Bangkitnya Wanita Yang Diremehkan

Akhirnya Arsy tiba di Rumah Sakit, ia dibawa ke lantai lima untuk di pertemukan dengan Tuan Gala yang sedari tadi sudah menunggunya. Saat tahu putrinya sakit gegara memakan kue Mochi, Gala segera bertindak cepat, ia memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan Arsy, dan hanya dengan hitungan menit, ia langsung mendapatkan informasi pedagang yang menjual makanan tersebut, Gala sendiri sangat yakin jika di dalam makanan tersebut mengandung zat yang berbahaya.

Setelah putrinya kembali tertidur pulas, Gala buru-buru keluar dari dalam kamar, dan Tuan Dimitri memilih untuk bergantian masuk kedalam karena ingin memastikan kondisi Cucunya.

Sementara itu, Soraya terlihat bahagia karena bisa bertemu secara langsung dengan Gala, pria yang sedari remaja sudah sangat ia cintai, namun sayangnya Gala malah lebih memilih wanita lain ketimbang dirinya.

Soraya mendekati Gala di susul oleh Nyonya Maria.

"Mas Gala, apa kabar?" sapanya sembari tersipu malu

" Hemmm.. Baik! " jawabnya ketus, Gala tidak menyukai keberadaan Soraya di Rumah Sakit, ia masih teringat akan peristiwa dulu saat mendiang istrinya pernah hampir dicelakai olehnya, pikirnya dirinya tidak akan pernah tahu akan peristiwa itu, dan itulah sebabnya ia tidak menyukai Soraya, namun sayangnya, ibunya justru malah menjodohkan wanita tersebut dengannya.

Tak lama ketiga Bodyguard yang ia perintahkan untuk membawa Arsy, akhirnya tiba, netranya segera beralih ke arah wanita cantik berkulit putih, memiliki hidung mancung dan matanya yang bulat namun memiliki ekor mata yang runcing, dari raut wajah wanita berhijab tersebut terlihat tegas, cukup membuat seorang Galaksi Handoko sempat terpana dibuatnya.

"Permisi Tuan, orang yang Tuan cari kini sudah berhasil kami bawa kesini, apakah masih ada hal lain yang Tuan inginkan?" ucap salah satu Boyband yang memiliki brewok tebal.

Gala sendiri tak menyangka bahwa wanita yang sempat membuatnya terpana adalah penyebab putrinya masuk Rumah Sakit, seketika tatapannya berubah menjadi nyalang dan penuh amarah.

"Kalian pergilah, aku sudah tak membutuhkan bantuan kalian lagi, oh iya Jack... Nanti Assisten Raka akan mentransfer uang bonus atas kerja kalian yang cekatan dan sangat memuaskan!"

Pria brewok yang memiliki nama Jack tersebut membungkuk dan mengucapkan terimakasih, di susul oleh kedua bodyguard yang berada di sebelahnya.

Sementara itu, tubuh Arsy mendadak gemetar, ia juga merasakan ngilu di kaki kirinya karena tadi sempat terseret akibat dirinya dipaksa untuk jalan cepat, beruntungnya Arsy bisa menahan rasa sakitnya.

Lalu Gala mendekat, langkahnya pelan namun tatapannya dingin dan menusuk, Arsy hanya menatapnya secara sekilas lalu ia buru-buru menundukkan kepalanya.

Sedangkan Soraya dan juga Nyonya Maria, keduanya tak berani menganggu apa yang akan dilakukan oleh Gala, mereka hanya menjadi penonton, namun Soraya dan juga Nyonya Maria juga penasaran akan sosok wanita yang telah dibawa oleh ketiga Bodyguard.

"Jadi kau yang telah membuat putriku celaka, hah? Gala menegurnya dengan nada membentak.

Tiba-tiba Arsy mengernyitkan kening, dan ia memberanikan diri untuk menatap pria di hadapannya.

"Maksud Tuan apa ya, Saya tidak mengerti?" Arsy terlihat kebingungan atas perkataan dari pria asing yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Lalu Gala mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas miliknya.

"Ini milikmu kan? Kau yang telah membuat kue Mochi ini, dan putriku telah mengkonsumsinya, kau tahu setelah putri kecilku memakan kue Mochi buatanmu yang beracun ini, putriku malah masuk Rumah Sakit!"

Deg!

Arsy terbelalak, ia tak percaya atas apa yang diucapkan oleh pria di hadapannya, dan Arsy mulai teringat dengan anak perempuan yang memiliki nama Aluna Handoko, dimana tadi pagi ia sempat ingin membeli kue Mochi di lapaknya Bu Sanusi, namun Aluna tidak kebagian.

