Scandal Hubungan Masa Lalu

Melvin tersenyum dengan mengangkat dagu Aruna sehingga wajah mereka sejajar. Melvin baru bisa dengan jelas melihat wajah cantik yang begitu gugup itu.

"Itu artinya kamu ada niat ingin hadir di acara pesta ulang tahunku bukan?" tanya Melvin dengan kedua alis terangkat yang memastikan.

Aruna terdiam yang tidak mengatakan apa-apa. Mungkin ada niat. Tetapi masih sadar diri dan tidak percaya diri yang minder dengan yang lainnya.

Setelah beberapa saat dan masih di tempat lokasi acara ulang tahun Melvin yang akan segera dimulai. Pelayan sudah mendorong meja yang terdapat kue ulang tahun yang dari dagangan Ibu Aruna.

Mama Melvin yang sudah berdiri di depan meja kue ulang tahun itu. Acara ulang tahun akan segera dimulai dengan lara tamu yang sudah mulai mendekat ke tempat pemotongan kue.

"Panggil Melvin, teman-temannya sudah menunggu!" titah wanita itu dengan tegas.

"Baik Nyonya!" sahut pelayan dan baru saja ingin bergerak memanggil Melvin.

Melvin sudah muncul, tetapi dia tidak sendiri melainkan bersama wanita yang tangannya digenggam. Wanita itu yang tak lain adalah Aruna. Aruna yang berpenampilan begitu cantik menggunakan dress berwarna hitam di bawah lututnya dengan model kedua tangan yang berada di bahu. Rambutnya di ikat sebagian di bagian tengah dan diberi keriting di bagian bawahnya.

Tidak lupa di bagian atasnya diberi mahkota yang membuat Aruna begitu tampil sangat berbeda dan sangat cantik. Aruna bukan lagi terlihat gadis cupu. Walau Aruna masih menggunakan kacamata. Tetapi penampilannya jauh sangat berbeda yang membuat orang-orang pangling.

"Siapa gadis itu?" tanya Karina pada pelayan yang masih berdiri di sampingnya

"Teman 1 sekolah tuan Melvin," jawab pelayan itu.

Mata Karina terus memperhatikan gadis yang dibawa oleh anaknya itu dari bawah sampai atas penampilan yang cukup takjub yang membuat orang-orang yang datang di acara pesta tersebut sampai tidak mengenali Aruna.

Fiony, Adel dan Onile terlihat begitu kesal melihat Aruna yang mendapatkan perlakuan istimewa. Aruna hanya memperlihatkan wajah yang begitu gugup dengan situasi yang dihadapi.

Melvin menghampiri Karina yang tetap membawa Aruna. Melvin bahkan memperkenalkan Aruna kepada Karina. Aruna dengan gugup mencium punggung tangan Karina dan Karina hanya memperlihatkan wajah datar.

Acara ulang tahun itu dimulai, tiup lilin sampai memotong kue ulang tahun. Ternyata Melvin memberikan potongan pertamanya untuk Aruna dengan kata untuk wanita spesial.

Artinya orang-orang yang ada di acara tersebut sudah mengerti jika Aruna adalah miliknya dan tidak ada yang boleh mengganggu miliknya. Hal itu juga penegasan yang dia umumkan.

Flashback of.

"Akhirnya selesai juga!" Mila menghela nafas yang akhirnya menyelesaikan ukiran kue tersebut. Mata Mika melihat ke arah Aruna yang bengong.

"Aruna!" tegur Mila. Tetapi tidak ada suara sama sekali.

"Aruna!"suara Mila sedikit kuat yang akhirnya membuat Aruna terbuyar dari lamunannya.

"Hah, iya, kenapa?" sahut Aruna bingung.

"Kamu ini kenapa melamun terus?" tanya Mila.

"Tidak! siapa juga yang melamun," sahut Aruna mengelak yang padahal jelas-jelas dia melamun dapat orang malah seperti orang linglung yang terlihat tidak karuan.

"Tidak mengakui dan padahal wajah kamu bengong sejak tadi," sahut Mila geleng-geleng kepala.

"Tidak, Kok!" Aruna masih saja mengelak yang meneguk air putih yang mencoba untuk menenangkan pikirannya. Bisa-bisanya dia kembali masa-masa bersama Melvin karena hanya melihat kue ulang tahun tersebut.

"Ya sudah sebaiknya sekarang kamu antar kue ini, bukannya kamu mau menjemput Rain jadi sekalian saja, karena juga satu jalan!" tegas Mila.

"Iya-iya," sahut Aruna tampak terpaksa.

