Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa menerima perjodohan.
Saat Ayah Kay ingin mengatakan kepada para utusan Papa Ben untuk membatalkan perjodohan.Tiba-tiba Ibu Kay menghentikannya.
"Bisakah putri kami sendiri besok yang akan datang ke rumah Pak Tri?Putri kami yang akan langsung membawa cincin dan potongan kalung ini,sebagai tanda bentuk persetujuannya menerima perjodohan ini"ucap Ibu Kay.
Ayah Kay terkejut mendengar ucapan istrinya,"Apa yang ibu katakan?Putri kita tidak se…."
Ibu Kay dengan cepat menutup mulut Ayah Kay agar tidak dapat melanjutkan perkataannya.
Para utusan itu hanya diam memandangi kelakuan Ibu Kay dan suaminya,lalu pamit pergi.
"Baiklah Bu.Kami akan sampaikan pesan ini ke Tuan besar.Besok kami akan datang lagi kemari,untuk menjemput Nona Kay."
"Iya,terima kasih dan jangan lupa sampaikan salam kami pada Pak Tri dan keluarganya"sahut Ibu Kay tersenyum senang.
Begitu para utusan itu pergi.Ayah Kay langsung memarahi istrinya.
"Kenapa Ibu melakukan hal ini?Bukankah Kay tidak setuju untuk menikah.Kenapa mengambil keputusan seperti itu!."
"Kita tidak punya pilihan lain AYAH!hanya ini satu-satunya pilihan yang kita punya,supaya kita bisa hidup dan keluar dari semua masalah kita!."Ibu Kay balas membentak Ayah Kay.
"Tapi ibu mengabaikan perasaan putri kita,seharusnya ibu menghargai pilihan Kay.Hal ini menyangkut masa depannya"ucap Ayah Kay kesal.
Kedua orang tua Kay tidak menyadari, jika Kay berada di belakang mereka dan menguping pembicaraan.
Kay menangis tanpa suara supaya tidak ketahuan menguping.
"Kay harus menyetujui perjodohan ini Ayah.Karena masa depannya dan nyawa Ayah bergantung pada keputusannya.Apakah ayah tidak lihat ?Bagaimana para penagih hutang itu memperlakukan kita dengan kasar.Entah apa lagi yang bisa mereka perbuat,jika kita tidak segera melunasi hutang"ucap Ibu Kay dengan suara bergetar.
Ayah Kay tertunduk dan diam.
"Ibu mungkin egois,tapi ibu melakukan hal ini demi Kay,Ayah dan keluarga kita"lanjut Ibu Kay menyeka air mata.
Kay terduduk lemas di lantai sambil menundukkan kepalanya.Air matanya mengalir deras tanpa dapat ia bendung.
***
Keesokan harinya,Kay datang menghampiri ibu dan ayahnya di meja makan.
"Apakah aku harus datang sekarang ke rumah konglomerat itu?"ucapnya tegas.
Kedua orang tua Kay terkejut menatap wajahnya,terlebih lagi ibunya.
"Apa yang barusan kau katakan sayang?Apakah kau sudah setuju dengan perjodohan itu?"tanya ibunya.
"Aku tidak akan mengulangi ucapanku lagi"jawab Kay dingin.
Ayahnya lalu menghampiri Kay dan mengusap kepalanya,"Kenapa tiba-tiba kau setuju dengan perjodohan itu sayang?Apakah ibumu menekan dan memaksamu?."
"HEI!Apa yang ayah katakan!Apakah aku terlihat sebagai ibu yang buruk dan jahat!"pekik ibunya.
Kay menggelengkan kepalanya,"Tidak ayah.Ini adalah keputusan ku sendiri."
Ibu Kay tersenyum senang mengusap wajah Kay,"Akhirnya kau mengerti dan memahami ibu.Kau memang putri kesayangan ibu."
Tapi Ayah Kay terlihat ragu,"Benarkah ini keputusanmu sendiri?."
Kay mengangguk pelan.
Ibunya langsung menarik tangan Kay ke kamar untuk mendandaninya.
Sementara itu,Ayahnya masih termangu menatap Kay yang beranjak pergi dari hadapannya.
"Aku masih tak percaya jika Kay tiba-tiba setuju untuk menikah.Apakah dia sengaja berkorban demi menyelamatkan keluarganya? "ucap Ayahnya lirih.
