Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan
Viola belum mengatakan apapun, dirinya masih sibuk merangkai kata-kata. Ada kebingungan yang masih melanda dirinya.
'Bagaimana ya?' Viola mengedarkan pandangan nya melihat area itu.
"Begini nek, aku akan bicarakan dulu pada suami ku." Ya, akhirnya Viola mengeluarkan kata-kata itu
"Baiklah, tapi katakan segera. Supaya jelas. " Viola tersenyum mengangguk dan kemudian meninggalkan tempat itu.
"Terimakasih nek. " Tak lupa Viola mengatakan nya dan akhirnya berlalu dari sana.
Dalam perjalanan pulang, Viola sesekali berpapasan dengan warga desa lainnya. Dirinya menyapa mereka dengan senyuman manis.
Tak lama dirinya tiba di depan rumah nya. Tampak Ivan menyapu halaman rumah mereka, Viola segera berlari kecil dan menghampiri suaminya. "Tebak! Hari ini bagaimana? " Ucap Viola yang membuat Ivan menghentikan pekerjaan nya sejenak.
"Kau terlihat bahagia, bukan.... Lebih bahagia! Semuanya habis? " Ucap Ivan yang membuat Viola menganggukkan kepalanya.
"Benar ! Seratus untuk mu! " Viola semakin sumringah dan membuat dirinya semakin memeluk erat bahu Ivan.
Ivan jadi membeku sejenak, karena merasakan Viola yang seperti bergelayut di bahunya. Tapi tak lama tangannya terulur kebelakang dan menyentuh tangan Viola.
Sontak, mata mereka beradu pandang. Tak lupa dengan bibir mereka yang melengkung. Serta, kedua tangan mereka semakin erat dan bergerak lembut saling membelai satu sama lain.
Suara ayam berkokok membuat mereka menghentikan adu pandang mereka. Viola melepaskan lingkaran tangannya di pundak Ivan.
"Ah ya.... Aku ingin katakan sesuatu. Ini mengenai tanah kosong yang ada di deretan stasiun." Ucap Viola membuat Ivan berpikir sejenak dan tak lama menggangguk mengerti.
"Lalu? " Tanya Ivan, membuat Viola melanjutkan ucapannya.
"Bagaimana menurut mu? Tadi aku sudah kesana melihat nya. Cukup luas, tapi begitu banyak rumput liar serta suasana begitu berbeda dengan area kios-kios lainnya. "
"Kau suka? " Tanya Ivan lagi, Viola tampak menimang sejenak.
"Aku kan bertanya padamu. Kenapa terus-menerus bertanya padaku."
"Kalau kau suka, aku bisa membersihkan nya sekarang. Dan membangun kedai gelang mu. " Ucap Ivan membuat Viola kembali terdiam dengan balasan Ivan.
"Tapi aku belum tanya harganya.... "
"Tidak masalah! Yang jelas.... Istriku ingin atau tidak? " Tanya Ivan berturut-turut.
"Setidaknya kita lihat dulu. " Ucap Viola.
Tangan Ivan terangkat dan membelai pucuk kepala Viola "Baiklah, kita lihat bersama." Ucap Ivan akhirnya yang membuat Viola mengangguk.
Langit yang masih belum begitu gelap, membuat keduanya menuju tempat yang dimaksud oleh Viola. Dan tak lama mereka sampai, setibanya di sana, terlihat nenek tadi yang menunjukkan tempat ini pada Viola.
"Kau kembali. Jadi? " Tanya nenek itu, sejenak dirinya melirik Ivan yang bersama istrinya.
"Halo nek. Kami warga baru. Salam kenal. " Sapa Ivan dengan lembut.
Wanita tua itu mengangguk saja, dan tak lama kembali memulai pembahasan. "Ya, salam kenal. Jadi bagaimana? "
"Kami lihat-lihat sebentar ya nek. Tidak lama, apa boleh? " Tanya Ivan kembali.
"Baiklah, segera ya. Karena hari sudah mau malam. " Ivan mengangguk dan Viola mengikuti langkah suaminya. Tentu saja dirinya semakin melingkar kan tangannya semakin erat di lengan suaminya. Dirinya merasa takut sendiri membayangkan hewan-hewan yang hidup di rerumputan liar ini.
"Tidak apa... Berjalan perlahan. " Ucap Ivan membantu mengurangi kecemasan istrinya. Viola hanya mengangguk samar saja dengan melangkah berhati-hati.
Ivan melihat sekeliling kembali, dirinya tampak memiliki pemikiran sendiri setelah melihat keadaan sekitar. "Kita ambil. Aku akan mengerjakan nya perlahan. " Jawab Ivan membuat Viola langsung menatap wajah Ivan.
Bersambung....
Jangan lupa like, komen dan favorit serta hadiahnya ya. Terimakasih banyak.