memutuskan untuk meninggalkan ruangannya.
Di lain tempat, tepatnya di Paris. Selain perjalanan bisnis, Jimmy dan Celine juga sedang berbulan madu ala mereka. Celine merengek ingin ikut untuk menemani, dengan terpaksa Jimmy tidak membawa siapapun kecuali Celine.
"Honey kau belum selesai." Celine yang memakai gaun malam berenda bagian pundak dan memiliki potongan dada rendah sehingga memperlihatkan belahan dada yang menggoda.
"Tidurlah jika kamu mengantuk." Ucap Jimmy tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop.
Merasa di abaikan, Celine mendekat dan langsung duduk diatas pangkuan Jimmy, membuat wajah Jimmy seketika mengeras karena pekerjaannya terganggu.
"Honey, kau asik bekerja hingga mengabaikan ku." suara Celine begitu manja, tangannya bergerak menyentuh wajah Jimmy hingga bibir tebal Jimmy tak luput dari sentuhan Celine.
Celine mendekatkan wajahnya dan langsung melumatt bibir Jimmy dengan penuh napesu, tanganya bergerak kebagian dada Jimmy dan membuka kancing kemeja suaminya. Tangan Jimmy berada di tengkuk Celine guna memperdalam cumbuannya, hingga beberapa saat tubuh keduanya sudah polos dengan Celine yang duduk di pusat tubuh Jimmy.
"Uhh honey," lirih Celine dengan mata terpejam, bibirnya terbuka tubuhnya bergetar saat benda keras pajang nan besar menerobos masuk dengan sangat dalam dan nikmat.
Jimmy hanya diam menikmati pelayanan Celine, matanya terpejam dengan kepala bersandar di bahu sofa, hingga tanpa di duga bayangan Laura justru muncul saat wanita itu berteriak manja penuh dengan kenikmatan dengannya saat bercinta, tanpa sadar bibir Jimmy terbuka yang mana membuat Celine langsung menghentikan gerakannya.
"Laura ini nikmat."
Deg