Gadis berusia 24 tahun seorang guru SD berparas cantik dan berpakaian tertutup, menemuka seorang gadis kecil yang tengah menangis.
"Mamah..!"
Mendengar dirinya di panggil Mama oleh gadis kecil yang tidak ia ketahui asalnya, shock.
Gadis kecil itu meminta dirinya untuk membawanya bersamanya. Padahal dari apa yang di gunakan anak itu tidak terlihat seperti anak terlantar. Siapakah anak itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berjanji akan Menjaga dan Melindungi
Selembar cahaya mentari menyelinap masuk melalui jendela kamar 302, memantulkan kilau lembut di dinding putih bersih. Aroma antiseptik yang tajam mengisi ruangan, bercampur dengan wangi bunga mawar yang Shaka bawa tadi pagi. Di atas ranjang rumah sakit, Khyra duduk sambil memandang ke luar jendela, matanya berbinar-binar menyaksikan langit biru yang membentang luas.
Setelah tiga hari terbaring di Rumah Sakit akhirnya ia bisa pulang, sebelumnya, Khyra sudah meminta pulang lebih cepat, namun Shaka tidak setuju karena ingin Khyra mendapat perawatan lebih banyak.
Cek'lek
Suara pintu kamar terbuka, Shaka dan Lea masuk menghampiri Khyra, Lea dengan semangat berlari kecil. "Akhirnya.. Mama bisa pulang," seru Lea dengan semangat. Shaka segera mengemas barang Khyra.
"Tidak usah Tuan, saya bisa sendiri kok," ucap Khyra cepat dan segera melangkah untuk merebut barang yang Shaka kemas.
"Tetap di sana!" pinta Shaka tegas membuat Khyra tidak dapat melanjutkan langkahnya.
"Kamu hanya perlu diam saja," lanjut Shaka sembari mengemas sisa lainnya.
Dalam kilauan lampu neon rumah sakit yang dingin, dari samping nampak wajah serius Shaka yang sedang mengemas, Khyra terpaku pada pemandangan yang tak pernah ia bayangkan. Seorang pria dengan perawakan tegap dan aura berwibawa tengah merapikan barang-barang bawahannya. Shaka bos konglomerat yang namanya sudah melegenda di kalangan bisnis.
Dengan tangan cekatan, Shaka melipat rapi beberapa jilbab Khyra yang baru saja diambil dari lemari rumah sakit. Gerakan-gerakannya cepat dan efisien, mencerminkan kebiasaannya memimpin perusahaan besar dengan tangan besi. Khyra merasa tidak enak menerima perlakuan Shaka yang seperti itu.
"Ayo!" ucap Shaka segera setelah selesai mengemas, ia mengangkat tas Gucci kecil yang berisikan barang Khyra.
"Berikan tangan Mama," ucap Lea menyodorkan tangannya, bermaksud ingin menggenggam tangan Khyra keluar dari rumah sakit. Kemudian Khyra memberikan tangannya, Shaka menyempatkan melihat Khyra lalu mengambil langkah lebih dulu.
Setiba di ambang pintu keluar Rumah Sakit, dari luar dapat melihat pria yang sedang menunggu di dalam mobil Alphard yang tak lain adalah seorang sopir. Pintu mobil terbuka secara otomatis. Shaka memberikan Khyra isyarat agar segera masuk lebih dulu bersama Lea, dengan patuh Khyra masuk.
"Pasang sabuknya," ucap Shaka pelan setelah masuk ke dalam mobil, Khyra dengan cepat memasang sabuk, dan kemudian pintu mobil kembali tertutup otomatis.
Matahari sore bersinar lembut, cahayanya menerobos celah-celah daun pepohonan yang berjajar di pinggir jalan kota Beijing. Di dalam sebuah mobil hitam yang melaju pelan, Khyra duduk diam, tatapannya menerawang keluar jendela.
Khyra membiarkan jendela mobil terbuka, angin musim semi yang sejuk menyentuh wajahnya, membawa serta aroma khas jalanan kota yang sibuk. Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan kesegaran udara. Di luar sana, Beijing menyambutnya dengan hiruk-pikuk kehidupan yang terus berputar.
Khyra menutup mata sejenak, membiarkan suara kota dan hembusan angin mengisi hatinya dengan ketenangan.
Di sisi lain, Shaka melirik sekilas ke arah kaca depan mobil, mencuri pandang pada gadis itu. Wajahnya yang cantik tampak begitu damai, seolah-olah dunia di sekelilingnya tidak mempengaruhi ketenangan yang ia rasakan.
