Sejak berusia enam tahun, Zakia Angelina Axeline tidak pernah merasakan bahagia Sejak sang ibu pergi untuk selamanya. Tak pernah di anggap ada oleh ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Di tuduh sebagai pembunuh dan pembawa sial.
Selain itu, Karena sebuah kesalahpahaman. Zakia harus menikah dengan Maxime Roberto, Pria yang ia kira sebagai pelindung justru menjadi penambah luka.
Namun siapa sangka, Tekatnya untuk pergi mempertemukan Zakia dengan Akbar RafasyaMaulana, Cucu seorang kyai besar.
Perbedaan agama sempat menjadi penghalang. Lalu? Akankah Zakia bisa hidup bahagia bersama Gus Rafa? Atau justru sebaliknya??
"Aku mencintaimu sejak pada pandangan pertama, Sejak delapan tahun yang lalu. Aku ingin kamu menjadi milikku. Maka dari itu, Bolehkah aku egois? Izinkan aku merebutmu dari Tuhanmu, Zakia..."Akbar Rafasya Maulana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Terbiasa
Kilatan camera memenuhi ruangan yang serba luas itu. Zakia berbalik badan melihat siapa yang datang sehingga membuat para awak media beserta wartawan keluar seolah berlomba mendapatkan tempat yang paling depan.
Sebuah mobil sport mewah yang sangat Zakia kenal mulai terhenti disana. Zakia diam, Matanya menatap mobil yang masih tertutup dengan rapat itu hingga..
Seorang tinggi besar berjas putih keluar, Dia adalah supir. Pria tersebut melangkahkan kakinya ke belakang kemudian membukakan pintu untuk sang majikan.
Deg...
Hati Zakia nyeri seketika. Rasa sakit yang tak pernah sembuh itu mulai kambuh dan tidak akan terhenti. Disana, Maxime Roberto keluar dengan gagahnya. Mengenakan kemeja putih, Di lapisi rompi warna hitam di sertai jas hitam. Tak lupa dasi kupu yang melekat di lehernya. Celana hitam bahan tak lupa sepatu pantofel mahal yang membungkus kakinya.
Pria itu tidak datang seorang diri melainkan dengan wanita yang sangat Zakia kenali. Jessika, Sepupu Zakia. Jessika juga salah satu putri dari Nyonya Derline sepupu Noah ayah Zakia.
Senyum Max begitu manis, Sebelah tangannya menggenggam mesra tangan Jessika. Jessika tampak tersipu malu apalagi ini di hadapan para awak media yang jelas-jelas akan tayang di TV internasional beserta sosial media.
"Boleh anda jelaskan Tuan Max, Siapa wanita yang anda ajak satu mobil ini?
"Jika di lihat dari parasnya, Kami sangat mengenal wanita yang sekarang anda gandeng ini Tuan..
"Apakah kalian punya hubungan yang spesial secara diam-diam?
"Mohon penjelasan nya Tuan Max..
Max tersenyum, Tatapan mata tajamnya kini bersitatap dengan mata bening Zakia. Dapat di lihat, Bahwa ada raut kesedihan disana. Max tersenyum sinis, Pria itu mengalihkan tatapannya ke arah Jessika yang menjawab ragu pertanyaan dari para wartawan.
"Kami memang memiliki hubungan, Dia adalah Jessika..Putri Nyonya Derline dan Tuan Samuel.. Dia juga salah satu keponakan Tuan Noah..
"Sudah beberapa lama kalian menjalin hubungan? Apakah hubungan ini terjalin dengan serius atau hanya sekedar bisnis saja Tuan.."Pertanyaan dari wartawan itu membuat Max bungkam. Pada kenyataannya, Max menjalin hubungan dengan Jessika ala kadarnya. Salah satu nya karena dendamnya kepada Zakia. Max ingin Zakia menderita dengan menyakiti batin wanita itu.
"Hubungan kami terjalin karena memang serius.. Kami saling mencintai..Ya kan sayang??" Jessika tersenyum lebar.
"Itu sangat benar, Aku dan Max saling mencintai.. Tidak ada unsur bisnis dalam hubungan ini.."Jawab Jessika dengan mantap. Wanita itu tersenyum senang dalam hati, Akhirnya ia bisa menghancurkan Zakia. Setelah merebut kasih sayang ayah dan para kakaknya..Kini Jessika selangkah berada di depan Zakia dengan merebut pria yang Zakia cintai.
"Dia adalah calon istri ku, Dan kami akan menikah sekitar lima bulan lagi, Kalian tunggu saja tanggal mainnya..."Max kembali menatap Zakia yang langsung berbalik badan. Zakia menghela nafas panjang, Matanya menatap langit-langit ruangan agar air matanya tidak tumpah.
Padahal ini sudah sering terjadi. Tapi mengapa masih sesakit ini? Hatinya remuk dan hancur mendengar pengakuan dua manusia itu.
Zakia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia butuh ketenangan sejenak. Tanpa di sadari ada sepasang mata yang menatapnya dengan nanar. Mata itu, Adalah mata Darrel, Ingin rasanya ia rengkuh tubuh adiknya itu namun ia tidak bisa melakukan apapun saat ini.
