Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
[Apa kamu sudah menikah dengan pria culun itu? Awas saja jika kamu sampai membatalkan pernikahan dengan dia. Karena bulan depan aku akan pulang. Aku tak mau jika saat Aku pulang harus menikah dengan duda culun dan bisu. Gak level banget. Walau jabatan dia lumayan, tapi aku tak mau jika berjalan dengan suami seperti itu. Ingat ini, jika kau tak menuruti kemauanku. Maka jangan salahkan aku jika aku kembali menyakiti Ibu ]
Pesan masuk ke ponsel Kinara. Kebetulan Abidzar ada disana dan dia cukup penasaran pesan dari Adisty. Kirana sedang memasak makan malam di dapur. Abidzar mencoba membuka ponsel Kirana, ternyata tidak terkuci. Tangan Abidzar terkepal saat membaca pesan dari Adisty kepada Kinara.
"Ternyata apa yang dikatakan orang-orang saat di acara ijab kabul ternyata benar. Adisty memang wanita egois. Dan tebakanku gak salah saat melihat dia pertama kali bersama Mama dan Papa. Senyum yang dia tunjukkan adalah senyum palsu. Benar saja saat aku meminta Mama dan Papa kalau aku bisu dan juga mengirim foto culunku dia langsung pergi saat menjelang lamaran. Dan dia memberikan bebannya kepada Kinara selama ini." ujar Abidzar sambil melihat ke arah Kinara yang sedang menata makanan di meja makan.
"Mas Bizar kita makan dulu. sudah siap semua." Ajak Kinara sambil tersenyum padahal dia juga baru pulang kerja tapi tidak terlihat lelah sedikitpun dan masih bisa tersenyum di depan suaminya.
"Iya." jawab Abidzar menyimpan kembali ponsel Kinara dan mendekat kearah meja makan.
"Jika kamu lelah lebih baik beli saja makanan di online. Kita sama-sama kerja."Abidzar membuka pembicaraan.
"Sesekali boleh. Kalau keseringan Boros, kita bukan orang kaya jadi harus bisa untuk menyimpan uang demi masa depan. Kapan saja kita bisa di pecat, karena kita hanya seorang pekerja Mas. Lagian juga masih ada waktu untuk masak. Kecuali kalau Mas Bizar gak suka makanan yang aku buat nanti aku belikan buat Mas Bizar di online. Lagian apa kerjanya istri kalau selalu semua beli online."jawab Kinara santai membuat Abidzar terdiam.
"Aku hanya tak ingin jika nantinya kamu ngedumel karena harus melayani makanku." jawab Abidzar.
"Gak apa-apa sudha kewajibanku sebagai istri." jawab Kinara lebih santai dan memakan makanannya. Abidzar juga tak banyak bertanya lagi dan lebih memilih menikmati makan malam buatan istrinya.
"Besok mau di buatkan apa? Soalnya pulang kerja aku mau mampir ke supermarket ada beberapa bahan makanan yang stoknya habis." tanya Kinara saat mereka sedang bersantai di sofa. Seperti biasa Abidzar akan sibuk dengan laptopnya.
"Nanti saja aku liat di supermarket langsung. belum kebayang." jawab Abidzar.
"Lah yang mau berangkat ke supermarket kan aku?" tanya Kinara heran.
"Aku ikut. Kamu pulang dulu, kita berangkat bersama sekalian makan di luar. Sesekali. Setidaknya saat menjadi istriku kamu tidak punya kesan buruk." jawab Abidzar membuat kinara memutar bola matanya malas.
"Baiklah." jawab Kinara sambil kembali dengan film yang di putar di layar televisi. Tak lama ponsel Kinara berbunyi dan Adisty menghubunginya. Kinara melirik ke arah Abidzar yang juga melihat ke arahnya.
"Siapa? Mama?" tanya Abidzar. Kinara menggeleng dan menunjukkan siapa yang menghubunginya.
"Angkat dan loudspeaker. Aku ingin dengar dia bicara apa." jawab Abidzar.
"Lebih baik aku bicara berdua saja Mas." jawab Kinara. Tapi dengan cepat Abidzar sudah menggulirkan gagang hijau dan menekan tombol loudspeaker dan perekam.