Di dalam kamar Kay,ibunya berusaha untuk mendandani Kay.Tapi Kay menolaknya.Tak putus akal,ibunya berusaha memilihkan pakaian yang akan dikenakan Kay untuk mengunjungi ke rumah kediaman keluarga Hartanto.
"Sepertinya putri ibu akan cocok memakai pakaian ini"ucap Ibunya.
Kay diam dan tidak berkomentar,lalu menganti pakaian dengan pakaian yang dipilihkan ibunya.
"Ibu akan menunggumu diluar dan berdandanlah yang cantik."Ibunya segera pergi keluar dari kamar Kay,kemudian menemui Ayah Kay yang sedang duduk termangu di ruang keluarga.
"Apa yang ayah pikirkan?Seharusnya Ayah senang,karena Kay sudah setuju untuk menikah.Sekarang hidup kita tidak akan susah dan menderita lagi,begitu juga dengan Kay"ucap Ibu Kay merasa senang.
Ayah Kay diam dengan wajah lesu,sesekali ia tampak menghela nafas panjang karena tahu tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sementara itu di kamar,Kay yang sudah selesai berganti pakaian.Berdiri di depan cermin memandangi dirinya.
"Aku harus melupakan semua mimpiku"ucapnya pelan lalu beranjak keluar dari kamar.
Ibu Kay tersenyum melihat kedatangan Kay dan memujinya.
"Putri ibu terlihat sangat cantik sekali hari ini."
Kay diam tidak bereaksi dan Ayahnya terus memandangnya dengan tatapan sedih.
Ibu Kay mengajak Kay duduk dan mengusap kepalanya lembut.
"Apapun alasan di balik pilihan mu.Ibu tidak perlu tahu,tapi ibu ingin mengucapkan terima kasih padamu.Karena kau telah berusaha menjadi anak yang berbakti,dengan membantu kesulitan keluarga kita.
Ibu percaya semua ini adalah takdir yang sudah Tuhan tetapkan untukmu.
Maka yakinlah sayang, apapun yang sudah Tuhan tetapkan,pasti akan menghantarkan dirimu pada kebaikan.
Tuhan tidak mungkin main- main dalam menciptakan takdir, sebab sehelai daun yang jatuh di tengah hutan pun sudah diatur sedetail itu olehNya, apalagi hidupmu."
Kay memeluk ibunya erat,tanpa Kay sadari ibunya meneteskan air mata sambil membalas pelukan Kay dengan hangat.
Ayah Kay pun terbawa suasana dan menangis.
Suasana menjadi haru seketika.
Tak lama kemudian,para utusan Papa Ben datang untuk menjemput Kay dan membawanya menuju ke rumah kediaman keluarga Hartanto.
***
Di tempat berbeda,Dea baru selesai melakukan gladi resik untuk acara fashion shownya di luar negeri.
Saat sedang duduk beristirahat,beberapa teman-teman modelnya sedang asyik membicarakan Ben.
"Kemarin aku bertemu dengan Ben dan melihatnya dari dekat.Dia benar-benar sangat tampan sekali.Sungguh beruntung jika menjadi wanita yang dicintainya,apalagi dapat menjadi istrinya"ucap teman Dea.
"Iya,jika ada wanita yang benar-benar dilamar oleh Ben.Dia pasti adalah wanita paling beruntung di dunia.Semoga itu aku,hehehe…."sahut teman Dea yang lain sambil ngemil makanan.
"Tapi aku penasaran siapa wanita yang spesial di hati Ben dan akan menjadi istrinya.Karena sampai saat ini,hubungan asmara Ben sangat dirahasiakan dari publik"ucap teman Dea yang lain.
Dea tersenyum mendengarnya,dan mengira wanita spesial di hati Ben adalah dirinya.
"Ben memang sangat mencintaiku,dan aku akan menjadi calon istrinya Ben.Dia akan menungguku, sampai aku mencapai semua mimpiku untuk menjadi model internasional papan atas"batin Dea.
Tiba-tiba datang model mentor dan marah, saat melihat salah satu teman Dea masih sempat-sempat nya ngemil.
Secepat kilat diambilnya bungkusan cemilan itu dari tangan teman Dea.
"Apa yang kau lakukan?Kau akan kehilangan bentuk badan mu yang ideal sebagai seorang model,jika terus memakan makanan sampah ini.Seharusnya kau menjaga makananmu seperti yang dilakukan oleh Dea.Bukankah dia terlihat sangat luar biasa.Cantik,menawan,ideal dan membanggakan."
