NovelToon NovelToon
Perjuangan Sang Kakak

Perjuangan Sang Kakak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Syahn@87

Perjalanan hidup keluarga Pak Diharjo yang sehari harinya sebagai penyadap karet.
Keluarga pak diharjo adalah keluarga sederhana bahkan terkesan sangat sederhana, namun begitu cukup bahagia sebab anak anaknya rukun dan saling sayang.
Pak diharjo memiliki enam orang anak, satu laki laki lima perempuan.
Bu kinasih adalah istri Pak diharjo memiliki watak yang sabar dan penyayang walau pun sedikit cerewet.
Sabar terhadap suami, penyayang terhadap suami dan anak anaknya namun cerewet hanya kepada anak anaknya saja.
Adira adalah anak sulung Pak Diharjo dan Bu Kinasih memiliki watak yang keras pemberani tegas galak namun penyayang juga.
Dimas anak kedua Pak harjo dan Bu asih juga wataknya juga keras kepala pemberani namun sedikit kalem tidak ugal ugalan seperti anak anak remaja seusianya.
Dimas adik yang cukup perhatian pada kakaknya, suka dukanya sejak kecil slalu ia lalui berdua dengan sang kakak.
Namun kebahagiaan keluarga itu berubah sejak dimas memutuskan untuk menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syahn@87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran

Assalamualaikum

Salam rian

Wa'alaikumsalam

Jawab bu asih dan adira

Baru pulang yan?, sapa bu asih pada menantunya.

Iya mak., jawab rian sambil berlalu masuk kamar.

Melihat itu bu asih dan adira hanya saling pandang tanpa komentar apa apa lagi.

Mak aku isya dulu ya?, pamit adira.

Iya aku juga mau isyaan., jawab bu asih sambil berlalu kekamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Selesai sholat adira segera berbaring ingin langsung tidur, ia tak ambil pusing dengan rian yang sibuk smsan sejak pulang main tadi.

Bu asih menyelimuti ke 3 anaknya dan berbaring disamping ke 3anaknya, malam ini suaminya tidak pulang bu asih memutuskan tidur di depan TV bersama ke 3 anaknya saja, dan kamarnya dibiarkan kosong.

Sementara dimas tak ada niat untuk masuk kedalam rumah, ia duduk dibawah pohon rambutan yang ada ditengah kebun orangtua nya, tak terlalu jauh dari rumah, tapi ia sengaja mencari tempat yang gelap dan sepi.

Yang, aku ga bisa jauh dari kamu yang., lirih dimas tapi masih dapat didengar jelas oleh lina dalam ponselnya.

.............

Ia kamu sabar ya, begitu bapak pulang besok aku akan minta bapak buat melamar kamu., jawab dimas, tak ia hiraukan nyamuk nyamuk yang berbondong bondong menghisapi darahnya.

Dan obrolan dimas pun terus berlanjut sepanjang malam tanpa berniat untuk masuk rumah sama sekali, entah apa saja yang ia bahas kalimatnya tak jauh jauh dari kata sayang.

Pukul 2 dini hari adira terbangun, ia kebelet pipis dan ia pun langsung keluar rumah menuju kamar mandi yang memang terpisah dari rumah, ingin segera pipis sekaligus wudhu untuk sholat malam.

Adira memang tak begitu faham agama, yang ia tau hanya Allah itu ada dan cara mendekati nya hanya lah dengan sholat baik fardu atau pun sunnah, selebihnya ia belum begitu faham.

Setelah selesai dengan hajatnya adira bersiap untuk berwudhu namun tiba tiba adira mendengar sesuatu dari kegelapan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Kayak ada suara orang ngomong., gumam adira.

Ia pun keluar dari kamar mandi mencoba mencari tau suara siapa itu, dan setelah ia mengikuti asal suara itu adira terkejut.

Bukan maiiinnnn!!! ku kira syetan mana yang brisik malam malam dikebun ini rupanya kau to itu yang lagi kasmaran!!, ketus adira kesal melihat tingkah adik lelaki semata wayangnya.