"Aruna mau bersih-bersih dulu!" Aruna yang berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi. Mila hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya itu.

**

Mobil Aruna berhenti di depan sebuah Restaurant mewah.

"Rain sebentar tunggu di sini. Mama mau mengantarkan dagangan nenek sebentar," ucap Aruna berkesan pada Rain.

"Iya, Mah!" jawab Rain dengan menganggukkan kepala.

Aruna membuka pintu mobil dan langsung memasuki Restaurant tersebut dan tidak lama Aruna yang kembali keluar dari Restaurant.

"Akhirnya beres juga masalah pesanan mama," gumamnya menghela nafas yang kembali masuk ke mobil.

"Mama kita jangan pulang dulu boleh?" tanya Rain.

"Memangnya Rain mau ngapain?" tanya Aruna.

"Mama jarang sekali pulang sore dan Rain ingin jalan-jalan di taman sebentar," ucap Rain.

"Tapi ini sudah begitu sangat sore sebentar lagi juga malam," ucap Aruna yang melihat arloji di tangannya.

"Padahal hanya meminta waktu sebentar saja. Apa tidak boleh?" tanya Rain dengan memperlihatkan wajah cemberut.

"Baiklah kalau begitu. Kita jalan-jalan sebentar," sahut Aruna yang tidak tega menolak permintaan Rain.

"Horeeee!" Rain yang terlihat kegirangan sampai mengangkat kedua tangannya, yang membuat Aruna tersenyum. Aruna yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung melajukan mobil.

Aruna benar-benar membawa putranya itu untuk berjalan-jalan di taman. Di sore hari memang banyak orang di sana yang sekedar menghabiskan waktu. Di taman itu juga terdapat danau yang sangat bersih dengan air jernih. Jadi banyak orang duduk-duduk di pinggir danau sekedar menikmati cuaca yang sejuk dan juga menunggu sunset.

Aruna menggenggam tangan Rain dengan mereka berdua yang berjalan dengan langkah yang santai. Mata Aruna melihat ke arah danau dan tiba-tiba melihat pasangan kekasih yang ada di sana duduk saling berhadapan.

Langkah Aruna tiba-tiba terhenti yang memperhatikan pasangan kekasih itu dengan pria itu yang memberikan mawar berwarna pink kepada kekasih yang membuat wanita itu tersenyum.

Flashback.

Aruna yang duduk di pinggir danau dengan bersila kaki dan tiba-tiba Melvin datang yang duduk di hadapan Aruna dan juga sama-sama bersilah kaki

"Maaf aku lama," ucap Melvin.

"Tidak apa-apa, Kak! Jawab Aruna.

Melvin tiba-tiba memberikan setangkai mawar pink pada Aruna, "aku harap kamu suka!" ucap Melvin dengan lembut.

Aruna terdiam yang tidak mengambil setangkai mawar itu.

"Kamu tidak menyukainya?" tanya Melvin.

"Kenapa Kakak memberiku mawar dan kenapa waktu di pesta ulang tahun Kakak. Kakak mengatakan hal seperti itu?" tanya Aruna penuh kebingungan.

Setelah acara ulang tahun itu. Aruna dan Melvin tidak bertemu dan sekarang mereka baru bertemu lagi. Sebagai wanita karena pasti bingung dan ingin jawabannya.

Melvin tersenyum dengan memegang kedua tangan Aruna. Aruna semakin gugup dengan saling menatap dengan Melvin.

"Aku menyukaimu Aruna," ucap Melvin dengan jujur pada perasaannya

"Saat pertama kali aku melihatmu, aku sudah tertarik padamu, kamu gadis yang polos dan tidak banyak bicara yang berbeda dari wanita lain yang aku temui. Kamu membuatku jatuh hati padamu. Jadi apa yang aku katakan di pesta itu adalah benar. Jika kamu adalah wanita spesial untukku," jawab Melvin.

Mendengar pengakuan dari Melvin membuat Aruna semakin gugup dan tidak tahu harus menanggapi apa.

"Jadi sekarang, kamu tidak perlu takut lagi. Jika ada yang mengganggu kamu. Karena aku akan selalu melindungi kamu. Kamu adalah wanitaku!" tegas Melvin.

Aruna tetap tidak merespon apa-apa yang masih terdiam. Wajah mereka berdua saling bertemu, semakin dalam. Melvin yang tersenyum dengan menyelipkan anak rambut Aruna di belakang daun telinga Aruna. Hal itu yang membuat Aruna semakin gugup. Namun terukir senyum indah di wajahnya saat pria tampan itu menyatakan perasaan yang begitu tulus.

Bersambung