"Kamu lagi ngapain sih? Lama banget angkat telepon doang. Apa kamu sedang melayani suami culun dan bisumu itu? Mamp*s kau. Tak ada lagi yang akan mencuri perhatian semua para pria yang dekat denganku karena kau mendapat suami cac*t hahhaha..." ujar Adisty membuat Kinara menatap ke arah Abidzar yang terlihat biasa saja dengan raut wajah datarnya.
"Mau perlu apa Kak kamu menghubingiku? Apa minta uang lagi seperti biasanya?" tanya Kinara.
"Seratus. Ternyata setelah menikah kau jadi lebih pintar. Aku butuh uang kirimkan aku lima juta sekarang. Aku kehabisan uang untuk membayar hotel." jawab Adisty.
"Bukannya Kakak ada kerjaan kantor?" tanya Kinara. Tapi Adisty malah tertawa.
"Aku hanya berbohong agar tidak menikah dengan pria jelek dan bisu itu. Masa seorang Adisty harus menikah dengan pria level rendah seperti itu. Gak banget rasanya. Dia lebih cocok untuk kamu sama-sama memuakkan. Cepat kirim uangnya sekarang juga." jawab Adisty membuat Kinara menghela nafas.
"Ba..."ucapan Kinara terhenti saat Abidzar membekap mulutnya dan menggalang.
"Apa?Cepat kirim Aku tak mau mendengar alasan apapun." kesal Adisty.
"Aku tak mengizinkan istriku mengirimkan uang kepada siapapun tanpa seizinku. Walau itu menggunakan uangnya sendiri. Jika dia tidak menurut maka jangan salahkan murka yang maha kuasa. Apalagi aku tak pernah mengizinkan dia mengirimkan kepada wanita pembohong sepertimu." Abidzar mengambil alih ponsel Kinara.
"Kau... Kau pria culun itu? ternyata kau tak bisu? Baguslah setidaknya kamu masih bisa bicara agar Kinara tak terlalu kesulitan mempunyai suami tua dan jelek. Hahahahaa..." jawab Adisty tanpa rasa bersalah sedikitpun kepada Abidzar ataupun Kinara.
"Sorry kamu bukan level seorang Adisty walau kata Ayah jabatanmu seorang manager. Suami Adisty haruslah orang kaya dan ganteng. Kamu pas dan cocok dengan Kinara, agar dia tak menghalangi pesona seorang Adisty di depan para pria." tambah Adisty kembali.
"Oh tak masalah. Karena aku juga tak suka dengan wanita munafik dan pembohong sepertimu. Jangan hubungi istriku lagi mulai saat ini." jawab Abidzar santai dan menutup panggilan kemudian mengirim rekaman panggilan tadi ke ponselnya.
Kinara yang duduk di sebelah Abidzar merasa malu dengan ucapan Adisty sehingga terkesan jika orang tua mereka tak memberi didikan yang baik untuk mereka berdua. Padahal kenyataannya. Adisty yang memang selalu seperti itu. Pandai memanipulasi semuanya, dan pada akhirnya yang akan di salahkan atas semua kesalahannya adalah Kinara.
"Maaf atas ucapan Kak Adisty yang terlalu menyakitkan hati Mas Bizar." ujar Kinara. Membuat Abidzar menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa kamu yang meminta maaf atas kesalahannya?"tanya Abidzar.
"Apa selalu begini? Setiap kesalahan yang dia lakukan kamu yang akan menanggungnya? Kenapa kamu lemah sekali?" kesal Abidzar padahal Kinara ini adalah wanita yang keras pendirian tapi kenapa kepada Adisty dia lemah.
"Karena aku tak mau membuat kedua orang tuaku kecewa Mas. Mereka selama ini taunya jika Adisty adalah anak manis dan penurut. Karena itulah membuat mereka bangga. Aku tak ingin membuat mereka kecewa." jawab Kinara.
"Oh Begitu. Jadi pahlawan kesiangan." jawab Abidzar.
"Terserah. Aku ngantuk. Jangan lupa kunci pintu Mas." kesal Kinara kepada suaminya dan pergi ke kamar lebih dahulu. Abidzar hanya tersenyum miring melihat kelakuan istrinya itu.
lope sakebon batur buat outhor 🫶🫶🫶🫶
salam sehat n semangat outhor ku 🔥🔥