Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun sosok cantik dan elegan, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Aneh
"Virsha tolongin gue"
Virsha langsung melotot dan panik mendengar Suara Seyra yang begitu ketakutan dari balik telpon.
"Tenang Seyra, saya kesana sekarang. Kamu jangan keluar dan tetap sembunyi" nada Virsha menenangkan Seyra, namun dirinya juga panik
Virsha menyuruh Agung untuk cepat ke Kafe Joy. Untung saja malam itu jalanan tidak terlalu rame karena kendaraan, memudahkan mereka untuk melajukan mobil dengan kencang.
Sesampainya di kafe, Virsha bergegas turun dan mendobrak pintu kafe. Sedangakan Agung yang baru saja mau turun tiba-tiba melihat pria dengan pakaian serba hitam pakai masker dan topi hitam. Agung mencurigai orang itu dan mengejarnya, tapi sayang Agung lebih dulu kehilangan jejaknya.
Setelah pintu di dobrak, Virsha mencari Seyra di dalam. Tujuan utama Virsha adalah dapur, karena pas nelpon tadi ia mendengar ada suara aluminium seperti panci yang jatuh.
"Seyra, Seyra, ini saya Virsha, kamu di mana?" Teriak Virsha mencari Seyra menuju dapur
Setelah Virsha mencari Seyra kesana kemari di setiap sudut ruangan dapur, akhirnya ia menemukan Seyra yang kini pingsan di bawah meja makan dapur. Karena ketakutannya yang berlebihan mungkin membuat anxiety-nya kambuh.
Virsha menggendong Seyra keluar dari kafe, dan berniat membawanya pulang ke apartemennya.
"Gung, cepet ke apartemen" titahnya ke Agung yang baru saja mau masuk ke dalam kafe menghampirinya
"Eh kenapa itu Seyra?" tanya Agung dan mengekor cepat di belakang Virsha, membukakan pintu mobil penumpang belakang, lalu setelahnya ia juga langsung ke kursi pengendara dan melajukan mobilnya.
Di kursi penumpang belakang, Seyra terlihat tidak berdaya dengan kepalanya berbantal paha Virsha.
Virsha berusaha menyadarkan Seyra dengan menepuk pelan pipinya. Tapi beberapa kali mencoba, tetap saja usahanya gagal.
Sesampainya di apartemen, Virsha membawa Seyra menuju kamarnya. Ia merebahkan Seyra dia atas kasur miliknya. Kini Virsha mencoba membangunkan Seyra dengan percikan air minum yang diberikan Agung.
Setelah berusaha sekeras tenaga akhirnya Seyra membuka pelan matanya. Seyra melihat Virsha yang kini duduk disampingnya dengan Agung yang berdiri di belakangnya.
"Aku takut" Seyra bangun dengan suara gemetaran, memeluk Virsha ketakutan. Ia tidak sadar akan dirinya yang tiba-tiba memeluk Virsha
Virsha tidak melepaskan pelukan Seyra, bahkan ia membalas pelukan Seyra dengan mengelus punggungnya untuk menenangkannya. Setelah Seyra sadar, ia langsung melepas pelukannya.
"Kenapa kalian lama banget hah, perut gue tadi keroncongan banget, makanya gue turun ke dapur buat masak mie. Tapi pas gue mau balik kamar, gue lihat cowok misterius itu depan kafe lagi mantau gue. Sumpah merinding banget, gue langsung balik lagi ke dapur buat sembunyi" jelas Seyra panjang lebar
"Cowok itu pakai pakaian serba hitam dengan topi dan kaca mata hitam kan?" tanya Agung memastikan
"Bener, kok lo tau?" tanya Seyra mengangkat alis, curiga
"Tadi sebelum gue masuk ke kafe, gue liat cowok itu, pas gue kejer dia lari, tapi gue gak bisa nangkep dia keburu hilang" jelasnya Agung lagi
"Kayaknya kafe gak aman buat kamu Seyra" tegas Virsha
Jujur, Seyra juga takut dengan cowok itu, bagaimana kalau nanti ia tiba-tiba di bunuh. Mengingat, pria misterius itu bisa kapan saja mendapatkan kesempatan untuk menangkap Seyra.
