NovelToon NovelToon
Ketulusan Hati

Ketulusan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / dosen / nikahmuda
Popularitas:38.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.

Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.

Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Sabar adalah caraku untuk terus berada disampingmu.

...\~Cut Dara Maristha\~...

Arham menatap kepergian mobil yang dinaiki Dara begitu lekat. Rahangnya mengeras karena apa yang ia rencanakan gagal. Arham sengaja menggandeng temannya untuk membuat Dara sakit hati. Namun ia tak melihat reaksi apa pun dari Dara dan itu membuatnya kesal setengah mati.

"Ham, jadi gak sih kita makan?" Tanya wanita yang duduk di sebelah Arham. Pasalnya Arham tak kunjung melajukan mobilnya. Membuat sang wanita kesal.

"Tidak, aku sudah tidak lapar lagi." Sahut Arham begitu santai bahkan terkesan dingin. Mulut wanita itu terbuka saat mendengar jawaban Arham.

"Arham! Jadi kau mengerjaiku? Atau jangan-jangan wanita itu ada hubungannya dengan kebaikanmu yang tiba-tiba mengajakku makan siang? Kau ingin membuatnya cemburu? Ya Tuhan, kau membuatku kesal, Arham." Omel wanita itu seakan tak percaya dengan perbuatan teman lamanya itu. Arham sama sekali tak mendengarkan ocehan wanita itu.

"Ingat, Arham. Aku akan membalas perbuatanmu ini suatu hari nanti." Pungkas sang wanita yang langsung beranjak dari mobil Arham. Sebelum pergi, ia juga membanting pintu mobil Arham sekuat tenaga. Namun Arham masih bergeming.

Sepeninggalan wanita itu, Arham pun segera meninggalkan parkiran dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat ini pikirannya dipenuhi oleh sang istri. Ia tak bisa menepik wanita itu dari kepalanya.

Kemana dia pergi? Bahkan wanita itu tak meminta izin dariku. Kesal Arham dalam hati.

Arham memarkirkan mobilnya di tepi jalan, sejak tadi perasaannya tak menentu. Bahkan ia terus memikirkan istrinya. Di hatinya ada sedikit rasa mengganjal, saat mengingat tatapan Dara tadi. Wanita itu memberikan tatapan yang sulit di artikan. Dan itu membuat perasaan Arham serba salah. Arham merasa perbuatannya tadi terlalu berlebihan. Tak seharusnya ia melakukan itu pada istrinya.

"Sial! Apa yang kau pikirkan Arham? Kau harus ingat, wanita itu sama saja seperti wanita lain yang sok suci. Kau tidak boleh memiliki perasaan padanya. Dialah yang menyebabakan kau kehilangan semuanya." Arham memukul setir dengan keras. Dengan perasaan yang berkecamuk, ia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan Ibu kota yang padat.

Di asrama putri, Dara sibuk membereskan semua barangnya. Juga memasukan semua pakaian ke dalam koper. Nissa duduk di sebelah Dara yang belum mengeluarkan sepatah kata pun. Padahal ia sudah setuju untuk bercerita. Seakan memahami situasi, Nissa pun tak lagi meminta Dara untuk bercerita tentang masalah yang Dara hadapi.

"Aku tidak akan memaksamu bercerita, Ra. Tapi kamu harus ingat, kami akan selalu ada buat kamu. Kamu bebas bercerita kapan kamu mau. Kami siap mendengarkan. Jika butuh bantuan, jangan sungkan untuk mengatakan itu pada kami. Persahabatan kita bukan sekadar teman tidur dan kuliah, melainkan adanya ikatan tali persaudaraan." Ujar Nissa panjang lebar. Dara yang mendengar itu menghentikan kegiatannya. Lalu menatap sahabatnya lamat-lamat.

"Terima kasih sudah mengerti kondisiku saat ini, Nis. Jika waktunya sudah tepat, aku akan mengatakan semuanya. Terima kasih juga buat semuanya, kalian sudah mau menjadi sahabatku sekaligus saudari untukku. Aku sangat beruntung bisa mendapatkan sahabat terbaik seperti kamu dan Syila." Balas Dara memberikan senyuman terbaiknya.

"Jangan bicara seperti itu, kamu membuatku takut, Ra. Satu lagi. berjanjilah untuk terus bahagia, apa pun yang terjadi." Nissa memberikan pelukan singkat pada Dara. Sebenarnya ia masih belum rela Dara harus pergi dari asrama.

