NovelToon NovelToon
Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB DUA PULUH DELAPAN

"Kamu ini ikut-ikutan saja Udin. Sana cari cewek! Sudah waktunya kamu menikah." ucap sang ibu meledek Udin yang lebih suka nge jomblo.

"Ibu, aku suka begini bu! Perempuan bikin repot." jawabnya santai, Udin menghabiskan makanannya lalu keluar duluan menuju teras. "Ibu selalu bahas jodoh. Huft." gerutu Udin sambil duduk di teras sambil memegang ponselnya.

***

Usai sholat maghrib Hera langsung pamit pada ibu Rosita, saat ayahnya masih sholat di Masjid bersama Udin sang kakak.

"Ibu, Hera berangkat ya!" pamit Hera kepada ibunya yang menyiapkan makan malam di dapur. Ibunya menatap Hera yang sudah rapi dan cantik.

"Iya nak. Hati-hati." ucap sang ibu memberikan tangannya untuk dijabat oleh sang putri. "Anak-ku ternyata sudah dewasa ya Allah." batin ibu Ros penuh haru. Dia melihat kepergian Hera bersama Hasyim melalui jendela rumahnya.

Sebelum berangkat Hera sudah mengirimkan pesan kepada Hasyim jika dia bersiap-siap.

"[Ayo berangkat, aku sudah bersiap!]" pesan Hera terkirim kepada Hasyim. Dia sudah selesai bersiap tinggal berangkat. Dia sudah Sarjana, ada niat ingin mengungkapkan perasaannya tapi malu.

"[Aku on the way]" balas Hasyim cepat. Hera menunggu di teras rumahnya, sebelum ayah dan kak Udin pulang dia sudah berangkat, jadi hanya pamit sama ibu.

Kini tibalah mereka di rumah makan SU yang cukup sederhana di kota P, tapi terkenal enak. "Di rumah makan mana? Sini saja kah?" tanya Hasyim ketika sudah sampai di tempat tujuan.

"Ha-ha-ha iya disini saja." jawab Hera sambil ketawa, merasa lucu dengan Hasyim. Dia turun dari motor lalu berkata. "Kamu ini gimana sih, sudah sampai disini masih tanya! Ya sudah ayo masuk." ajak Hera masuk ke dalam untuk mencari tempat yang kosong.

Hera melihat kursi nomor satu, dia mendekat dan duduk disitu yang disusul oleh Hasyim. "Mau pesan apa?" tanya Hera melihat menu makanan dan minuman yang tersedia.

"Aku mau mie goreng sama air putih saja." jawab Hasyim duduk di depan Hera yang dibatasi oleh meja.

"Okey. Mbak." panggilnya pada pelayannya. Pelayan datang membawa kertas dan pulpen untuk mencatat pesanan pelanggan.

"Mau pesan apa Mbak?" tanyanya. Dia siap mencatat pesanan Hara dan Hasyim. Posisi pelayan tepat disamping kiri Hera, dia berdiri.

"Mie goreng satu, air mineral dua, es teh satu, dan nasi goreng sosis satu." jawab Hera. Semua sudah dipesan. Mereka menunggu pesanan sambil ngobrol.

"Harap tunggu sebentar ya Mbak, Mas. Permisi." ucap pelayannya ramah. Pelayan pergi menyiapkan pesanan pelanggan. Tidak padat tapi cukup ramai pengunjung.

"Selamat tetangga, akhirnya kerja juga! Cepat juga pergerakanmu." ucap Hasyim antusias.

"Alhamdulillah keberuntungan berpihak padaku itu." jawab Hera. "Siapa dulu dong." imbuhnya sombong sambil menepuk dada atasnya pelan.

"Permisi." pelayan datang membawakan pesanannya. "Silahkan." imbuhnya lalu pergi. Tidak lupa Hera mengucapkan terima kasih.

Mereka makan sambil mengobrol seputar keseharian, bercanda, dan saat-saat kuliah. Dulu Hasyim kuliah di Kota M dan harus pindah ke Kota P karena permintaan orang tuanya.

"Gimana kuliah di Universitas Andi J? Lebih seru dimana dengan di Kota M dulu?" tanya Hera penasaran.

"Seru di kota M, tapi tidak pernah serius kuliah. Disana hanya nongkrong, ngumpul sama teman-teman, merokok. Begitu saja di kerja! Makanya selama dua tahun, tidak ada nilaiku keluar. Ha-ha." cerita Hasyim sambil tertawa.

"Kamu tahu Hera, awal mula kuliah disana masih bagus, rajin ke kampus. Tapi itu bertahan hanya sekitar dua atau tiga bulan saja, setelahnya terpengaruh sama teman." imbuhnya jujur.

Hera hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. "Jadi tidak ada nilaimu sama sekali!" tanya Hera heran.

"Tidak ada. Semua Eror." jawab Hasyim sedikit berbohong. Pasalnya tidak sepenuhnya karena nilai eror. Tapi karena tuntutan orang tua yang harus ini dan itu. Bahkan dituduh boros.

Awalnya Hasyim rajin kuliah, lama kelamaan jadi bosan jika orang tua terlalu menuntut anaknya menjadi sempurna. Begitulah orang tua Hasyim.

"Semua salahku juga, karena dilarang meraih cita-cita jadi kuliahku pelampiasannya. Merokok, minum, main game, nongkrong, pokoknya selama di kota M happy-happy saja dikerja." ucapnya lagi.

"Minum? Maksudnya?" tanya Hera pura-pura gak paham, atau dia salah dengar?

"Iya minum Bi-ir. Begitu lah pergaulan di kota besar. Apalagi kekecewaanku begitu dalam!" jawabnya lagi. Usai makan mereka pulang.