****
Jessika meraih minuman, Ia celingak celinguk mencari keberadaan Zakia. Matanya melihat Zakia yang berada di tengah-tengah pesta dengan memegang satu gelas jus. Otak liciknya mulai bekerja,Jessika kembali meletakkan minuman tersebut dan berjalan ke arah Zakia dengan langkah cepat.
Bruk..
Pyaar...
Semua tamu yang hadir mengalihkan perhatiannya terhadap Zakia dan Jessika disana.
"Bisakah kau jalan hati-hati.. Lihat! Gaunku terkena minuman yang kau pegang tadi.."Zakia diam dengan heran. Drama apalagi yang akan di lakukan oleh sepupunya ini? Jelas-jelas Zakia diam sejak tadi, Jelas-jelas Jessika lah yang menabraknya membuat minuman yang ia pegang tumpah mengenai gaun yang Jessika pakai. Tidak hanya itu saja, Gelas yang di pegang Zakia pun sempat terjatuh dan pecah di lantai marmer tersebut.
"Kenapa kau hanya diam? Kau buta ya!? Kau tidak lihat, gaunku kotor dan kau harus ganti rugi..
"Jessi kau tidak apa-apa nak??" Semakin sakitlah hati Zakia. Noah datang dan memberikan perhatian terhadap Jessika. Sebenarnya yang anaknya disini siapa? Jessika atau dirinya?
Tidak hanya Noah, Willian dan Andrew pun ikut memberikan perhatiannya. Hanya Darrel saja yang tidak tahu entah kemana.
"Kenapa kau hanya diam saja!? Kau tidak lihat pakaian Jessika kotor.. Minta maaf sekarang!!" Noah bicara dengan nada tinggi dan tatapan mata tajam. Jessika diam-diam tersenyum puas melihat itu.
Seperti biasa, Zakia hanya diam. Tak ada satu kata patah pun yang keluar. Bibirnya terkatup rapat..
Plaak!!!
Hah!!!
Semua wanita disana menutup mulut melihat adegan itu.
William menampar pipi adik bungsunya itu dengan keras. Zakia menoleh kesamping. Pipinya langsung merah memperlihatkan betapa kerasnya pria itu menamparnya.
Tak ada reaksi apapun, Zakia hanya tersenyum miris sembari melenggang pergi dari sana. Ia sudah terbiasa dengan semua ini. Ia selalu di fitnah, Di pojokkan dan tak ada satupun yang membelanya. Menjelaskan pun tak ada gunanya. Siapa yang mau percaya dengan penjelasan wanita bisu sepertinya.
Melihat kepergian Zakia, Max segera menyusulnya. Pria itu menarik kasar Zakia dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Sementara di dalam hotel yang sempat terjadi kericuhan itu. Seorang wanita paruh baya mendekat.
"Maaf Tuan, Kalau saya lancang.. Tapi saya ingin menunjukkan sesuatu.."Wanita itu memperlihatkan sebuah Video dimana Jessika yang memang sengaja mencari perkara. Niatnya ingin merekam acara tanpa sengaja camera ponselnya mengarah ke Jessika yang sengaja menabrak Zakia dan memutar balik fakta.
"Lain kali, Jangan main menghakimi sendiri.. Akan lebih baik mencari tahu lebih dulu. Kasihan gadis tadi tidak bersalah.."Ucap wanita itu, Wanita tersebut kemudian menatap Jessika yang malu.
"Dan kau nak.. Jangan mentang-mentang kau di akui calon istri oleh Putra tunggal Tuan Roberto..Kau bisa berbuat semena-mena.. Itu tidak baik.."Dan sejak saat itulah Jessika mendapatkan tatapan sinis dari para tamu.
****
Brak!
Max menggendong tubuh Zakia yang berontak disana. Namun, Pria itu seolah abai dan terkesan tak peduli.
Bugh!
Max melempar tubuh ramping Zakia ke atas ranjang membuat Zakia perlahan merasakan takut.
Plak!
Plak!
Max menampar kedua pipi Zakia dengan keras. Pria itu meraih satu persatu tangan Zakia kemudian mengikatnya di sisi ranjang.
"Aku meminta mu untuk datang ke pesta itu bukan menyuruhmu untuk berbuat malu! Tapi apa yang kau lakukan hah! Dasar jallang!
Max dengan kasar membungkam bibir ranum itu dengan bibirnya. Zakia hanya bisa pasrah sekarang. Kondisi tangannya yang terikat membuatnya nya tak bisa melakukan apapun bahkan melawan sekalipun.
"Sekarang kau harus layani aku.. pela-cur!!
Zakia menggelengkan kepalanya, Ia tak mau. Zakian sudah cukup lelah hari ini, Tuhan tolonglah...
Sraaaakkkk!!!
.
.
.
Tbc
hrs'y sadar ap penyebab yg mmbuat zakia pergi😡
Selamat Max .......rasakan penyesalanmu sekarang