Dara semakin melebarkan senyumannya saat melihat Nissa terdiam.

"Lihat, bahkan kamu masih bisa menipu orang lain dengan senyuman itu. Tapi tidak dengan aku, Ra. Dengan sekali melihat wajah kamu aja aku bisa tahu, kalau kamu tidak baik-baik aja. Ah, jangan pedulikan aku. Sebaiknya kamu cepat selesaikan ini dengan cepat. Bagaimana jika Bunda menunggu kamu terlalu lama?" Nissa bangun dari posisinya. Lalu membantu Dara memasukkan pakaian ke dalam koper. Berbeda dengan Dara. Ia masih terdiam sambil menatap pergerakkan sahabatnya. Sebulir air bening pun lolos dari pertahanan. Namun dengan cepat Dara menghapusnya. Ia tidak mau Nissa melihat kesedihannya. Dara juga bangun dari posisinya, lalu mengambil beberapa barangnya yang masih tersisa di dalam lemari.

Terima kasih ya Allah, Engkau memberikan orang-orang baik disekitarku. Tak henti-hentinya Dara mengucapkan syukur dalam hati.

Setelah semuanya selesai, Dara pun berpamitan untuk segera pulang. Sebenarnya Dara masih ingin berlama-lama di sana. Namun ia kembali mengingat suaminya. Dara juga tidak meminta izin pada Arham, jika ia akan ke asrama. Syila juga belum kembali, membuat Dara semakin berat meninggalkan tempat itu. Meski mereka masih bisa bertemu di kampus, tetapi kesannya jauh berbeda. Di sini mereka bisa lebih bebas mengungkapkan isi hati masing-masing.

"Kamu yakin mau pindah ke rumah, Ra? Rumah kamu kan luamyan jauh ke kampus. Mendingan tinggal di sini lebih dekat." Saran Nissa yang juga tak rela Dara harus pindah sacepat ini. Ia akan merindukan suara merdu Dara, masakan lezat Dara setiap pagi dan hal-hal lain saat bersama Dara. Bahkan selama seminggu terakhir, Nissa maupun Syila merasa kehilangan Dara.

"Aku tidak mungkin mengecewakan Bunda, Nis." Bohong Dara yang berusaha untuk meyakinkan sahabatnya.

Nissa pun mengangguk pasrah. " Kami akan selalu merindukan suara merdu kamu saat mengaji." Nissa pun memberikan pelukan hangat.

"Aku juga bakal rindu cerewetnya Syila dan jahilnya kamu, Nis." Balas Dara.

"Sudah ah, besok juga kita ketemu lagi. Aku pamit dulu, ya? Assalamualaikum, Nissa. Salam cinta buat Syila. Siapa suruh dia lama."

"Wa'alaikumusalam, aku antar kamu sampe depan ya? Masih kangen soalnya." Putus Nisaa yang dijawab anggukan oleh Dara. Kemudian Nissa pun mengantar Dara sampai gerbang utama. Ia juga menunggu sampai taxi yang Dara pesan datang. Kemudian Dara pun benar-benar meninggalkan tempat penuh kenangan itu dengan perasaan berat.

***

"Assalamualaikum." Ucap Dara saat memasuki rumah Arham. Dan betapa kagetnya ia saat melihat Arham sudah berdiri di depan pintu. Spontan Dara pun menundukan pandangannya. Tatapan Arham selalu saja membuatnya takut. Kemudian Dara bergegas meninggalkan lelaki itu sambil menggeret kopernya yang lumayan besar.

"Kemana saja tadi?" Tanya Arham dengan nada dingin. Dara yang sudah menaiki anak tangga pun langsung menahan langkahnya. Lalu menoleh ke arah sang suami.

"Dari asrama, mengambil barang-barang penting." Jawab Dara yang kamudian mengangkat kopernya dengan susah payah.

Arham yang menyaksikan itu tak berniat untuk membantu. Meski sebenarnya hati kecilnya terus memberontak supaya Arham membantu istrinya. Namun lelaki itu terlalu ego dan meninggikan rasa bencinya. Sampai hati nuraninya tertutup rapat.