"Ayo pulang." ajak Hasyim, tidak mau terlalu larut dalam kenangan masa-masa itu. Karena dia sangat-sangat kecewa pada kedua orang tuanya yang melarangnya meraih cita-citanya.

"Okey." Hera ikut saja, dia melihat perubahan raut wajah Hasyim, mungkin perihal masa lalunya. Pikirnya.

Mereka pulang dengan diam, setibanya di rumah Hera langsung masuk. "Makasih ya Hasyim atas waktunya." ucapnya ramah.

"Makasih tetangga, sudah traktir makan malam." ucap Hasyim turun dari motor lalu masuk ke dalam rumahnya juga.

Kembali ke Hera yang pulang ke rumah dengan tangan kosong. "Mana oleh-olehnya ini?" tanya Udin yang sedang duduk di teras bersama temannya.

"Gak ada." jawab Hera singkat, masuk ke dalam rumah langsung ke kamarnya. "Tumben ada teman kak Udin datang." batinnya duduk disisi ranjangnya.

Hera berganti pakaian kemudian ke kamar mandi, berwudhu dan sholat. Usai dengan aktivitasnya Hera merebahkan badannya untuk istirahat.

"Besok sudah mulai masuk kerja." gumamnya pelan. "Semoga semua lancar. Aamiin." imbuhnya.

"Kasihan juga Hasyim, dia punya cita-cita jadi pilot tapi dilarang sama orang tuanya! Tapi memang sebaiknya begitu sih daripada jadi anak durhaka." gumamnya pelan, Hera memikirkan nasib Hasyim yang ditetang cita-citanya seolah itu buruk.

"Kalau aku begitu kabur saja." imbuhnya, dia sadar lalu menutup mulutnya sendiri dengan tangan. "Gak deh, entar dosa." gumamnya lagi. "Kenapa aku yang pusing ya!" ucap Hera sambil tepuk dahi.

Bagaimana dia tidak pusing jika orang yang dicintai merasa dikecewakan apalagi sama orang tua kandungnya sendiri. "Padahal aku kagum loh sama orang tua Hasyim yang baik pada semua orang. Masak sama Hasyim begitu ya!" gumamnya lagi.

Percaya atau pun tidak jika seperti itu kenyataannya. Hera percaya sama Hasyim karena dia mencintainya. Lama Hera berpikir kritis tentang hidup Hasyim akhirnya dia tertidur dengan lelap.

"Hera." sang ibu memanggil. Karena tidak ada jawaban, maka ibu Rosita berinisiatif membuka pintu untuk mengecek apakah Hera sudah pulang atau belum?

"Ya Allah, ternyata dia tidur." gumam ibu Ros menghampiri putrinya. Menyelimuti Hera dengan selimut tipis karena cuaca di kota P cukup panas meski menggunakan kipas angin.

Ibu Ros duduk disisi ranjang, memperhatikan wajah putrinya yang terlelap. "Kamu sudah besar nak. Kamu sudah kerja, bahkan kamu akan dijodohkan oleh ayah kamu." batin sang ibu mengelus pipi Hera lembut.

"Semoga kamu bahagia nak, siapa pun jodoh kamu nantinya." imbuh sang ibu sebelum dia pergi. Mata ibu sudah berkaca-kaca, dia masih ingat bagaimana Hera kecil. Imut, lucu, tembem, dan menggemaskan.

Sebelum air matanya tumpah, ibu Ros meninggalkan kamar Hera dengan menutup pintunya kembali dengan pelan. Hera sudah lelap ke alam mimpi yang indah.

***

Terima kasih sudah mampir ♣︎♣︎♣︎

1
Hani
Hera: ayo bikin acara?
Nurul Hanifah
enak makan2
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
sukses
Nurul Hanifah
berkarya sesuai dengan kemampuan, jika masih sepi pembaca maka sabar.
Nurul Hanifah
semangat update thor....
Hani
Assalamu'alaikum wr wb. Mampir yuk dikarya sederhana Hani ♡ jangan lupa like dan komen buat Hera ☆
Nurul Hanifah: selalu mampir di karya mu thor
total 1 replies
Hani
siap siap
Hani: siap kk. mksh
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat 1 iklan buat semangat nya, maaf ya cuma iklan🙏✌
total 2 replies
Nurul Hanifah
semangat berkarya thor, abaikan orang yang ingin menjatuhkan mu. buktikan jika kamu pantas menjadi pemenang nya
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
dah baca sampai selesai sovvia?
Nurul Hanifah
Aldi kayak anak pertama donk!!!
Nurul Hanifah
Hera Hasyim dan Rika Rudi
cocok
💫0m@~ga0eL🔱
oma mampir, semngat Hani, lanjuut 💪
Hani: maaf ya Oma, aku belum sempat mampir dikarya Oma /Pray/
Hani: Terima kasih Oma, semoga suka dg karya aku.
total 2 replies
sovvia
wah lanjut terus Thor
Hani: semangat semangat hehehe
sovvia: wah bab baru nih kak
total 3 replies
sovvia
lanjut /Smile/
Hani: semangat juga Sovia berkarya
sovvia: iya kak hani /Kiss/
total 3 replies
sovvia
lanjut kak
Hani: makasih sudah jadi supporter utama /Smile//Pray/
total 1 replies
Nurul Hanifah
Sahabat laki dan perempuan akan ada yg jatuh cinta...
Nurul Hanifah: tapi dari judul saja sudah kentara thor
Hani: bener banget. lebih bagus jika kedua saling mencintai
total 2 replies
Nurul Hanifah
Keren karya baru lagi thor
sovvia
aku tunggu bab berikutnya kak
sovvia: sama kak hani
Hani: terima kasih Sovvia
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!