Tawanan Sang Mafia
Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 5 sore, langit di atas sana nampak cukup cerah. Warna jingga masih belum terlihat jelas.
Dan di sinilah kini Rilly Aditama berdiri, di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Banyak bunga mawar putih dan balon berwarna merah muda di teras rumah tersebut. Sedang ada sebuah pesta di rumah ini, perayaan ulang tahun yang ke 2 baby Elsa. Tulisan itu terbaca jelas di pintu masuk.
Rilly mulai melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam, kedua mata gadis itu bergerak liar mencari seseorang yang sejak tadi sudah dia ikuti, hingga akhirnya terkunci pada sesosok pria di depan sana.
Deg!
Tak jauh dari ambang pintu, Rilly menatap nanar pemandangan di dalam sana.
Kedua matanya nampak berkaca-kaca melihat pemandangan indah itu, lengkap dengan daddanya yang terasa sesak.
Raut wajahnya yang sendu begitu kontras dengan penampilan dia kali ini, seorang wanita cantik dengan gaun yang nampak mempesona.
"Louis," gumam gadis itu, suaranya yang kecil tak mampu terdengar di tengah-tengah nyanyian selamat ulang tahun.
3 tahun dia telah menjalin hubungan sembunyi-sembunyi dengan pria itu- Louis, pria yang membuat hatinya berdebar dan merasakan cinta. Hubungan itu masih menjadi rahasia untuk keluarganya.
1 tahun terakhir Rilly merasakan ada yang berbeda, hatinya berbisik mengatakan bahwa sang kekasih memiliki wanita lain.
Tiap akhir bulan Louis selalu kembali ke negara asalnya, negara X. Tanpa alasan yang jelas.
Dan hari ini, diam-diam Rilly mengikuti. Melakukan penerbangan selama 10 jam, menguntit kemana pun pria itu pergi.
Sampai akhirnya Rilly melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, Louis berkumpul dengan anak dan istrinya.
Ya Allah. Batin gadis itu, hatinya kini telah hancur berkeping-keping. Air mata yang sejak tadi menggenang, kini telah jadi tumpah ruah.
Rilly kira Louis punya wanita lain, ternyata dia adalah orang ketiga itu.
Otak Rilly mulai berpikir dengan keras, menyusun kepingan kenangan untuk mencari sebuah kebenaran.
Anak perempuan bernama baby Elsa itu jelas begitu mirip dengan Louis, usianya 2 tahun, sementara hubungan berjalan 3 tahun ini. Itu artinya hubungan mereka terjadi disaat istri pria itu tengah mengandung.
Astaghfirullahaladzim. Jantung Rilly berdenyut nyeri, tubuhnya limbung sampai nyaris jatuh. Dia tak sadar jika di belakang ada seorang pelayan membawa nampan berisi minuman.
Tabrakan itu tak terhindarkan, sampai nampan jatuh dan menimbulkan riuh.
Brak!! seketika itu juga pusat perhatian semua orang tertuju kepada Rilly, termasuk dua mata milik Louis.
Deg! pria itu sama terkejutnya. Sesaat tatapan mereka bertemu, sampai akhirnya Rilly memutus lebih dulu dan segera keluar dari rumah itu.
Membawa hatinya yang sudah hancur lebur.
"Cepat pak! pergi dari sini!!" titah Rilly pada sang supir taksi yang dia minta untuk menunggu.
Rilly tidak lagi menoleh ke belakang, dia tidak tahu saat Louis coba mengejarnya. Tapi langkah pria itu seketika terhenti saat suara kecil yang memanggilnya Daddy terdengar.
"Dad!" teriak baby Elsa.
Ya Allah, batin Louis. Hanya mampu membuang nafasnya dengan begitu berat. Terpaksa membiarkan Rilly pergi begitu saja tanpa penjelasan apapun.
Sudah lebih dari 1 jam mobil taksi yang dinaiki oleh Rilly berputar di kota Servo, kota asing di negara X yang baru pertama kali Rilly datangi.
Gadis itu menangis tanpa suara, hanya air mata yang terus mengalir tanpa henti.