Dea tersenyum tipis mendengar pujian dari model mentor,sebaliknya teman-temannya merasa tak suka mendengarnya,karena menganggap Dea selalu di anak emaskan.
***
Dea meminta bertemu dengan Ben di sebuah restaurant.Ben menerima ajakan Dea,lalu ia segera memesan private room dengan suasana cozy dan mewah sesuai permintaan Dea.
Ben datang lebih dulu daripada Dea dan telah memesan makanan juga minuman kesukaan Dea.
Ben memandangi Dea yang tampil cantik mengenakan rok mini, yang dipadupadankan dengan tweed jacket berukuran pas body model crop dan ankle boots berwarna coklat.
Dea menghampiri Ben yang duduk di dekat jendela sambil tertawa senang.
"Maaf kau pasti sudah lama menungguku kan?"tanya Dea sambil menarik sedikit kursi untuk duduk.
"Tidak terlalu"jawab Ben dingin.
"Baguslah kalau begitu.Oh,ya terima kasih Ben..sudah memesan makanan dan minuman kesukaanku"ucap Dea menyibak pelan rambutnya yang terurai.
Ben tersenyum tipis memandangi wajah Dea,lalu mempersilahkan Dea untuk makan terlebih dulu.
"Terima kasih Ben"ucap Dea sambil menikmati makanan di mulutnya.
"Terima kasih untuk apa?"tanya Ben dingin.
"Terima kasih untuk hari ini,karena kamu sudah menyempatkan waktu untuk kita berduaan seperti ini.Aku tahu kamu sangat sibuk,tapi kamu tetap menomorsatukan aku dibanding pekerjaan mu"ucap Dea lagi.
Ben tidak bergeming memandangi wajah Dea.
"Kenapa kamu diam saja Ben?tidak seperti biasanya.Apakah kamu sedang sakit?."Dea meraih tangan Ben di atas meja lalu mengusapnya pelan.
"Tidak,aku hanya lelah"jawab Ben singkat.
Dea menggenggam erat tangan Ben lalu mencium punggung tangannya.
"Aku tahu Ben,kamu pasti lelah dengan terus merahasiakan hubungan kita dari publik sesuai permintaan ku,demi menjaga karir ku.Terima kasih kamu sudah mau mengerti keadaanku dan tidak lelah menungguku, hingga mimpiku menjadi model internasional papan atas terwujud."
Ben tetap diam tak bergeming sedikitpun juga.Kemudian Dea menceritakan kepada Ben,jika teman-temannya bergosip tentang Ben.
"Kamu tahu Ben,semua teman-temanku membicarakanmu.Mereka penasaran siapa wanita yang spesial di hatimu,yang akan menjadi calon istrimu.Saat mereka berbicara seperti itu. Aku hanya bisa tersenyum dan tidak dapat mengatakan pada mereka,jika akulah wanita yang dicintai oleh Ben Nathan Hartanto dan akan menjadi calon istrinya nanti."Dea tersenyum senang penuh percaya diri.
"Tapi aku khawatir hubungan kita akan diketahui oleh semua orang.Jika hal itu terjadi,karirku akan terancam"imbuh Dea.
Ben menarik tangannya dan melepaskannya dari genggaman Dea.
"Kau tidak perlu khawatir soal ini"ucap Ben.
"Mana mungkin aku tidak khawatir Ben.Banyak yang ku pertaruhkan untuk meraih mimpiku menjadi model internasional papan atas.Termasuk juga hubungan kita, yang tak bisa go public dan menolak lamaran dari pria yang sangat kucintai untuk segera menikah"sahut Dea.
Ben mengangkat gelas dari atas meja lalu meneguk minuman berwarna merah membasahi kerongkongannya.Kemudian memandangi wajah Dea dengan tatapan tajam penuh kekecewaan.
Dea merasa tidak nyaman dengan tatapan Ben.
"Hari ini aku merasa kau sangat berbeda dan asing Ben!."
Tiba-tiba Ben berkata dengan wajah seriusnya,"Di dalam hatiku, aku berusaha sekuat tenaga menulis namamu dengan huruf tebal,menjadikanmu seperti sesuatu yang penting bagi hidupku.
Namun sedihnya, kaulah yang menulis namaku dengan huruf miring dan menjadikan aku sesuatu yang asing bagimu."
