NovelToon NovelToon
ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Kembar / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?

Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Usia kandungan Catherine sudah menginjak 8 bulan. Ia semakin kesulitan bergerak hingga membuat berat tubuhnya naik beberapa kilo.

"Apa kamu tidak bosan makan tidur tiap hari?" tanya Kalix mengelus pipi cabi istrinya. Ia merasa akhir-akhir ini Catherine lebih banyak tidur ketimbang bergerak. Berat badannya juga naik drastis dari 55 menjadi 75kg.

"Akhir-akhir ini aku merasa tubuhku semakin kesulitan bergerak. Apa lagi kedua anak kita semakin hari semakin aktif di dalam perutku."

"Apa kamu mau berolahraga? Aku akan menemanimu." tawar Kalix.

Kebetulan hari ini merupakan hari weekend. Kalix meluangkan seharian waktunya menemani istrinya.

"Apa kamu tidak keberatan? Aku sangat ingin olahraga yoga dan pilates sebelum kelahiran kedua anak kita."

"Ayok." ajak Kalix menenteng tas peralatan olahraga milik istrinya.

Catherine tersenyum bahagia mengandeng tangan suaminya keluar dari mansion.

Tak beberapa lama berkendara. Akhirnya mereka tiba di salah satu tempat olahraga yang banyak dikunjungi anak muda.

Catherine mengandeng tangan suaminya masuk ke dalam tempat GYM. Mereka langsung melangkah menuju kamar mandi berganti pakaian.

Seorang wanita seusia Catherine masuk dalam toilet wanita. Ia bercermin di depan kaca wastafel sembari menatap salah satu pintu toilet dari pantulan kaca.

Catherine membuka pintu dan ikut bercermin di depan kaca mengikat rambut panjangnya.

"Aku tidak menyangka Kalix bisa menikah dengan wanita seperti mu!" celetuk wanita itu dengan tiba-tiba.

"Apa kau mengenal suamiku?" tanya Catherine menatap wajah wanita disampingnya dengan seksama.

"Tentu saja! Aku bahkan lebih tahu bagaimana cara membangkitkan gairah Kalix di atas ranjang." jawab wanita itu melipat tangannya di depan dada.

Deg

Catherine terdiam mendengar penuturan wanita itu. Namun, terselip sedikit perasaan sesak menghimpit dadanya.

"Apa kau pikir aku akan percaya dengan ucapan konyol mu!" Catherine berusaha menepis pikiran-pikiran negatif yang berusaha merasuki pikirannya.

Wanita itu melangkah mendekati Catherine dan tersenyum menyeringai. "Setelah kedua anakmu lahir kau akan tahu siapa Kalix sebenarnya! Bahkan kau akan tahu apa alasan Kalix menikahi mu!" bisik wanita itu sebelum keluar dari toilet.

Catherine termenung mendengar ucapan wanita itu. "Dia hanya orang luar Catherine! Jangan dengarkan omong kosongnya." gumam Catherine menenangkan diri.

Sekembalinya dari toilet. Raut wajah Catherine yang tadinya sedih berubah ceria.

"Mengapa kamu lama sekali ganti pakaian?" tanya Kalix menghampiri istrinya.

Catherine tersenyum tipis dan meminta maaf kepada suaminya. "Maafkan aku. Apa aku membuat mu menunggu terlalu lama?"

"Tidak terlalu lama. Aku hanya khawatir kamu kenapa-kenapa. Apa lagi kamu sedang hamil besar." sahut Kalix mengelus kepala istrinya dengan lembut.

"Jangan olahraga yang berat-berat. Aku tidak ingin kalian kenapa-kenapa." nasehat Kalix sebelum berlalu dari sana membawa tas perlengkapan mereka.

Sejam, dua jam berlalu. Catherine memutuskan mencari suaminya.

Dari kejauhan Catherine melihat Kalix sedang mengobrol dengan seorang wanita muda seusianya.

"Kalix! Aku tidak menyangka kau akan menikahinya hanya untuk membalaskan dendam-nya." ujar seorang wanita muda berdiri di samping Kalix.

"Bukankah dia pantas mendapatkannya!" balas Kalix dengan wajah sinis menatap wanita itu.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Catherine tiba-tiba sudah berdiri di belakang keduanya.