Ribut amat sich., balas dimas jutek.

Alamak sombong pula kau, masuk sana sudah malam ini! apa mau diseruduk babi kau disini!!, tegas adira.

Alah suka suka aku lah, sana pergi!! ganggu aja!!, jawab dimas lagi jutek.

Adira mendengus kesal, ia pun sudah malas bicara dengan dimas, ia pergi melanjutkan wudhunya.

"

"

"

2minggu sudah berlalu keadaan dimas juga tak membaik, malah semakin buruk, ia yang dulu badannya berisi gagah dan tampan sekarang sudah mengurus dan keadaan yang cukup berantakan, waktunya pun habis hanya untuk melamun dan menelpon, bahkan ia betah sepanjang malam duduk di luar hanya untuk bisa mendapatkan tempat yang sepi agar bisa tenang menelpon sang kekasih.

Mandi makan dan minum ia jadikan nomor sekian yang seolah tak begitu penting baginya.

Bahkan dimas tak jarang menangis apa bila ia tak bisa menelpon sang kekasih pujaan hatinya.

Mak aku mau nikah mak!!, tangis dimas mengadu pada bu asih yang baru pulang bekerja.

Bilang sama bapak mu sana, aku ga tau tau itu., jawab bu asih.

Dimas mendengus kesal mendengar jawaban sang ibu, matanya melotot menatap tajam mata bu asih.

Aku cuma minta nikah mak!! ga minta apa apa!! giliran aku kerja dapat uang mata mu hijau lihat uangku!! giliran aku minta nikah aja kamu ga mau tau!!!, bentak dimas penuh emosi.

Bu asih terlonjak kaget mendengar ucapan dimas, hatinya nyeri mendengar kata kata yang keluar dari mulut anaknya.

Jaga mulutmu dimas! kau kerja dan memberi ku uang bukan sepenuhnya kau kasih padaku, tapi kau cuma titip dimana kapan kau butuh uang itu kau minta kembali!! bahkan yang kau titipkan dengan yang minta itu jauh lebih banyak yang kau minta! sekarang kau bilang mataku hijau lihat uangmu, anak ga tau diri kamu!!, hardik bu asih yang hatinya sudah sangat sakit diperlakukan oleh anaknya, bahkan bu asih sudah menangis.

Aku ga mau tau makk!!!! pokoknya aku mau nikah sama linaaa!!!!!, teriak dimas didepan wajah bu asih.

Tiba tiba....

Plak!!!

Plak!!!

Plak!!!

Entah dari mana datangnya pak harjo tiba tiba menampari muka dimas tanpa ampun, emosi pak harjo meluap luap melihat kelakuan anak lelakinya, anak yang ia inginkan kehadirannya dulu.

Punya uang berapa kau sibuk mau nikah hahkk!!, tanya pak harjo pada dimas yang sedang memegangi pipinya dengan mata berair.

Sehebat apa rupanya lacur itu sampai demi dia kau berani membentak bentak istriku hahk anak kurang ajar!!!, murka pak harjo.

Kau kerja uangmu kau nikmati sendiri makan minum mu kami yang tanggung ga pernah kami jadikan masalah, sekarang kau berani pula menuntut uang pada istriku yang cuma kau titipkan sekilas itu!!!

Kau titip uang pada istriku 200.000 besok nya kau minta 400.000 begitu slalu terus sekarang uang apa yang kau ungkit sampai kau bawa bawa mata pada istri ku hahk anak sialan!!! plak!!!, teriak pak harjo sambil kembali menampar pipi dimas saking murkanya.

Hingga pak harjo pun berlalu meninggalkan dimas yang masih memegangi pipinya didapur dengar berurai airmata.

Bu asih sendiri sudah lebih dulu pergi, bu asih masih menangis dikamarnya meratapi luka dihatinya, hatinya pedih perih seperti tersayat lalu tersiram air jeruk dan garam.

Pak harjo yang masih geram dan emosi yang sama sekali belum bisa mereda walau sudah menampar 4x anak lelakinya itu pergi menuju rumah mertuanya, ia khawatir kalo ia bertahan di rumah ia akan membunuh anak lelaki satu satunya itu.

