NovelToon NovelToon
Anak jeniusku mencari ayah

Anak jeniusku mencari ayah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:392.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yanti Topato

Aliyha Sutesja, wanita 18 tahun yang hamil di luar nikah, hingga dia usir dari rumahnya. Pria yang menghamilinya hilang bak di telan bumi, Aliyha tak menemukannya lagi.

Sembilan tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, putranya kini tumbuh dengan IQ di atas rata-rata hingga dalam dua tahun pelajaran kini Darel menduduki kelas 5 Sd.

Di usia yang baru menginjak 9 tahun, Darel sudah mengusai ilmu teknik komputer dan berbagai hal lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Darel berusaha mencari keberadaan ayah kandungnya.

Apakah Darel akan menemukan ayah kandungnya? Apakah Darel akan di terima setelah bertemu dengan ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti Topato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.7 ~Ke klinik

"Awas kamu Aliyha!!" geram Talita yang masih duduk di mejanya, memperhatikan mereka yang terlihat sangat akrab.

*

Sore hari, seluruh karyawan tengah bersiap-siap untuk pulang, termasuk Aliyha yang akan kembali ke mess.

Aliyha berjalan menuju messnya seorang diri. Sampai di mess, pintu kamarnya belum terbuka, itu berarti Regina belum kembali dari kantor yang hanya beberapa langkah dari mess.

"Mba Regina, kok belum pulang," gumam Aliyha seraya membuka pintu dengan kunci miliknya.

"Istirahat sebentar sambil nungguin mba Regina." Aliyha membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu menutup matanya.

"Ah, gerah sekali. Aku tidak bisa tidur," gumam Aliyha seraya bangkit dari kasur yang baru beberapa detik di tidurinya.

Aliyha bergegas mengambil handuk, ingin membersihkan badannya. Aliyha melangkah menuju kamar mandi, namun seseorang tengah menunggunya di lorong itu.

"Ada, Mak lampir... cuek aja, jangan liat," batin Aliyha was-was.

Aliyha terus berjalan ke arah kamar mandi, namun sebelum sampai Aliyha sudah di hadang oleh Talita.

"Hei!" Talita menghalangi jalan Aliyha.

"Mba Talita," sapa Aliyha pelan.

Talita menarik baju Aliyha dengan kasar hingga Aliyha tersandar di dinding.

"Awk!!" pekik Aliyha.

"Beraninya kamu mendekati Satya!"

"Mba, maaf Mba. Aku tidak mendekati Mas satya, kami tidal ada hubungan," jelas Aliyha.

Talita mencekik leher Aliyha hingga dia sulit untuk bernafas.

"Akk!!"

"Sekarang pun kau berani memanggilnya dengan sebutan mas!!" bentak Talita semakin memperkuat cengkramannya di leher Aliyha.

"Uhuk... M-mba, ak-aku sulit bernafas," ucap Aliyha dengan tersengal-sengal berusaha untuk membuka cengkraman Talita.

Talita menghempaskan Aliyha ke sudut, hingga Aliyha terpental di sebuah meja dan mengenai perutnya.

"Aawkk!!" pekik Aliyha saat perut ratanya merasa sakit.

"Rasain itu! Itu hukuman untukmu, yang berani mendekati Satya!" ujar Talita lalu meninggalkannya yang sedang kesakitan.

Aliyha terduduk lemas di lantai, perut dan tenggorokannya terasa sakit. Aliyha tak bisa berdiri lagi, dia terus duduk memegang perut dan tenggorokannya dengan ringisan.

"Aliyha!!" kejut Regina yang sedari tadi mencarinya ketika tak menemukannya di kamar.

"Mba..." panggil Aliyha tertahan.

Regina segera berlari menuju di mana Aliyha terduduk sekarang.

"Aliyha... Kamu kenapa?" tanya Regina panik yang melihat Aliyha sudah lemas.

"Aawwk! Sakit Mba," ujar Aliyha.

"Apanya?"

"Perutku sakit, Mba." ucap Aliyha tertahan.

"Ayo, kita klinik ya." Regina menopang tubuh Aliyha untuk berdiri dan segera membawahnya keluar dari sana.

"Akh, sakit Mba," keluh Aliyha dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.

"Sabar-sabar, aku cari taksi dulu." Regina semakin khawatir dengan keadaan Aliyha yang semakin merasa sakit.

"Satya!!" teriak Regina saat melihatnya akan keluar menggunakan mobilnya.

Satya menoleh dan Regina segera berlari menuju Satya yang berada dalam mobil.

"Tolong aku!" ucap Regina dengan cepat.

"Apa?" tanya Satya yang bingung.

"Tolong antar Aliyha ke klinik," ucap Regina lagi.

"Ada apa dengannya?" Regina tak mempedulikan Satya yang bertanya padanya. Dia segera kembali menuju Aliyha dan membawahnya ke arah mobil Satya.

"Ada apa dengannya?" tanya Satya dengan penasaran.

"Nanti saja tanyanya, jalankan mobilnya sekarang!" pinta Regina, sedang Aliyha terus saja meringis.

Satya segera menjalankan mobilnya ke tempat yang di tunjuk oleh Regina. Hanya 10 menit akhirnya mereka sampai di klinik, Regina segera membawah Aliyha ke ruangan dokter untuk di tangani.

Satya pun mengikuti mereka, dan ikut bersama Regina menunggu hasil dari pemeriksaan dokter.

"Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Satya lagi pada Regina.

"Aku juga tidak tau. Aku menemukannya di lorong arah ke kamar mandi, sudah lemas dan kesakitan." jelas Regina.

Satya hanya diam, tak bertanya lagi. Mendengar jawaban Regina, berarti dia juga tak tahu apa-apa.

