Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Dinikahi
Namira tampak berdiri didepan pintu sebuah apartemen mewah yang malam ini dia datangi.Kedua tangan nya terkepal kuat demi mengurai rasa gugup dan juga rasa takutnya saat menyadari apa yang akan terjadi setelah dia menekan bel pintu itu.
Namun tidak ada yang bisa Namira lakukan selain pasrah dengan apa yang sudah disepakati olehnya dan juga oleh atasan nya yang bernama Abraham Adhijaya.
Setelah memastikan operasi sang ibu berhasil dan kondisinya berangsur membaik.Namira pun langsung pulang kerumah untuk mengurus segala keperluan yang dibutuhkan para warga untuk mengkebumikan sang ayah.
Namira pun terpaksa menitipkan sejumlah uang kepada Pak Rt dan Pak Rw setempat untuk mendanai acara doa bersama untuk mendoakan mendiang Pak Yadi,yang merupakan ayah kandungnya.
Namira sangat menyesal tidak bisa ikut membantu karena harus berjaga dirumah sakit dan Namira bersyukur karena memiliki terangga yang begitu baik pada keluarganya.
Meski warga tidak menyukai Pak Yadi yang kerap terkena kasus perjudian.Namun warga cukup dekat dengan Bu Marni dan juga Namira.
Sehingga warga pun tidak keberatan membantu mengurusi pemakaman hingga acara tahlilan yang akan digelar setiap malam sampai 7 hari kedepan.
Namira pun akhirnya bisa bernafas dengan lega karena satu beban nya bisa terselesaikan.Kini dirinya bisa fokus dengan sang ibu yang masih butuh perhatian extra.
Dan setelah 2 hari berlalu,Namira pun kini dituntut untuk memenuhi janjinya pada Abra.Meski berat,namun Namira tahu betul kewajiban nya karena pria itu sudah menolong nya.Meski harus dibayar dengan harga diri dan kehormatan nya.
Dengan tangan yang gemetar,Namira akhirnya menekan bel pintu itu setelah hampir setengah jam berdiri disana dengan pergolakan batin yang sangat bergejolak.
Ceklek...
Setelah beberapa menit menunggu,akhirnya pintu yang tadi tertutup rapat itu kini terbuka dengan menampilkan sesosok pria yang sudah dua hari ini tidak Namira temui.
"Masuk,"titahnya dingin.
Deg...
Jantung Namira kembali berdetak lebih cepat saat suara bariton Abra mengintrupsi agar dirinya masuk kedalam unit apartemen itu.
Namira tampak menghela nafas panjang sebelum dirinya benar benar memasuki ruangan yang begitu tampak mewah dan begitu berkelas itu.
Entah berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh pria itu hanya untuk sekedar merawat ruangan mewah itu.Yang pasti,isi dompet Namira tidak akan sanggup meski hanya sekedar untuk menyewa tukang sapu nya saja.
Namira berjalan mengikuti kemana langkah kaki Abra.Pria itu tampak membawa Namira menuju ke arah ruang keluarga yang cukup luas dengan televisi berukuran super besar yang terdapat didepan sofa panjang dan besar yang ada disana.
Sungguh sebuah hunian yang mewah dan berkelas icaran setiap wanita yang tinggal di ibu kota.Namun tidak untuk Namira sendiri.
Meski memiliki wajah yang cukup cantik,namun Namira menikmati pekerjaan nya meski hanya sebagai seorang OG.Namun tampak nya kini,harga diri dan kehormatan yang selama ini dipertahankan akan kandas tergerus oleh keadaan yang tidak mendukung nya untuk tetap bertahan dengan prinsipnya dulu.
Terlebih saat nyawa sang ibu yang dipertaruhkan.Maka Namira pun rela menukar nyawanya asal sang ibu bisa selamat.
"Duduklah,"titah Abra lagi yang langsung pergi meninggalkan Namira diruangan itu sendirian.
Namira pun mendudukan dirinya disofa empuk nan nyaman itu,menunggu kembali kedatangan pria yang akan menjadi orang pertama yang akana menyentuh tubuhnya dan memiliki dirinya seutuhnya.
Setelah menunggu beberapa menit.Abra pun tampak kembali keruangan itu dengan berkas yang ada ditangan nya.
"Baca.lalu tanda tanganilah,"lanjut Abra memberikan satu berkas berisikan kontrak perjanjian priahal anak yang akan Namira kandung dan kelak saat bayi itu akan Namira serahkan dengan suka rela pada Abra.
Namira pun tampak menurut,membaca setiap point yang tertulis didalam surat perjanjian itu.Semua tidak ada yang memberatkan terkecuali satu point saja.
Yaitu,point yang berbunyi 'Setelah bayi itu lahir,maka pihak kedua akan memberikan pada pihak kedua dan tidak akan pernah lagi muncul dihadapan pihak pertama dan sang bayi'.
Sungguh,baru membayangkan nya saja dada Namira sudah merasa sesak.Namun bagaimana pun itulah kewajiban yang harus Namira penuhi setelah Abra membantu Namira menyelamatkan nyawa sang ibu dan membiayai pemakaman sang ayah.
"Apa saya boleh meminta satu syarat saja tuan?"tanya Namira memberanikan diri membuka suaranya.
"Syarat?apa itu?apa uang yang aku transfer kemarin masih belum cukup?"
"Bukan,ini bukan masalah uang,"
"Lalu,apa yang kamu inginkan?"
"Menikah,saya ingin tuan menikahi saya terlebih dahulu sebelum saya menyerahkan diri saya pada anda,"
Deg...
Abra menatap tajam pada gadis yang kini tengah dengan lancang nya meminta dinikahi oleh nya.Abra menyeringai licik,dia tidak menyangka jika gadis yang terlihat lugu itu menyimpan trik licik untuk menjeratnya.