Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 7. Kau Tetap Adik Kecil Kami
Gyeo Wool sampai di rumahnya. Ia sungguh merasa sangat senang bisa kembali lagi . Jae Hwan tentu bisa melihat antusiasme di wajah sang adik. Saat ini Kyung Sam belum tahu jika adik bungsunya itu kembali ke rumah karena kakak pertama Gyeo Wool tersebut masih bertugas di perbatasan.
" Baiklah kau istirahat dulu. Kakakakan membuatkanmu obat."
" Apakah ini akan lama?"
" Tidak. Paling lama sekitar 3 harian saja kamu sudah sembuh sepenunya. Kenapa? Apa sungguh tidak bisa meninggalkan suamimu sendirian?"
Gyeo Wool berdcak kesal mendengan penuturan Jae Hwan. Bukan itu yang dia maksud. Gyeo Wool hanya ingin sedikit lebih lama berada di rumah. Bila perlu satu bulan penuh ia ingin berada di rumahnya itu.
Tetapi hal tesebut tentu jelas saja tidak bisa. Meskipun Hyeon menyetujui kepulangan Gyeo Wol, pria itu juga menempatkan penjaga di sisi ratunya. Jadi saat Gyeo Wool sembuh maka raja tersebut juga pasti akan tahu.
Gyeo wol mengikuti saran kakak keduanya untuk segera memasuki kamar dan beristirahat. Rupanya efek gatal dan panas itu membuatnya sedikit merasa lelah juga. Sebelumnya Gyeo Wool sudah diminta oleh Jae Hwan meminum ramuan. Bukan ramuan obat akan tetapi ramuan obat tidur agar aiknya itu berhenti menggaruk tubuhnya.
Sambil meracik obat, Jae Hwan bebicara kepada pengawal pribadi yang diberikan Kyung Sam untuk adik bungsunya itu.
" Du Ho, katakan padaku apa ada orang yang sengaja ingin mengerjai adikku?"
Du Ho mengangguk. Ia tentu tahu siapa yang hendak mencelakai Gyeo Wool. Di istana tentu saja banyak intrik yang terjadi terlebih di harem. Rasa iri, dengki, ingin menguasai dan mendominasi sudah bisa dipastikan ada di sana. Namun sesuai perintah kyung Sam, Du Ho tidak boleh bergerak sembarangan.
" Baiklah aku sudah tahu, apa yang kau lakukan cukup bagus. Tapi jika sesuatu terjadi lebih berbahaya lagi, sebaiknya kau bisa mengambil keputusan yang tepat. Beruntung hal ini tidak membahayakan nyawa Gyeo Wool. Tapi paling tidak kita sekarang tahu siapa pelaku di baik ini semua. Mulai saat ini kamu harus lebih berhati-hati dan waspada."
Inilah yang tidak disukai Jae Hwan saat adiknya mendapat titah raja untuk jadi seorang ratu. Akan banyak masalah yang menimpa sang adik. Dan pasti nanti Gyeo Wool akan menghadapi permasalahan yang lebih sulit lagi dari pada ini.
Jae Hwan mendengus pelan. Ia menatap wajah adik bungunya itu dengan sangat intens. Sungguh baru seperti ini saja Jae Hwan sudah begitu sedih, bagaiman jika ada hal besar lain yang meinimpa Gyeo Wool.
" Ge, Bangu dulu dan minum obat mu."
Gyeo Wool berusaha bangun dan duduk. Jae Hwan kemudian membantu meminumkan obat tersebut.
" Kaak, ini sangat pahit."
" Tck, memangnya kau anak usia 5 tahun. Obat dengan kadar sepahit ini saja sudah protes."
Gyeo Wool memberengut. Kakak keduanya itu memang selalu menyebalkan saat memberi obat. Namun dia tentu tahu bahwa Jae Hwan sangat peduli kepadanya.
" Apa kau tahu bahwa hal ini di sengaja?"
" Ya, aku tahu. Dan aku juga tahu sebelum masuk ke dalam pemandianku itu."
Tuk
Jae Hwan mengetuk kening Gyeo Wool sedikit keras sehingga gadis itu mengaduh sakit. Bagaimana tidak tangan besar Jae Hwan begitu menghasilkan tekanan yang kuat juga di jarinya saat menyentil kening Gyeo Wool.
