Demi biaya pengobatan sang ibu membuat seorang gadis bernama Eliana Bowie mengambil jalan nekad menjadi wanita bayaran yang mengharuskan dirinya melahirkan pewaris untuk seorang pria yang berkuasa.
Morgan Barnes, seorang mafia kejam di Prancis, tidak pernah menginginkan pernikahan namun dia menginginkan seorang pewaris sehingga dia mencari seorang gadis yang masih suci untuk melahirkan anaknya.
Tanpa pikir panjang Eliana menyetujui tawaran yang dia dapat, setiap malam dia harus melayani seorang pria yang tidak boleh dia tahu nama dan juga rupanya sampai akhirnya dia mengandung dua anak kembar namun siapa yang menduga, setelah dia melahirkan, kedua bayinya hilang dan Eliana ditinggal sendirian di rumah sakit dengan selembar cek. Kematian ibunya membuat Eliana pergi untuk menepati janjinya pada sang ibu lalu kembali lagi setelah tiga tahun untuk mencari anak kembar yang dia lahirkan. Apakah Eliana akan menemukan kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjajian Gila
Lagi-Lagi selembar cek berada di atas meja, Eliana terbangun saat Grace membuka jendela. Eliana segera menutupi matanya menggunakan lengan akibat silaunya sinar matahari pagi yang masuk ke dalam kamar. Tubuh telanjangnya sudah ditutupi oleh selimut, dia yakin pria yang tidur dengannya yang sudah menyelimuti dirinya.
Setelah membuka gorden, Grace berbalik. Senyum menghiasi wajahnya saat melihat Eliana yang sudah terbangun. Eliana menarik selimut agar seluruh tubuhnya dapat tertutup, entah kenapa dia jadi merasa malu.
"Selamat pagi, Nona," sapa Grace.
"Mo-Morning," sapa Eliana. Wajahnya tersipu karena dia malu.
"Segeralah bangun, aku sudah menyiapkan sarapan untuk Nona."
"Terima kasih, aku akan keluar setelah mandi."
Grace mengangguk dan tersenyum, Elina tidak melepaskan pandangannya dari wanita tua itu sampai Grace keluar dari kamar itu. Usia Grace mungkin tidak jauh berbeda dengan ibunya, tiba- tiba dia merasa sedih. Eliana berpaling memandang ke arah jendela. Sudah beberapa tahun ibunya terbaring sakit seperti itu tanpa bisa melakukan aktifitasnya lagi seperti dulu.
Dulu dia sangat berharap ibunya bisa sembuh namun kanker yang ibunya derita semakin membuat keadaan ibunya memburuk. Kala itu ibunya selalu mengeluh sakit dibagian perut, karena keterbatasan biaya ibunya tidak mau pergi memeriksakan diri apalagi saat itu Eliana masih kuliah sehingga membutuhkan banyak biaya namun rasa sakit itu membuat ibunya tidak bisa tahan lagi.
Eliana yang membawa ibunya ke rumah sakit. Mereka pikir usus buntu tapi setelah hasil pemeriksaan keluar, mereka justru dikejutkan oleh kanker rahim yang sudah stadium tiga. Eliana tidak akan melupakan masa itu, di mana dia harus mengubur impiannya dan berhenti kuliah. Dia melakukan hal itu karena dia harus mencari biaya untuk pengobatan ibunya tapi sampai sekarang, keadaan ibunya justru semakin parah. Semua orang tahu, penyakit itu tidak bisa disembuhkan begitu juga dengan Eliana.
Eliana jadi melamun namun lamunannya tidak lama karena Grace masuk ke dalam dengan sebuah pakaian di tangan. Grace melangkah mendekatinya dan meletakkan pakaian yang dia bawa ke sisi ranjang.
"Kenap Nona melamun? Apa tidak enak badan?"
"Tidak, aku hanya ingin seperti ini sebentar," jawab Eliana. Dia berusaha tersenyum, dia enggan beranjak karena merasa lelah dan dia juga merasa ingin seperti itu untuk sesaat.
"Baiklah, nikmati waktu Nona," Grace kembali keluar.
Eliana kembali melihat keluar, pikiran berkelana. Cukup lama dia seperti itu dan akhirnya Eliana memutuskan untuk mandi karena dia harus pulang ke rumah untuk melihat isi dari surat perjanjian yang sudah dia sepakati. Hari ini dia harus mempelajari semua isi surat itu agar tidak membuat kesalahan.
Baju yang dibawa Grace tadi digunakan. Benar-benar pas, dia tidak peduli siapa yang menyiapkan baju itu yang pasti dia merasa apa yang dia lakukan memang harus sepadan dengan apa yang dia dapatkan. Selembar yang ada di atas meja diambil, dia akan kembali membayar biaya rumah sakit mengunakan cek tersebut. Sedikit demi sedikit dia yakin biaya rumah sakit dapat dia lunasi sebelum satu minggu.