"Catherine..." lirih Kalix membalikkan tubuhnya dengan wajah terkejut.

Sementara wanita yang berdiri di samping Kalix menatap Catherine dengan wajah tenang.

"Kamu--"

"Charlotte!"

Wanita itu mengulurkan tangannya dengan wajah tenang menyapa Catherine.

"Catherine." balas Catherine dengan wajah bingung melihat perubahan sikap wanita itu saat berada di dekat Kalix.

"Aku menantikan kerja sama kita, Kalix. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan menjadi ambassador produk baru perusahaan kalian." kata wanita itu sebelum meninggalkan mereka berdua. Kalix diam membisu tanpa menatap kepergian Charlotte.

"Siapa wanita itu?" tanya Catherine dengan tatapan curiga menatap wajah datar suaminya.

"Bukankah kamu sudah berkenalan dengannya." kata Kalix mengelap keringat yang membasahi wajahnya dengan wajah acuh tak acuh.

"Apa kamu sudah selesai yoga?" tanya Kalix mendekati Catherine dan mengelap keringat yang membasahi wajah istrinya.

Catherine mengangguk mendengar pertanyaan suaminya. Namun, terselip sedikit perasaan tidak nyaman di hatinya saat melihat kedekatan Kalix dengan wanita lain.

"Aku tahu kamu cemburu. Jangan khawatir, aku tidak akan mengkhianati pernikahan kita dengan kehadiran pihak ketiga." kata Kalix saat melihat wajah murung istrinya.

Catherine merasa lebih lega setelah mendengar ucapan suaminya.

"Aku tidak cemburu!" kata Catherine melengos begitu saja meninggalkan suaminya.

Kalix hanya tersenyum tipis mendengar ucapan istrinya.

#

#

#

Di kediaman Albertus

Dengan perut buncit Catherine berdiri di depan jendela menatap hujan deras. Tatapan matanya terus tertuju ke halaman mansion menunggu Kalix pulang.

"Sayang, lebih baik kamu menunggu suami mu di ruangan tamu." nasehat Nyonya Albertus berdiri di belakang menantunya.

Sembari mengelus perut besarnya, Catherine berucap dengan lirih. "Catherine ingin melihat mobil Kalix pulang Mom."

"Tapi di luar sedang hujan, Nak. Mommy tidak mau kamu demam dan flu. Bukankah Minggu depan kamu akan melahirkan? Kamu harus menjaga kesehatanmu sebelum hari lahiran tiba." sahut Nyonya Albertus mengelus bahu menantunya.

Catherine akhirnya mengalah dan menuruti ucapan mertuanya. Ia melangkah menuju ruangan tamu mengikuti langkah Alice dari belakang.

"Bagaimana dengan persiapan persalinan kamu? Apa Kalix sudah memesan kamar VIP untuk persalinan kamu Minggu depan?" tanya Alice duduk di sofa ruangan tamu.

"Kalix sudah meminta Aston menyiapkan semuanya, Mom."

Alice mengangguk mendengar penuturan menantunya.

Diluar mansion hujan semakin deras. Kalix belum juga menunjukkan batang hidungnya. Udara di ruangan itu berubah dingin. Apa lagi Catherine hanya menggunakan pakaian tidur tipis sebelum turun dari lantai 2.

"Apa kamu kedinginan?" tanya Alice menatap wajah lesu menantunya.

"Tidak apa-apa, Mom. Catherine mau kembali ke kamar saja." kata Catherine memutuskan kembali ke kamarnya setelah berpamitan dengan mertuanya.

Catherine berbaring di atas tempat tidur dan menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sedih.

"Mengapa Kalix belum menghubungi ku seharian ini?" gumam Catherine dengan perasaan sedih.

Perubahan sikap Kalix beberapa bulan ini membuat hati dan pikiran Catherine berubah menjadi sangat sensitif. Ia bahkan sering bersikap posesif setiap kali melihat wanita lain menatap suaminya dengan tatapan penuh minat.

Tak beberapa lama pintu kamar Catherine di ketuk dari luar. Catherine langsung terduduk dan menatap pintu kamarnya dengan penuh harapan.

"Masuk." ujarnya menatap pintu terbuka dengan harap-harap cemas.