Jilbab pashmina yang dikenakannya berwarna pastel, melambai lembut diterpa angin sore. Gadis itu menatap ke luar jendela, menikmati pemandangan kota yang melintas dengan cepat. Matanya berbinar, seolah menemukan kebahagiaan sederhana dalam setiap pemandangan yang dilihatnya.
Lagi-lagi Shaka terpesona oleh keindahan dan ketenangan yang terpancar dari gadis itu. seorang gadis sederhana yang bekerja sebagai ibu asuh Putrinya, Lea. Padahal Khyra bukanlah tipe gadis yang biasanya menarik perhatian seseorang meski memiliki kecantikan yang selalu di kagumi orang-orang, namun ada sesuatu yang berbeda darinya. Khyra selalu memberikan kehangatan dan ketulusan yang membuat Shaka merasa nyaman di dekatnya.
Shaka mencoba mengalihkan perhatiannya, namun matanya kembali tertuju pada Khyra melalui pantulan kaca mobil. Senyumnya yang lembut dan tatapannya yang penuh keajaiban membuat Shaka semakin tenggelam dalam pikirannya. Ia merasakan getaran aneh di dadanya, sebuah perasaan yang menghantuinya akhir-akhir ini. Shaka, yang selalu tegas dan logis, kini merasa hatinya berdesir setiap kali ia mencuri pandang pada gadis di sampingnya.
Khyra tak menyadari tatapan Shaka yang penuh perhatian. Ia terlalu sibuk menikmati momen-momen indah yang jarang ia dapatkan.
Di tengah perjalanan, Shaka menyadari sesuatu yang penting. Khyra bukan hanya sekedar gadis cantik yang duduk di sampingnya. Ia adalah sosok yang mampu membuat hatinya yang beku kembali hidup.
Dalam hati, Shaka berjanji akan menjaga dan melindungi Khyra, bukan hanya sebagai bosnya, tetapi sebagai pria yang sudah jatuh cinta pada gadis sederhana yang mempesona itu.
Mobil tersebut akhirnya berhenti di depan sebuah vila mewah berwarna putih, yang berdiri megah di tengah-tengah kota. Vila itu tampak seperti oasis tenang di tengah keramaian, dengan halaman yang luas dan pepohonan rindang yang menambah kesan elegan. Lampu-lampu taman yang remang-remang memberikan kesan magis, pemandangan yang dimana tiga hari ini Khyra tidak melihatnya karena terbaring di rumah sakit.
Shaka menggendong tubuh Lea turun dari mobil ketika pintu terbuka.
"Hati-hati," ucap Shaka ketika Khyra mengambil langkah keluar dari mobil. Khyra semakin tidak nyaman dan tidak mengerti perlakuan Shaka yang begitu perhatian, Khyra hanya merasa perlakuan itu aneh.
Mereka bertiga berjalan menuju pintu depan vila, pintu besar yang terbuat dari kayu mahoni terbuka perlahan, memperlihatkan interior yang mewah dan megah. Shaka masih menggendong Lea dan di tangannya tas berisikan barang Khyra, pria itu menaiki tangga satu persatu menuju lantai dua. Di ikuti oleh Khyra di belakangnya.
"Terima kasih Tuan," ucap Khyra setelah mereka tiba di depan kamar pada saat Shaka menurunkan Lea dan menaruh tas tersebut.
"Istirahatlah, tidak usah menyiapkan makan malam." ujar Shaka kemudian melangkah pergi. Shaka sengaja pergi setelah mengatakannya karena pasti Khyra tidak terima, dan akan banyak yang gadis itu katakan. Shaka hanya ingin Khyra fokus pada dirinya sendiri.
Khyra yang masih memandang kepergian Shaka tidak sadar Lea telah berusaha menarik tas milik Khyra masuk ke dalam kamar.
"Mama tau enggak? Lea tidak bisa tidur tanpa mama," ucap Lea duduk dengan semangat di atas kasur.
"Maafkan Mama ya," ucap Khyra mengeluarkan pakaiannya dalam tas.
"Mama, kenapa mama suka sekali mengucapkan kata maaf sih.. Inikan bukan salah mama," tutur Lea dengan bibir kecilnya. Khyra tidak menjawab hanya membalasnya dengan senyuman.
"Apa benar begini?" gumam Shaka tengah fokus memotong Sayur sembari melihat ke layar handphonenya, dimana ia memutar Chanel YouTube tutorial memasak. Pria yang tidak tahu masak itu berusaha membuat makanan dengan bantuan Chanel YouTube, ia tidak ingin Khyra menyiapkan makan malam, makanya dia memutuskan membuat makan malam untuk Khyra dan Lea.
jodoh, rezeki bahkan maut adalah rahasia ALLAH SWT.
Waullahu'alam bisawab./Pray/