" Jika sudah tahu mengapa tetap masuk."
" Biar dia senang, dan menganggap apa yang sudah dia rencanakan berhasil."
Gyeo Wool akan membiarkan hal ini. di akan diam dan tidak memperpanjang masalah. Karena bagaimanapun juga dia tidak memiliki bukti akan kelakuan oang itu terhadapnya.
Dia memilih diam untuk sementara waktu. Bagaimanapun dia tidak pernah merasa merebut perhatian raja. Jadi dia akan bersikap layaknya ratu saja meski tanpa kasih sayang raja.
Rencana Gyeo Wool mengenai perubahan peraturan Harem akan ia sampaikan ketika ia sudah sembuh. Ia yakin stelah itu orang-orang yang ingin mencelakainya akan berpikir dua kali untuk melakukannya.
Jae Hwan membuang nafasnya kasar. Melihat wajah datar sang adik tentu dia tahu kalau adik perempuannya itu memiliki sebua rencana. Jae Hwan tentu tidak berhak tahu. Bagaimanapun itu adalah urusan dapur istana yang mana orang luar tidak bisa ikut campur.
Braaaaak
pintu kamar Gyo wool di buka secara paksa oleh seseorang. Namun tidak ada ekspresi keterkejutan di wajah Hwan maupun Wool. Keduanya tentu tahu siapa oknum yang melakukan itu.
" Kak, jika selalu begitu nanti lama-lama aku minta para pelayan melepas pintu kamarku lho."
Greb
Kyung Sam tentu acuh mendengar ocehan sang adik perempuannya. Ia langsung memeluk Gyeo wool dengan erat.
" Mengapa cuma pakai baju tipis begini?" protes Kyung Sam.
" Hyungnim, Gege terkena gatal yang luar biasa dan kulitnya mulai merah-merah. Jika bajunya tebal nanti sirkulasi udara tidak terlalu baik dan malah kemerahan dan gatalnya tidak juga mereda."
Kyung Sam mengangguk paha. Ia bisa melihat sendiri kulit Wool yang memang terdapat bintik-bintik merah dan sepertinya merata ke seluruh kulit.
Pria paling tua di kelurga itu sungguh terlihat sedih melihat kondisi sang adik. Gyeo Wool sungguh merasa tidak enak melihat kedua kakak lelakinya itu khawatir.
Setelah ini aku tidak akan lagi membuat kakak-kakak khawatir. Maafkan Gege kak, nampaknya Gege benar-benar selalu merepotkan kakak.
Wajah Gyeo Wool berubah sangat murung. Hwan Dan Sam saling pandang. Mereka tentu tahu apa yang adik bungusnya itu pikirkan. Keduanya pun langsung memeluk Gyeo wool bersamaan.
" Jangan merasa tidak enak. Jangan merasa kau adalah beban kami. Apa kau tahu, kau adalah harta kami yang paling berharga."
" Hyungnim benar Ge, kamu adalah sebuah permata yang ayah dan ibu tinggalkan utuk kami. Jika kamu tidak bahagia berada di istana, kami berdua akan memintamu kepada raja untuk dikembalikan ke rumah ini. Bahkan jika kita harus pergi dari negara ini pun kami tidak keberatan asalkan kamu bisa bahagia."
Tes
Air mata Gyeo Wool tumpah juga. Rasa sayang dan cinta kedua kakaknya sungguh begitu besar. Sesaat ia merindukan kedua orang tuanya yang telah tiada itu. Namun ia kembali menatap kedua kakaknya. Meskipun tidak lagi memiliki orang tua, namun kedua kakaknya sunggu h sangat menyayanginya.
" Maaf ya kak kalau aku masih seing membuat kalian khawatir."
" Meskipun kau memiliki peredikat sebagai ratu negara ini, di rumah ini kau tetaplah adik kecil kami dan tyidak ada yang bisa merubah itu semua."
Gyeo wool tersenyum. Tentu, hal itu tentu tidak ada yang bisa mengubahnya. Ia selama nya akan jadi anak terakhir dikeluarganya terlepas statusnya sebagi istri dan ratu dari raja Hyeon.
TBC