NovelToon NovelToon
Langit Maheswara

Langit Maheswara

Status: tamat
Genre:Tamat / BTS / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Perjuangan dan kesabaran seorang Langit Maheswara, berakhir sia-sia. Wanita yang selalu dia puja, lebih memilih orang baru. Niat hati ingin memberikan kejutan dengan sebuah cicncin dan juga buket bunga, malah dirinya yang dibuat terkejut saat sebuah pemandangan menusuk rongga dadanya. sekuat tenaga menahan tangisnya yang ingin berteriak di hadapan sang kekasih, dia tahan agar tidak terlihat lemah.

Langit memberikan bunga yang di bawanya sebagai kado pernikahan untuk kekasihnya itu, tak banyak kata yang terucap, bahkan ia mengulas senyum terbaiknya agar tak merusak momen sakral yang memang seharusnya di liputi kebahagiaan.

Jika, dulu Ibunya yang di khianati oleh ayahnya. maka kini, Langit merasakan bagaimana rasanya menjadi ibunya di masa lalu. sakit, perih, hancur, semua luka di dapatkan secara bersamaan.

Ini lanjutan dari kisah "Luka dan Pembalasan" yang belum baca, yuk baca dulu 🤗🥰🥰



jangan lupa dukungannya biar Authornya semangat ya 🙏🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kambuh

Angkasa mengajak Langit untuk pulang, dia tak mungkin membiarkan kakaknya menunggu karena gadis yang di tolong pun sudah ada yang menjaga.

"Abang, yuk pulang dulu. Abang belum ganti baju, nanti masuk angin." Ajak Angkasa.

Langit mengiyakan ajakan adiknya, tetapi baru saja beberapa langkah berjalan, dadanya terasa terhimpit sampai kesulitan mengatur nafasnya. Langit meremat dadanya sampai tubuhnya merosot ke bawah, melihat itu Angkasa lantas memanggil Dokter dan membantu Kakaknya duduk.

"DOKTER, DOK! TOLONG...!" Teriak Angkasa meminta bantuan.

Salah seorang perawat yang lewat lantas membantu Angkasa membawa Langit menuju ruangan yang kosong, sambil menunggu Dokter datang, perawat memasangkan alat bantu pernafasan terlebih dahulu. Sedangkan Angkasa dilarang masuk, mau tak mau ia menunggu di luar ruangan.

Ceklekkk.

Dokter datang memeriksa keadaan Langit, riwayat Asma Langit kambuh kembali karena beberapa faktor. Langit kelelahan, banyak pikiran dan juga kedinginan karena bermain air laut tanpa mengganti pakaiannya. Beruntung Langit belum benar-benar pulang, dia bisa langsung mendapatkan perawatan dari rumah sakit.

Setelah pemeriksaan selesai, Dokter keluar bersama perawat yang mendampinginya. Ia meminta Angkasa untuk berjaga di dalam sana, Langit kini sedang beristirahat setelah Dokter memberikan obat sesuai dengan apa yang di keluhkannya.

"Abang," Lirih Angkasa melihat jarum infus dan juga alat bantu bernafasan terpasang di tubuh Langit, setelah sekian lama tak kambuh, kini Angkasa melihat kembali kondisi Langit yang terlihat pucat dan juga berantakan.

Angkasa menarik kursinya dan duduk di samping pembaringan Kakaknya, dia lupa mengabari keluarganya perihal keadaan Kakak sulungnya. Tangannya merogoh saku celananya, dia membuka layar benda pipih yang ternyata batrenya hanya tinggal 20 persen lagi.

"Isshhh, lupa bawa charger lagi." Gumam Angkasa.

Begitu Angkasa mengaktifkan datanya, banyak panggilan tak terjawab dari ayahnya. Dia menebak kalau Ayahnya sudah mengetahui apa yang terjadi pada Langit, tangannya bergerak memencet tombol panggilan untuk menghubungi ayahnya kembali.

Tutttt..

[......]

[Papa, aku di rumah sakit jagain Abang. Batrainya sedikit lagi, aku tidak bisa lama-lama nelponnya.]

[......]

[Cempaka Sinar Medika]

Tuuttt...

******

Di dalam mobil.

Aiman mendapatkan panggilan dari Putranya, akhirnya dia tahu dimana keberadaan Langit. Sejurus kemudian, Aiman melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit dimana Langit di rawat. Di dalam hatinya ia terus berdoa demi keselamatan Putranya, Galaxy pun tak kalah khawatirnya pada sang Kakak, terlebih lagi dia juga mendengar percakapan kembarannya dan juga Ayahnya.

