Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Sayang...." ujar Randi memeluk sang istri yang baru dia nikahi tadi pagi, kini di rumah tinggal mereka berdua, semua tetangga sudah pulang, saat selesai syukuran kecil kecilan.
"Iya kak" jawab Rania memeluk tangan suaminya yang melingkar di perut ratanya.
"Akhirnya kita sampai di titik ini ya, sudah lama kakak ingin seperti ini sayang, tapi kamu nolak mulu" ujar Rangga yang mengendus leher sang istri.
"Bukan nolak kak, waktu itu kita masih kecil banget, baru tamat sekolah, aku takut hanya cinta sesaat, dan berakhir perceraian, aku ngak mau, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup" tutur Rania.
"Emang kami pikir kakak mau nikah berkali kali" dengus Rangga, sebel mendengar jawaban dari sang istri, dia ngak tau saja betapa takutnya dia melihat Rania di goda laki laki, dia takut Rania kecontol laki laki lain, yang lebih segala galanya dari dirinya yang banyak kekurangan kata orang tuanya itu.
"Bukan gitu sayangku" ujar Rania memutar badannya dan menghadap sang suami lalu menangkup ke dua pipi suami baiknya itu.
"Lalu apa...?" ujar Rangga tidak puas.
"Nia hanya meyakinkan diri saja, apa kakak dan aku ada yang lain gitu" kekeh Rania.
"Ncek, tau ah... sekarang sudah boleh minta ini kan?" ujar Rangga mengelus lembut bibir sang istri, Rangga betul betul menjaga Rania, bertahun tahun menjalin kasih, Rangga hanya memeluk dan paling berat hanya mengecup pipi atau puncak kepala Rania, selebihnya dia tidak ingin melakukannya, dia hanya ingin mengambil di saat sudah menikah, betul betul laki laki baik yang tidak ingin menodai kekasihnya.
Wajah Rania lansung bersemu merah dan jantungnya berdegup kencang mendengar ucapan sang suami.
"Boleh...." ujar Rangga lagi.
Rania hanya mengangguk pasrah, lagian dia melakukan dengan sang suami bukan dengan orang lain, lebih dari itu juga tidak masalah, karena mereka sudah halal dan justru akan menjadi pahala untuk nya, bisa menyenangkan sang suami.
Rangga tersenyum puas, mendapat persetujuan dari sang istri, sudah lama dia ingin merasakan bibir merah cery sang istri namun apa daya, mereka belum halal.
Rangga semakin mendekatkan kepalanya ke wajah sang istri, Rania reflek lansung menutup matanya.
Tak berselang lama, bibir mereka sudah menyatu dengan sangat sempurna, selanjutnya berhayal saja ya, apa yang di lakukan sama sepasang pengantin baru, hehehe...
Dug....
Dug...
Dug....
Bunyi pintu Rumah Rania di gedor dari luar oleh orang, entah siapa pelakunya, membuat sepasang pengantin baru itu terkaget dari mimpi indah mereka.
"Astaga, siapa sih" kesal Rania, dia ingin keluar tapi ingat dia tidak memakai apapun, tubuhnya hanya di tutupi oleh kain selimut, tiba tiba wajah Rania berubah merah padam mengingat aktifitas yang dia lakukan bersama sang suami sebelum tidur siang tadi.
"Kenapa tuh muka merah" goda Rangga yang tidak memperdulikan gedoran di pintu rumah Rania itu, dia sudah tau pasti itu kelakuan saudara sepupu Rania yang kurang kerjaan.
"Kenapa malu hmm... tadi aja semangat banget, ahh... kak pelan kak, ahh kak enak kak" gitu kan tadi, sekarang kenapa malu" ujar Rangga semakin menggoda sang istri yang semakin kesal mendengar ucapan Rangga.
"Kakak ih... ngeselin" kesal Rania dengan wajah semakin memerah.
"Hahahah.... maaf, udah yuk pakek baju cuci muka dulu, baru temuin orang gila itu" ujar Rangga.
"Hmmm.... ambilin bajunya, kan tadi kakak buang ngak tau kemana" cemberut Rania.
"Siap nyonya" ujar Rangga mengambil kan pakaian dia dan sang istri.
Ceklek....
"Apaan sih mbak, kurang kerjaan lu ya" kesal Rania.
"Heh... lu nikah ngak bilang bilang sama gue, sekarang kasih gue pelangkahan, karena lu sudah melangkahi gue, ngak mau tau beliin gue pelangkahan motor baru" ujar Ajeng tidak tau mulu.
"Ha...." cengok Rania dan akhirnya dia tertawa terpingkal pingkal.
"Lu klau ngelawak jangan di rumah gue mbak, pulang sana ke rumah lu, aneh aneh aja lu mau minta pelangkahan, emang lu siapa gue" ujar Rania tidak habis pikir.
"pokonya gue ngak mau tau, lu harus beliin gue motor keluaran terbaru" paksa Ajeng tetep kekeh.
"Bodo amat, emang gue pikirin"
Bruk.....
Rania membanting pintu hingga tertutup membuat Ajeng tengkit kaget ulah Rania.
"Nia.... ngak sopan lu ya.... anak kurang ajar, kaget gue sialan!!, pekik Ajeng namun Rania acuh saja dan mengunci pintu dari dalam.