"Mama mengundang kita untuk makan malam. Bersiaplah, aku akan menjemputmu pukul tujuh." Setelah mengatakan itu, Arham pun langsung pergi. Sedangkan Dara kembali manahan langkahnya. Lalu ujung bibirnya mulai terangkat hingga membentuk lengkungan sabit. Kemudian ia pun melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Dara sudah terlihat rapi dengan gamis biru yang dipadukan kerudung warna senada. Ia pun beranjak dari kamar, untuk menunggu suaminya menjemput. Hingga tak lama mobil Arham pun memasuki pekarangan rumah. Tanpa banyak berpikir, Dara segera keluar dan mengunci pintu. Lalu menghampiri mobil suaminya.

Arham tertegun saat melihat penampilan istrinya yang begitu menawan. Meski tak ada sedikit pun polesan di wajah wanita itu. Dara tak mengetahui, jika Arham sangat menyukai warna biru.

"Ayok." Ajak Dara saat dirinya memasuki mobil. Sontak Arham pun terkejut. Dara yang melihat itu langsung meminta maaf.

"Maaf, Dara tidak bermaksud mengejutkan Bapak." Ucap Dara menundukkan kepalanya. Ia sangat takut dengan tatapan yang Arham berikan. Padahal hampir setiap saat Arham memberikan tatapan itu. Namun Dara masih belum terbiasa.

Lima belas menit berlalu, mobil Arham memasuki pekarangan rumah orang tuanya. Rumah yang cukup besar dan mewah. Arham turun dari mobil dan llangsung bergegas masuk tanpa menunggu Dara.

Dara handak memanggil suaminya, tetapi ia urungkan niatnya itu. Ia takut membuat Arham marah. Dara pun turun dari mobil untuk menyusul suaminya. Dara menghela napas panjang, mencoba menerima sikap acuh suaminya. Hingga langkah Dara pun terhenti di depan pintu. Dan di sana Arham sedang menunggunya.

"Lelet." Ucap Arham dengan ekspresi kesalnya. Dara yang mendengar itu menahan tawanya. Ekspresi Arham benar-benar lucu dan menggelitik hatinya. Dan tiba-tiba saja Arham merengkuh pinggang ramping Dara. Tubuh Dara menegang seketika.

"Kau suka seperti ini kan?" Tanya Arham membuat Dara bingung. Saat Dara hendak membuka mulut untuk bertanya. Pintu rumah terbuka lebih dulu dan menampakkan seorang pria tampan. Dara tampak terkejut saat melihat wajah pria itu, begitu pun sebaliknya.

"Dara?"

1
Rubiyanti
Luar biasa
Umi Maryam
ih aku ko benci banget yah ama org yg sombong ilmu tinggi jabatan di sen tapi ahlak maines ,kenapa ga kroscek dulu main di tnah org aja .
Ayu galih wulandari
Laki laki ,suami DZOLIM itu cocok buat kamu Arnold semoga kamu masuk neraka 😡😡
Ayu galih wulandari
manusia iblis alex 😜😜😜
Ayu galih wulandari: Maaf maksudnya Arnold manusia iblis itu kakaknya Alex ,mana ada kaka yg nyiksa adiknya 😭
total 1 replies
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak🤗🤗😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut doong kak Author ,masak ceritanya bgt aja langsung end ke gantung kyk jemuran blm keriiing krg seruuu mana kita tahu kelanjutannya.Hayooo SEMANGAT DOONG kak ...💪💪💪💪💪
Gavra Ariella
Kecewa
Gavra Ariella
Buruk
Ayu galih wulandari
lanjuuut
dalla.dalla
gimane mau 'pulang',kan dia kagak tahu alamat lo udin...
Yanti86
Luar biasa
sharvik
aduh in tdk shrus y d lkukn arham . . jhat mu tdk ad obat y lg . .wlpun prank ttp kau jhat
sharvik
jd kesal dg dara trlalu mmpertahan kn khmilan y it . .
Ayu galih wulandari
Suatu saat Arham akan menyesal seumur hidupnya ,sdh ada bidadari tk bersayap dibrmhnya msh jahat ,arigon 😏😏
Anonymous
ok
sri Hartati_
untuk2 bagus bikin penasaran. Lanjuttt❤️
Ayu galih wulandari
😝😝😝 msh aja atigan si arkham
Ayu galih wulandari
Dara sakit krn Arkham bercocok tanam terus
Ayu galih wulandari
Giliran begini kyk orang bodoh su Arkhan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!