Firasat seorang Ibu jarang sekali meleset, apa yang di khawatirkan oleh Laras benar-benar terjadi.

Kurang lebih selama 20 menit Aiman berkendara, akhirnya dia sampai juga di rumah sakit dimana Langit di rawat. Aiman mengirimkan pesan kepada istrinya agar membawa baju ganti sekalian melihat kondisi Langit, karena dirinya yakin kalau Laras pasti terus gelisah sebelum benar-benar bertemu dengan anaknya.

Sebelumnya, Angkasa mengirimkan pesan dimana ruang rawatnya, jadi Aiman tak perlu bertanya lagi pada resepsionis.

Sesampainya di depan pintu kamar Langit, Aiman menghembuskan nafasnya panjang. Keduanya pun masuk ke dalam, terlihat Langit masih tenang dalam tidurnya. Angkasa menempelkan jari telunjuk di depan mulutnya, sebagai isyarat agar kembarannya dan juga ayahnya tidak berisik atau menimbulkan suara karena Kakaknya butuh istirahat.

"Ya Allah, Nak. Malang sekali nasibmu, Papa yang mendengarnya saja tidak kuat, apalagi kamu." Lirih Aiman nyaris tak terdengar, meskipun hanya ayah sambung bagi Langit. Kasih sayangnya begitu besar, tak ada pembedaan antara Langit dan yang lainnya karena bagi Aiman semuanya sama.

Galaxy mengepalkan tangannya dengan mata terpejam, dia bersumpah tidak akan ada yang berani menyakiti kakaknya lagi. Jika suatu saat dia ataupun anggota keluarga yang lain di pertemukan kembali dengan Jennie, dia orang pertama yang akan menyingkirkannya. Galaxy berharap karma akan segera datang mengertai Jennie, sungguh dia sangat membenci wanita licik itu.

*****

Di rumah sakit lain.

Jennie pula di larikan ke rumah sakit usai kepergian Galaxy, dia mengalami pendarahan karena stress dan juga harus mendengar cibiran, cacian dan makian yang di lontarkan dari mulut para tamu undangan. Tanpa di sangka, sahabat baik Langit yang menemani kisah perjalanan cinta dirinya pun turut hadir. Awalnya teman Langit itu juga syok karena dia hanya ikut orangtuanya menghadiri acara koleganya, tapi ternyata apa yang di saksikan sungguh di luar dugaan. Malah dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana murkanya Galaxy, dia tidak melihat Langit karena mungkin pada saat dia sampai Langit sudah pergi meninggalkan acara tersebut.

Mertua Jennie terus menggerutu menyalahkan Jennie dan keluarganya karena membuat malu nama baik keluarga, semua rencana yang telah di susun pun gagal. Kevin mengacak-acak rambutnya frustasi, di sisi lain dia ingin Jennie dan calon anaknya selamat, tetapi di sisi lainnya lagi dia di buat pusing oleh ibunya yang terus mengomel tanpa henti.

"Ibu, diamlah! Kalau mau ngomel nanti saja, aku pusing mendengarnya!" Sentak Kevin dengan penampilan kacaunya.

"Dasar anak tidak tahu diri! Berani kau membentak ibumu sendiri, hah?! Bagaimana bisa aku melahirkan anak yang pembangkang, lebih memilih orang baru daripada ibunya sendiri. Lihatlah sendiri, karena ulahmu keluarga kita yang menanggung malu!" Bentak Maria tak kalah sengitnya.

"Sudahlah, Ma. Lebih baik kita pulang saja, mau hidup atau mati pun dia (Jennie dan anaknya) Papa tidak peduli." Ucap Arya acuh tak acuh.

"Mulai detik ini juga, jangan pernah menginjakkan kakimu ke rumah kami lagi. Aku tidak sudi menerima benalu!" Sarkas Maria pada Kevin, dia berjalan menabrak bahu Ibu Jennie yang terlihat diam saja tanpa mau ikut mendebat besannya.

Irwan mengepalkan kedua tangannya dengan kepala tertunduk dan juga air mata yang berusaha di tahannya, ia ingin marah tapi sadar akan posisinya dimana sekarang. Nasya hanya terisak menyayangkan nasib Putrinya yang sangat dia sayang begitu menyedihkan, terlebih lagi mertuanya menaruh rasa benci sampai tidak peduli akan keselamatan Jennie maupun bayinya.