Dea tersentak mendengar perkataan Ben.
"Apa maksudmu Ben?Kau adalah pria yang sangat kucintai dan berharga di dalam hidupku.Mana mungkin aku menjadikanmu orang asing"bantah Dea.
"Cinta itu bukanlah tentang seberapa sering kamu mengatakan kepadaku,jika kamu mencintaiku,tetapi seberapa sering kamu membuktikannya"balas Ben dingin.
"Kamu semakin aneh Ben!"kata Dea bingung.
"Mulai hari ini kau tidak perlu mengkhawatirkan tentang hubungan kita.Kau juga tidak perlu takut,jika hubungan kita diketahui oleh semua orang.Jangan mengkhawatirkan hal itu lagi.Sebab calon istriku bukan kamu,tetapi gadis lain.Aku juga baru tahu,jika aku telah dijodohkan dengannya. Tapi aku tidak bisa menolak perjodohan itu.Sebab gadis yang kucintai sudah menolak lamaranku,dan lebih mementingkan karirnya daripada perasaanku.Hari ini adalah pertemuan terakhir kita.Kedepannya kita akan menjalankan pilihan hidup kita masing-masing dan melupakan semuanya,termasuk hubungan kita." Ben beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Dea seorang diri.
Tentu saja Dea kaget dan syok mendengar penuturan Ben sampai tak dapat berkata-kata.
***
Kay sudah tiba di rumah kediaman keluarga Hartanto.
Dia tampak lesu dan tak bersemangat,padahal rumah yang ada di hadapannya begitu sangat megah dan besar.
Beberapa pelayan tampak mondar-mandir,ada yang sedang membersihkan halaman,menata meja dan lain-lain.
Kay lalu dibawa ke sebuah ruangan lalu diminta untuk menunggu sampai Mama Ben datang.
Namun sebelum utusan yang mengantar Kay pergi.Dia sempat berpesan dan memperingati Kay untuk menjaga sopan santunnya dan tidak boleh menatap wajah atau mata Nyonya muda,karena itu berarti menantang Nyonya muda atau Mama Ben.Sehingga dapat membuatnya marah.
Kay menganggukan kepala pelan tanda mengerti.
"Belum menjadi bagian dari keluarga ini saja,sudah ada peraturan aneh seperti itu.Apa yang akan terjadi pada hidupku selanjutnya?Jika aku menjadi bagian dari keluarga ini.Huh…Hah.."human Kay pelan sambil menghela nafas.
Tidak lama kemudian,seorang pelayan datang mengantarkan teh hangat dan beberapa aneka kue untuk Kay.
Sepeninggal pelayan itu,Kay yang sudah lama menunggu merasa mulai bosan.
Dia lalu berinisiatif untuk berjalan mendekati jendela dan bermaksud melihat pemandangan di luar.
Tapi karena tidak hati-hati,Kay tak sengaja menyenggol meja berisi keramik.
Keramik itu hampir jatuh,namun beruntungnya dia cepat menangkap keramik itu dan menyelamatkannya.
"Uhhhhhh….untung saja tidak pecah"ucap Kay bersyukur sambil mengusap kepalanya.
Kay mengamati di sekelilingnya dan melihat ada begitu banyak benda seni yang mahal dan berharga.Lalu ia memutuskan untuk duduk kembali.
"Sebaiknya aku duduk saja,daripada aku merusak barang-barang mahal ini.Pasti harganya sangat fantastis"gumam Kay.
Setelah itu,dia duduk sambil memangku kotak berisi cincin dan potongan kalung.
Kay mengambil cincin itu dan mengamatinya.
Tiba-tiba cincin itu jatuh di bawah meja,tepat pelayan tadi meletakkan teh dan kue.
Kay buru-buru mengambil cincin itu.Tapi karena tidak hati-hati.Teh tersebut tumpah mengenai pakaiannya.
"Aduh…"Kay merintih terkena panasnya air teh.
Kay segera memasukkan cincin itu kembali ke dalam kotak,lalu membersihkan pakaiannya yang basah dengan tisu yang sudah tersedia di atas meja.
"Ughhh…bahkan kehadiranku pun tidak disambut baik oleh rumah ini!"eluh Kay.
Seorang pelayan kembali masuk menemui Kay dan memberitahu,jika Nyonya muda akan segera datang menemuinya.