"Kafe gimana? Aman?" tanya Seyra khawatir dengan keadaan kafe yang ditinggalkan
"Tenang saja, tadi sebelum kami datang ke kafe, saya sudah menyuruh orang untuk pasang CCTV di sekitar sana, sesuai rencana kita tadi siang" jelas Virsha.
Ternyata jalan keluar yang mereka bicarakan tadi siang di Kafe Joy adalah tentang pemasangan CCTV di luar maupun dalam kafe supaya mereka bisa memantau keadaan kafe kapanpun.
Joya sebagai pemilik kafe, tentu sudah menyetujui hal itu. Mengingat dia tidak pernah kepikiran untuk pasang CCTV di kafenya, karena selama ini Kafe Joy aman-aman saja.
"Syukurlah, kalau gitu gue mau balik ke kafe" ucap Seyra hendak beranjak dari tempat tidur
"Mau kemana" tanya Virsha menahan tangan Seyra
"Yakin mau balik kesana sekarang? Gak takut orang itu balik lagi?" tanya Virsha ke Seyra dengan tatapan tajam mengangkat sebelah alisnya
"Yaudah, terus lo mau nampung gue disini gitu?" tanya Seyra lagi, melepaskan tangan Virsha dan tetap kekeh untuk beranjak dari sana
"Tentu" ucap Virsha, membuat Seyra yang tadinya hendak beranjak kembali terduduk lagi
"Kamu istirahat saja disini, biar saya yang tidur di sofa ruang tamu" lanjutnya
"Oke, kalo gitu gue mau tidur yang nyenyak. Sebenarnya gue masih laper, tapi karena kejadian tadi tiba-tiba gue kenyang. Yaudah sono kalian keluar" seru Seyra ketus, mengusir Virsha dan Agung
Setelah Virsha dan Agung keluar dari ruangan, kecemasan Seyra kini sedikit mereda. Karena ia berpikir kalau apartemen Virsha memang tempat yang aman untuk saat ini.
"Yaudah gue pulang dulu ya Sha" pamit Agung
"Thank you ya Gung, hati-hati"
Agung pun pulang dari apartemen Virsha.
Beberapa saat kemudian, bel apartemen berbunyi. Virsha keluar untuk membuka pintu dan disana sudah ada tukang antar makanan. Virsha memesan makanan untuk Seyra, karena tadi ia bilang lapar.
Tok tok tok (suara ketukan pintu kamar)
"Sey ini ada makanan, kamu sudah tidur?" tanya Virsha dari balik pintu
Mendengar itu, Seyra bergegas membuka pintu kamar untuk Virsha.
"Terima kasih, tau aja, Virsha yang sangat baik hati" ucap Seyra tersenyum manis, langsung menyambar makanan itu, lalu dengan cepat menutup kembali pintu
Virsha yang melihat Seyra tersenyum begitu manis, tiba-tiba jantungnya berdebar kencang. Ia pun duduk ke sofa ruang tamunya, disana Virsha memikirkan perkataan kakeknya tentang rencana minggu depan yang mengharuskan dia membawa calon istrinya untuk dikenalkan ke Samuel.
"Apa gue ajak Seyra aja ya" batin Virsha, dan memikirkannya lagi
Pagi pun sudah tiba, cahaya matahari menembus jendela kamar Virsha yang sekarang ada Seyra disana masih tertidur. Hangat matahari menyapa wajahnya, membuat ia tersadar dari lelapnya tidur.
Seyra beranjak keluar kamar, melihat Virsha kini terlelap di atas sofa. Seyra menghampiri Virsha, berniat untuk membangunkannya karena hati ini pasti dia akan pergi ke kantor. Saat Seyra sudah berdiri di depan Virsha yang masih tertidur nyenyak, Seyra mengurung niatnya untuk membangunkan Virsha. Namun, dia duduk di depannya, memperhatikan wajah tampannya Virsha.
"Kalau dilihat-lihat, dia ganteng juga" batin Seyra, mengangkat sudut bibirnya
"Sey, apa yang lo pikirin, dia orang yang sudah buat hidup lo gak tenang" batinnya lagi dengan mata melotot
Ia beranjak langsung berdiri, dan saat hendak membuka pintu apartemen. Ia melihat kembali ke arah Virsha yang terlihat kelelahan. Dan dia akhirnya memutuskan untuk menyiapkan sarapan untuknya.