"Kau tahu kalau putriku itu memiliki pencernaan yang sensitif dan ia tidak bisa jajan sembarangan di luaran sana, aku sebagai Papahnya tidak terima dengan kejadian ini." ucapnya kembali membentak.

Lalu Arsy mencoba melangkah pelan, kaki kirinya ia seret agar bisa berjalan cepat, sedangkan Gala, ia menatap tak percaya jika wanita di hadapannya memiliki kaki yang tidak sempurna.

"Tuan, pasti ada kekeliruan disini, saya tidak mungkin melakukan hal seperti itu!" Arsy berusaha menyangkal dan ia berupaya untuk meyakinkan pria di hadapannya.

Sedangkan Gala, tatapannya hanya terfokuskan ke arah kaki kirinya Arsy.

Arsy samasekali tidak ada niatan untuk meracuni putri dari pria yang tak dikenalnya, ia tidak tahu bahwa Aluna memiliki pencernaan yang sensitif, tapi sepertinya Papahnya Aluna tidak mau tahu semua itu.

'Cih, kau pikir aku akan berubah pikiran setelah tahu salah satu kakimu itu cacat, jangan ngimpi!'

"Kau akan aku tuntut atas apa yang telah menimpa putri kecilku, jangan harap aku akan memberikan keringanan karena keadaanmu yang cacat, kau harus aku berikan pelajaran agar kau mendapatkan efek jera! " Gala mengepalkan tangan dan rahangnya sudah menegang.

Sedangkan Arsy, ia merasa apa yang telah menimpa Aluna bukanlah sepenuhnya salah dirinya. Buktinya saja para pembeli yang lainnya baik-baik saja dan tak mengalami keluhan apapun, itu artinya, kue mochi yang dia buat sama sekali tidak berbahaya.

"Tuan, jika memang saya sengaja ingin meracuni dan membahayakan putri anda, mengapa para pembeli yang lainnya tidak mengalami hal yang sama seperti yang telah dialami oleh putri nya Tuan? Jadi saya mohon anda berpikirlah secara bijak, dan jangan menyalahkan saya sepenuhnya, karena saya bukanlah orang yang tega melakukan kecurangan hanya demi mendapatkan keuntungan semata, bahan makanan yang saya gunakan sudah termasuk standar recipe, Tuan boleh cek makanan tersebut di Laboratorium Rumah Sakit ini, dan saya yakin bahwa saya tidak bersalah!" Arsy menantang pria di hadapannya, ia merasa bahwa dirinya benar, meskipun saat ini tubuhnya sampai gemetar karena takut.

Sementara itu, Gala masih tetap bersikukuh bahwa wanita di hadapannya lah yang salah.

"Ok, akan aku buktikan bahwa makanan yang kau buat ini telah mengandung zat yang berbahaya, dan setelah aku mendapatkan semua bukti itu, maka aku tidak akan segan untuk menjebloskan kamu kedalam jeruji besi, camkan itu baik-baik." Tatapan matanya yang nyalang menandakan bahwa Galaksi sangat marah terhadap Arsy dan ia begitu membenci wanita itu karena dianggap telah mencelakai putrinya.

Arsy sampai menelan ludah berkali-kali, ia tak menyangka jika kue Mochi buatannya malah menjadi petaka untuknya.

Sedangkan Soraya dan juga Nyonya Maria, keduanya tampak geram terhadap Arsy. Namun mereka berdua tak berani berkomentar apapun, pastinya Gala akan menjadi semakin murka, Gala tipikal pria yang tidak mau urusannya dicampuri oleh siapapun termasuk keluarganya sendiri, semenjak mendiang istrinya meninggal, sikapnya malah berubah menjadi dingin, kejam dan juga arogan.

Tak lama pintu kamar pasien terbuka, rupanya sedari tadi Aluna menguping percakapan antara Papahnya dengan Arsy, sambil di dampingi oleh Kakeknya, dimana Tuan Dimitri begitu geram atas sikap putranya yang cukup kasar terhadap seorang wanita lemah.

"Stop Pah, jangan sembarangan menuduh, Tante Arsy tidak bersalah!" Aluna melipat kedua tangannya diatas dada, ia mencebikkan bibir terhadap Papahnya

Gala menoleh dan menatap putri kecilnya yang seperti itu, ia tak menyangka bahwa Aluna telah mendengar semua percakapannya.

'Kenapa kau malah membela wanita cacat ini? ck... Menyebalkan! '

Dalam hati, Gala tak terima atas sikap putrinya yang seolah membela wanita asing yang baru saja dikenalnya.

Bersambung...