Alice menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan tersenyum tipis menatap wajah penuh harapan Catherine. Wajah Catherine berubah murung saat melihat Alice yang muncul dari balik pintu.

"Apa Mommy mengangguk istirahat mu?" tanya Alice masuk ke dalam kamar Catherine dan Kalix sembari membawa segelas susu.

Catherine menggeleng dengan pelan.

"Mommy membuatkan susu untuk kamu." lanjut Alice menyerahkan susu buatannya kepada Catherine.

"Terima kasih, Mom."

Catherine langsung meneguk susu itu hingga tandas. Ia kembali berbaring setelah meminum susu buatan mertuanya.

"Istirahatlah. Mommy mau kembali ke kamar dulu." kata Alice menyelimuti tubuh menantunya.

Catherine memejamkan matanya dan masuk ke dalam dunia mimpi.

#

#

Tengah malam Catherine tiba-tiba terbangun karena kebelet pipis. Ia mengalihkan pandanganya ke samping mencari keberadaan suaminya. Namun, tempat tidur disampingnya masih kosong dan rapi seperti sebelumnya.

"Apa Kalix lembur?" gumam Catherine dengan wajah bantalnya masuk ke dalam kamar mandi.

Saat sedang duduk di toilet closet. Catherine merasa perutnya tiba-tiba mulas tak jelas. Ia memutuskan berdiri dan dan menatap isi closet. Betapa terkejutnya Catherine saat melihat tetesan darah bercampur lendir di dalam closet.

Catherine memutuskan menghubungi suaminya agar segera kembali.

Tut

Tut

Tut

Panggilan keluar itu terus berdering namun tak kunjung di angkat dari seberang sana.

Rasa keram dan mulas itu kembali lagi. Catherine memutuskan menghubungi Alice yang tidur di lantai 1.

[Kenapa, Sayang? Apa kamu membutuhkan sesuatu?]

"Mom! Tolong hubungi Kalix! Sepertinya Catherine mau melahirkan."

Tak beberapa lama Alice datang bersama supir pribadi Albertus. Pria itu langsung mengangkat tubuh Catherine.

"Apa Kalix mengangkat panggilan telepon dari Mommy?"tanya Catherine dengan suara lirih berbaring di kursi penumpang.

Alice meletakkan kepala menantunya di pangkuannya dan menggelengkan kepalanya dengan wajah cemas.

"Kalix belum menjawab panggilan telepon dari Mommy. Jangan khawatir. Mommy sudah meninggalkan sebuah pesan untuknya."

Tak butuh lama mereka tiba di rumah sakit. Petugas medis yang berjaga bergegas mendorong brankar kearah mobil yang ditumpangi Catherine.

"Dokter! Sepertinya menantu saya mau melahirkan." kata Alice menghampiri seorang wanita muda menggunakan jas putih yang sedang berjaga.

Brankar Catherine didorong masuk ke dalam ruangan operasi. Dokter langsung bergerak cepat membantu proses persalinan Catherine.

Disisi lain

Seorang pria menangis tersedu-sedu di samping ranjang seorang pria seusianya yang sudah dinyatakan meninggal 1 jam yang lalu.

"Aku sudah berjuang keras selama 3 tahun ini. Kenapa kamu tidak bisa menunggu sedikit lebih lama lagi!"

"Felix! Bangun!"

"Aku tidak ingin kehilangan mu!" teriak pria itu membangunkan saudara kembarnya.

1
merry jen
AP sakira in Calista yaa
Senja
sampulnya sama kek cerita aku🤣
merry jen
itu model y suka kalik gmnn kbryy tuu ,,moga perbuatan kebongkarr yaa jgnn ksh hdp enkk tu cwee
merry jen
kalikk kalik dh mnggll istrimu br nyesall kmuu ,,l perbuatan mu kejamm dnkhinn di ambil anky dr mm kndung,,dceraiin pulaa Dann dtngkpp dan mertuamu mnggll jg krnn muu ,dhh bnykk tu dosamuu kalik wkkkkkk ,,moga istrimu GK mmgglll itu cm akl aklnn y untuk buat kmu mnyesll
merry jen
jahat x kalik andai gk nahan Calista mngkin mmy Kalista gk dtabrak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!