Kevin menjambak rambutnya dengan kuat, dia bahkan meninju tembok rumah sakit sampai darah mengalir dari tangannya. Irwan dan Nasya berusaha menenangkan Kevin, walau bagaimana pun nasi sudah menjadi bubur.

*******

Malam hari.

Dokter Meta kembali memeriksa kondisi temannya, yang tak lain adalah gadis yang di tolong oleh Langit dan juga Angkasa. Sebuah laporan dari salah satu perawat membuat perasaannya tak karuan, tubuh Kejora yang kerap di panggil Ara mengalami kejang-kejang. Dokter Meta meminta bantuan rekan sesama Dokternya untuk menangani Kejora, sampai 3 jam di dalam ruangan yang dingin, Kejora berhasil melewati masa kritisnya.

Berulang kali Meta mengucap syukur karena Kejora masih ingin berjuang untuk hidup, Kejora di pindahkan ke ruang IGD karena takut kejadian serupa terulang lagi meskipun Kejora sudah dinyatakan lewat masa kritis.

"Kejora, Kak Meta mohon untuk tetap bertahan hidup. Kakak tahu bagaimana kehidupan kamu, jangan biarkan mereka merasa menang dan tahu keberadaanmu, mereka semua pasti menginginkanmu hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Aku ingin kau egois untuk sekarang ini, kau berhak bahagia, Kejora." Ucap Meta sambil menggenggam erat sebelah tangan Kejora, hatinya merasa begitu tercabik melihat berbagai alatas medis yang menempel di tubuh teman yang selalu menjadi pendengar baik baginya.

Kejora Andhira Wilyatama, Seorang gadis yang sangat baik dan juga pekerja keras. Sayangnya, dia harus hidup di tengah keluarga yang terlihat harmonis, namun berantakan di dalamnya. Kedua orangtuanya pilih kasih, dia hanya memiliki satu tempat yang dia anggap rumah dan pahlawan dikala dia merasa kesusahan dan butuh pertolongan. Tempatnya berlindung, tetapi semuanya hancur disaat dia mendapati orang yang dianggap pelindung itu beradu peluh di kamar kakaknya sendiri, dengan dalih mereka saling mencintai, padahal dia sudah mempersiapkan acara pernikahannya yang hanya tinggal menghitung hari. Saat mengadukan Kakaknya pada kedua orangtuanya, siapa sangka Kejora malah mendapat cacian dan makian, serta dia harus mengalah demi kakaknya yang selalu di unggulkan. Adiknya yang sama-sama perempuan seringkali sakit-sakitan, butuh donor jantung karena jantungnya bocor. Lagi-lagi dia di tuntut mengerti keadaan di sekitar orang yang menjadi keluarganya, sang ayah mendesak Kejora untuk memberikan salah satu organ penting dalam dirinya, pun dengan sang Ibu. Lengkap sudah kemalangan yang di derita Kejora, Meta hanya menangis membayangkan bagaimana Kejora melewati hari-harinya. Kejora adalah sahabat dari adik Meta, tetapi Kejora juga dekat dengan Meta layaknya seorang adik kakak.

"Aku tidak akan memberikanmu kepada keluargamu lagi, Ra. Aku bersumpah, tidak akan ada kebahagiaan di dalam keluarga Wilyatama." Ucap Meta dengan wajah marahnya.

1
Nadira Alexa
kaya ga asing sama bunyinya 🤣🤣🤣🤣🤣
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Nur Aqilah
Luar biasa
Rafa Pratama
novelnya slalu bagus
Difak Ajjah
Luar biasa
difaq aisyah
Lumayan
Novita Ae
Luar biasa
fanshesss_
ijin baca
prodeoo
laki laki normal tapi sangat lemah hati
Aneke Laoh
Luar biasa
Atiah arini
keren good
Jasni Erianti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Wy Ky
keren
Fitria Utami
waduh ngakak abis🤣🤣🤣🤣
Jasni Erianti
thor kamu orang sumatera barat ya
Reni Mardiana: aku orang bandung lah 🙃
total 1 replies
Ina Karlina
cerita asik .sukses terus ya Thor 🥰🥰
Ina Karlina
kocak banget🤣🤣🤣
Eemlaspanohan Ohan
rasain menjebak tunangan adik. sendiri
Ina Karlina
emang dasar ular..
Ina Karlina
jeni masih penasaran ke langit.. dasar cewe ga tau diri dan malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!