Pak harjo tak habis pikir kenapa dimas berubah terlalu jauh begitu, walau dimas bekerja hanya untuk kebutuhan dirinya sendiri pak harjo selama ini slalu bersyukur, setidaknya anak lelakinya itu tak menyusahkan ia dan istrinya jika menginginkan sesuatu.

Bagi pak harjo dan bu asih pun tak jadi masalah kalo pun dimas kerja hasilnya dinikmati sendiri.

Hanya saja pak harjo tak menyangka bisa bisanya dimas pikirannya sekotor itu terhadap ibunya sendiri.

Berbeda dengan adira yang sebelum menikah setiap dapat uang slalu di berikan pada ibunya agar dipakai oleh ibunya untuk belanja memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hanya saja setelah menikah adira tak bisa lagi membantu kebutuhan ibunya.

Sepeninggal ayah dan ibunya dimas pun keluar dari dapur, ia pergi ke ujung kebun mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan berhayal,

sembari menahan kesal dan marahnya pada orangtuanya, ya mendapat perlakuan seperti itu dimas sama sekali tak merasa bersalah sedikit pun, ia justru malah semakin marah pada ayah dan ibunya.

Ia merasa ayah dan ibunya itu tak adil dan tak perduli padanya.

Keadaan seperti itu terus berlanjut berlarut larut, seolah memang tak bisa lagi diperbaiki.

"

"

"

3hari berlalu setelah kejadian itu, dan selama 3hari juga pak harjo mondar mandir ke rumah mertuanya untuk meminta nasihat dan keputusan yang harus di ambil, bahkan pak harjo juga pergi menemui ayahnya kembali untuk meyakinkan hasil akhir dari keputusannya.

Bu asih sendiri ngobrol serius dengan adira dan melani membahas masalah yang selama ini membuatnya ruwet.

Ya kalo itu keputusan nya mau gimana lagi mak., ujar adira.

Aku sich terserah mamak sama bapak aja lah., ujar lani.

Tapi mamak mohon kalian jangan tinggalkan mamak, mamak butuh penyemangat., ujar bu asih.

Lah emangnya kita mau kemana sich mak?, jawab adira.

Ya ga tau sich, tapi lani kan emang ga pernah kesini sich jenguk mamak., jawab bu asih.

Bukan ga pernah mak, tapi jarang., jelas adira lagi mengingatkan sang ibu.

Tapi aku kan bukan ga mau kesini mak, ya gimana namanya aku tinggal sama mertua, ga bisa bebas keluar rumah., terang lani.

Jadi kapan bang dimas mau nikah mak?, tanya lani.

Entahlah, tunggu kabar dari bapakmu aja., jawab bu asih.

Kalo bisa sich ga usah jadi., bisik lani tapi masih bisa didengar oleh adira dan bu asih.

Siap siap sih, malam ini aku akan pergi bersama RT dan ustadz ke rumah johari, lusa kita yang kesana untuk menyaksikan akadnya., sela pak harjo yang tiba tiba muncul dari belakang adira yang sedang duduk didepan pintu rumah.

Bapak dari rumah aki?, tanya lani.

Hmmm., jawab pak harjo.

Nanti malam bapak mau lamar janda itu?, tanya lani.

Iya., jawab pak harjo singkat masih dengan nada kesal bahkan terkesan tak rela.

Nanti malam lamaran lusa nikah gitu pak?, tanya bu asih.

Hmmm., jawab pak harjo.

Apa ga kecepatan pak? bahkan kita ga punya persiapan?, tanya bu asih.

Hallah persiapan persiapan apa'an, kan mereka yang mau buru buru, bahkan aku ga menginginkan pernikahan ini ada, jadi lakukan saja yang mereka mau dan kita ga perlu terlalu repot repot., jawab pak harjo.

Terus lusa kita masak masak ga pak?, tanya bu asih.