Eliana bergegas turun ke bawah. Grace sudah menyiapkan sarapan untuknya tentunya Eliana menikmatinya terlebih dahulu sebelum pergi.
"Bolehkah aku membawa sup ini?" tanya Eliana karena dia ingin memberikan sup itu untuk ibunya.
"Tentu saja, aku akan menyiapkan untuk Nona. Beberapa makanan ini juga bisa Nona bawa," ucap Grace.
"Terima kasih," Eliana tersenyum, walau itu bukan buatannya tapi dia harap ibunya suka.
Grace membungkus makan itu untuk Eliana. Mungkin bagi sebagian orang memalukan tapi dia ingin ibunya mencicipi sup yang dibuat oleh Grace karena sup itu sangat enak.
"Sudah, Nona. Apa ada hal lain yang kau inginkan?" makanan yang sudah dibungkus diletakkan ke atas meja.
"Tidak, terima kasih Grace. Sudah saatnya aku pergi, terima kasih atas makanannya," Eliana beranjak, dia sudah selesai. Makanan yang sudah disiapkan oleh Grace diambil, Eliana bergegas pergi sambil membawa makanan itu. Tapi dia tidak langsung pulang seperti rencana awal. Eliana pulang ke rumah lalu kertas tebal yang dia simpan di laci pun dikeluarkan. Tiba-Tiba saja jantung jadi berdegup, dia jadi takut untuk melihat isinya.
Lembar pertama dibuka, poin pertama menegaskan jika pihak kedua harus mengikuti aturan dari pihak pertama yang berarti dia harus mengikuti semua aturan yang ada di dalam surat kontrak tersebut. Point kedua menyebutkan pihak kedua dikontrak sampai hamil namun paling lama satu tahun pihak kedua sudah harus hamil dan poin ketiga menyebutkan dia tidak boleh mencari tahu siapa yang tidur dengannya. Setelah membaca ketiga poin itu, Eliana kembali membaca poin yang keempat.
Hampir semua isi memberatkan dirinya, selain tidak boleh mencari tahu siapa Morgan dan yang lainnya, dia tidak boleh berbicara dengan pria kecuali orang tertentu saja seperti dokter dan sebagainya tapi pria asing atau sahabat tidak boleh. Dia pun tidak boleh dekat dengan pria mana pun.
Eliana menghela napas, sungguh perjanjian yang aneh. Jangan-Jangan pria yang tidur dengannya juga aneh. Karena banyak, Eliana membaca poin penting dari perjanjian itu saja. Matanya melotot bahkan mulutnya mengangga saat Eliana membaca poin lain yang menyebutkan dia harus melahirkan anak laki-laki karena anak laki-laki saja yang diinginkan.
Oh, Ray sudah mengatakannya. Dia hampir lupa, jika dia mengandung anak perempuan maka harus digugurkan. Sungguh kejam. Eliana masih terus membaca dan lagi-lagi dia dikejutkan oleh poin lain yang menyebutkan setelah melahirkan seorang anak laki-laki, dia tidak boleh mengambil anak itu. Jangankan mengambil, mencari keberadaan anak itu pun tidak boleh dia lakukan.
Eliana kehabisan kata-kata, perjanjian tak masuk akal macam apa ini? Dia jadi penasaran dan ingin tahu, siapakah pria yang membuat perjanjian gila seperti itu? Eliana tampak frustasi setelah membaca beberapa point penting, dia semakin shock saat melihat poin lain yang menyebutkan jika dia harus tinggal di sebuah pulau setelah dia hamil. Itu dilakukan agar tidak ada yang tahu kehamilannya terutama musuh Morgan yang bisa mencelakai pewarisnya.
"Perjanjian gila!" teriak Eliana seraya melemparkan kertas perjanjian yang ada di tangan.
"Perjanjian bodoh macam apa ini?" teriaknya frustasi. Eliana mengusap wajahnya, bagaimana jika yang dia kandung anak perempuan? Apa dia tega menggugurkan bayinya? Bagaimana dengan ibunya saat dia diasingkan ke pulau nanti? Pertanyaan itu muncul dihati, dia bahkan bertanya apakah keputusannya yang dia ambil sudah tepat atau belum.
Rasanya sangat ingin membatalkan perjanjian gila itu tapi di sana juga tertulis jika pihak kedua membatalkan perjanjian atau melanggar maka pihak kedua harus membayar satu juta dolar yang harus dilunasi dalam satu minggu jika tidak, pihak pertama berhak melakukan apa pun pada pihak pertama. Sungguh perjanjian gila yang tidak masuk akal.
Eliana terlihat frustasi dengan isi perjanjian gila itu, dia bahkan enggan membaca sampai akhir. Dia pikir dia sudah keluar dari masalah namun nyatanya, dia berada di dalam masalah baru.