Dokter keluar dari ruangan samping tempatnya memeriksa Aliyha dan mengajak Satya juga Regina untuk bicara.

"Bagaimana, Dokter. Keadaannya?" tanya Regina.

"Ya, beruntung kalian cepat membawahnya." ucap dokter itu.

"Apa dia baik-baik saja, Dok?" tanya Regina lagi.

"Apa anda suaminya?" tanya Dokter itu pada Satya.

Regina dan Satya saling pandang, mereka bingung dengan pertanyaan dokter itu. Apa hubungannya suami dan Aliyha yang sedang sakit sekarang.

Regina dan Satya mempunyai pikiran yang sama saat ini. Mereka terdiam sejenak dengan pikiran masing-masing.

"Jangan-jangan..."

Regina segera menginjak kaki Satya, seperti memberikan ishyarat untuk menjawab pertanyaan dokter itu.

"Aawk!" pekik Satya merasa sakit di kakinya.

Regina memandang Satya tajam, lalu mengkodenya untuk menjawab dokter itu.

"Bu..."

"Iya, Dok." jawab Regina cepat menyelah ucapan Satya.

"Maaf, Dok. Suaminya ini agak plin-plan, jadi ya begitu." Lanjut Regina dengan tersenyum paksa.

"Apa? Kau bilang aku plin-plan!" bentak Satya tidak terima.

"Aah, sudahlah, Dok. Dia memang seperti itu, bagaimana keadaan adik saya?" tanya Regina lagi.

Satya sangat apa geram dengan Regina, yang tak menanggapi ucapannya.

"Beruntung benturan di perutnya tidak terlalu kuat. Hanya terjadi sedikit guncangan terhadapa kandungannya, dan tidak berakibat fatal." terang dokter itu.

Satya dan Regina terdiam, mendengar ucapan dokter itu. Ternyata benar apa yang ada di otak mereka, jika Aliyha sedang hamil.

"Anda harus menjaga istri anda dengan baik, tidak baik untuk seorang wanita hamil mengalami hal seperti ini. Untunglah cepat di tangani, jika tidak benturan walau hanya pelan pun akan berakibat fatal jika terlambat." jelas dokter itu pada Satya.

Satya hanya diam, tanpa bisa menjawab ucapan dokter itu. Dia tidak shock, namun entah apa sekarang yang ada di pikirannya. Kacau, kacau dan sangat kacau, dia tidak dapat berpikir lagi hingga dia keluar dari ruangan dokter itu.

"Iya, Dok. Nanti saya akan bicara dengan suaminya." ucap Regina.

"Baiklah. Aku sudah menyuntikan pereda nyeri tapi aku juga akan meresepkan obat padanya, kalian bisa menebusnya di apotik." ucap dokter seraya menuliskan resepnya.

Tanpa mereka sadari, Aliyha telah mendengar percakapan mereka sedari tadi. Ruang periksa pasien berada dalam ruangan dokter itu, hingga Aliyha dapat mendengar dengan jelas percakapan mereka.

Regina beranjak menuju di mana Aliyha berada sekarang. Regina menatap Aliyha yang sudah meneteskan air mata di pipinya. Regina melanjutkan langkahnya dengan menunduk ke arah Aliyha.

Regina mengangkat kepalanya menatap Aliyha yang menangis tanpa suara.

"Sudahlah, ayo kita pulang. Kita akan bicara nanti." ujar Regina seraya mendekap Aliyha.

"Maaf, Mba." ucap Aliyha dengan sesegukan.

"Kita akan bicara di luar," ujar Regina lalu segera membawahnya.

Regina keluar membawah Aliyha di sampingnya dan Satya tengah duduk mereka di kursi tunggu depan ruangan dokter.

Aliyha tak bisa menatap Satya, dia terus menunduk dan Regina hanya menganggukan kepalanya mengajak Satya pergi dari sana.

Dalam mobil mereka hanya terdiam sampai Regina membuka suara.

"Sat, kita mampir beli makanan," ucap Regina dan Satya hanya mengangguk.

Satya menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran dan mengajak mereka turun.

"Ayo," ajak Satya.

Regina membimbing Aliyha keluar dari mobil, menuju ke dalam restoran yang Satya telah mendahului mereka.

"Aliyha, kamu bisa menjelaskan pada kami," ucap Satya setelah mereka duduk bersama di depan sebuah meja di sudut restoran.

.

.

.

.

Jangan lupa comentnya, yang positif aja ya... Negatifnya di tinggalin aja...

1
Cherly_Lenda Akay
Luar biasa
Mazree Gati
sukurlah klo end,,untung aku lihat akhirnya dulu..
Mazree Gati
jangan sampai bertemu tapi nggak mengundurkan diri kan tolol blok
Ririn Nursisminingsih
yg cerdas dong alya..
Ririn Nursisminingsih
hadeh alya mnding mngundurkan diri...yg cerdas dong..
Tria Putri Menti
Lumayan
Andariati Afrida
Luar biasa
NAI.IN
lanjutin seson dua dong kak
Les Tary
kok ceritanya gantung sih Thor gimana endingnya
Les Tary
jgn" Kenan CEO yg lg sedang menyamar😀😀
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
D'mok Pilled
next sis
D'mok Pilled
best.
Suwojo Hadi
ending yg menggantung
Puji Wati
lanjutin dong yang jelas ending nya
Norah Selen
lau gini2 aja ceritanya bagaimna gue beri dokongan engga ada endingnya
Norah Selen
ngapa hnya segini ceritanya thor ngga ada kelanjutanya bikin stress ngabacanya
Mahira Kaylasahra
aku kangen thooor lanjut donk semangt 💪💪
Risti Anggriani
lanjut
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!