Beberapa kali ingatannya berputar saat sang ibu melarangnya pergi ke negara ini, untuk apa? ada urusan Apa? kenapa mendadak? mama tidak mengizinkan kamu pergi!
Tapi Rilly membangkang dan jadi begini hidupnya sekarang, menanggung luka tanpa darrah.
"Maaf Nona, bisa sebutkan tujuan anda? kita sudah berkeliling lebih dari 1 jam," ucap sang supir, dia tahu bahwa gadis ini bisa membayar semua tagihan, tapi dia hanya merasa iba, hingga ingin tau juga kepastiannya, jika gadis itu tidak punya tempat tujuan, dia bisa mengantarkan ke hotel, villa, atau apapun untuk gadis itu beristirahat.
Tapi jangan disini.
Dan mendengar suara sang supir, Rilly pun akhirnya menghapus air matanya sendiri. Di dunianya yang mendadak suram, dia langsung tersadar akan sekitar.
"Aku ingin pergi ke club malam, bisa mengantarkan aku ke club malam paling besar di kota ini?" tanya Rilly pula, suaranya terdengar serak.
"Baik Nona," jawab supir itu patuh.
Diantara malam yang semakin pekat, mobil itu terus melaju sampai akhirnya tiba di sebuah club malam terbesar di kota ini, club malam Venera Night. Orang-orang di sini sering menyebutnya Club Venight.
Hanya kalangan atas berusia 20 tahun ke atas yang bisa memasukinya.
Dan setelah keluar dari dalam taksi itu, Rilly menatap nanar club malam tersebut. Untuk pertama kalinya akhirnya dia menginjakkan kaki di tempat seperti ini.
Tapi dadda yang terasa sesak membuatnya tak bisa berpikir jernih, satu-satunya yang ingin dia lakukan adalah melupakan semuanya.
Lantas tanpa keraguan sedikitpun, gadis berusia 30 tahun itu segera masuk ke dalam sana.
"Aku tidak bisa Ronald, ku mohon jangan jual aku," mohon seorang wanita di dalam club malam Venight, namanya Cathlen. Pembicaraannya dengan Ronald diiringi dengan suara musik yang berdentum. Lampu sorot warna warna bergerak liar di dalam club tersebut.
Pria yang Cathlen sebut namanya terdiam sesaat, menatap pelaccur kesayangannya yang memohon dengan mata berbinar.
Dia sebenarnya juga mencintai Cathlen, tapi uang dari seorang Mafia telah masuk ke dalam rekeningnya membuat dia tak berkutik. Sebuah jual beli wanitta penggoda untuk jadi anggota mafia tersebut. Wanita yang tak memiliki masa depan hingga siap bergelut di dunia gelap.
Awalnya Cathlen setuju pula untuk transaksi ini, namun saat tau bahwa yang membelinya adalah organisasi paling kejam di negara X, Cathlen seketika ingin mundur.
Organisasi itu tidak akan pernah bisa dia tangani meski menggunakan tubuhnya.
"Jika aku tidak bisa menjalankan perintah pria itu, dia pasti akan membunnuh ku Ron," mohon Cathlen, kini dia menangis.
Dan diantara kegundahan itu tiba-tiba Ronald melihat seorang wanita cantik masuk ke dalam club ini, sangat cantik sampai membuatnya langsung mengunci, dia adalah Rilly.
Ronald memperhatikan lekat-lekat, dia sangat menghapal semua orang yang sering berkunjung di club malam ini dan wajah itu nampak begitu asing.
Tatapan Ronald yang intens membuat Cathlen jadi mengikuti arah pandang pria itu. Sampai akhirnya dia juga bisa melihat wanita tersebut.
"Tanda pengenal mu adalah syal merah ini, jadi berikan syal merah ini pada wanita itu dan kita segera pergi," putus Ronald.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Andi Rizh
maaf judul novel sebelumnya apa ya??
2024-10-16
0
rin
walah ini beda sama kk2 nya 😱😅😷
2024-10-01
0
andi hastutty
Waduh
2024-08-16
0