Ya masak untuk makan saksi saksi yang akan ikut kesana nanti, kita ga bawa banyak banyak orang, cukup orang penting yang dibutuhkan saja., jawab pak harjo.

Jadi kita ga masak untuk besan dan ga bikin kuwe untuk bawaan nya pak?, tanya bu asih lagi.

Ga usah., jawab pak harjo singkat.

Adira hanya bisa melongo mendengar obrolan kedua orangtua nya.

Adira bisa maklum kenapa orangtuanya begitu.

Hingga tiba malam hari...

Bu asih mengorbankan kalungnya yang ia beli belum lama ini, kalung hadiah dari suaminya.

Kalung nya dijual untuk biaya pernikahan dimas, untuk lamaran dan ijab qabulnya.

Ini semua serba dadakan, apa iya ini nikahan cuma bawa uang 2juta ini aja lamarannya ya?, keluh bu asih merasa bingung.

Ya terus mau bawain apa lagi mak?, tanya adira yang merasa kesal sebab adiknya sama sekali tak punya tabungan, dimas malas menabung tapi sibuk mau nikah.

Ya minimal bawain baju pengantin satu setel aja gitu buat pantes pantes kalo ada mah, tapi ini udah malam mau ke toko nya juga, bapakmu tadi ngomongnya juga mendadak, udah dekat magrib baru ngomong, jual emas juga dadak, syukur ada toko mas yang ga terlalu jauh yang bisa di andelin., jawab bu asih.

Adira berfikir sejenak, lalu ia beranjak masuk dalam kamarnya, tak lama ia keluar lagi, sambil membawa satu setel baju lengkap dengan selendangnya dengan warna senada dengan bajunya, kebaya pengantin full payet berwarna coklat yang belum lama juga ia beli dengan harga 500.000 kebaya kesayangan nya itu yang bahkan belum sempat ia pakai sejak ia beli, diserahkan nya pada sang ibu.

Nah mak, buat hantaran., lirih adira, ia tak tega melihat ibunya pusing.

Bilang sama dimas besok jemput calon istrinya itu dan bawa kemari agar kita tau seprti apa wajah wanita yang mau nikah sama dia itu., sambung adira lagi.

Tapi ra, bukan nya ini baju impian kamu? ini kan satu satunya baju mu yang bagus? kenapa kamu kasih?, tanya bu asih.

Ga papa mak, ambil aja, aku ga masalah kok kalo ga punya baju mahal pun., jawab adira.

Dengan perasaan sedih bu asih terpaksa menerima baju adira itu, ia tau bagaimana perjuangan anaknya untuk bisa membeli baju yang cukup viral di kampungnya itu, yang hampir semua orang punya waktu itu.

Terimakasih ya nak, semoga rezqi mu dilimpahkan oleh Allah dan baju mu ini diganti dengan yang lebih baik dan lebih bagus lagi aamiin., ujar bu asih terharu.

Setelah baju adira dibungkus rapi dan pak harjo bersama kedua tokoh desa itu juga sudah bersiap.

Selepas isya,,

Pak harjo pun berangkat bertiga yakni bersama pak RT dan pak Ustadz.

Sedangkan dimas sendiri seperti biasa terlena dengan ponselnya dan masih setia bersandar dibawa pohon rambutan di pojok perbatasan antara kebun milik orangtuanya dengan milik tetangganya.

Setelah kepergian pak harjo adira langsung masuk kamar untuk tidur, sedang suaminya seprti biasa masih ngelayap belum ada tanda tanda akan pulang.

1
Master heart
di tunggu lanjutannya
Master heart
di tunggu lanjutannya, jdi penasaran
Yurika23
Coba mampir ah....

Semangat ya buat othor. oiya Kapan2 mampir2 ya kak ke ceritaku juga. 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' mksh
ANDREA SERNA
Thrillernya bikin deg-degan, aku suka banget sama cerita ini!
Syahn@87: Trimakasih kak🙏
mohon doa dan dukungannya🙏
total 1 replies
Yusuo Yusup
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Syahn@87: terimakasih kak🙏
harap doa dan dukungannya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!