Aura seorang artis terkenal di indonesia dia bertemu dengan pak polisi ganteng di saat sedang di kejar kejar oleh fensnya dan di tolong oleh bapak polisi ganteng yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama semenjak itu Aura selalau mencari perharian kepada pak polisi ganteng itu namun selalu di cuekin dan selalu bersikap dingin terhadap Aura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
Naura holik terus mengingat ingat apakah dia pernah bertemu dengan dengan abi
" nak siapa nama mu" tanya Naura
" nama saya " belom sempat dia menyebut kan namanya tiba tiba henfon nya berdering
" sebentar buk saya angkat telfon dulu " pinta abi
" ya silahkan" naura mempersilahkan
abi pin sedikit menjauh dari naura dan aura
" hallo , assalamualaikum" ucap abi
" walaikumsalam , ma'f dan izin
bertanya dan" jawab seseorang di
sebrang telfon
"hem " jawab abi
" komandan sedang ada di mana , ada perempuan cantik mencari anda"
" perempuan siapa" penasaran abi
" saya kurang tau dan , katanya dia di di suru ibu anda untuk datang kesini"
abi menghembuskan nafas kasar
" baik tunggu saya sebentar lagi sampai"
"baik dan" sambungan telfon pun di matikan
Abi pun segera menghampiri aura dan ibunya
" ma'f buk saya haru pergi ,saya harus bekerja " ucap bima
" iya nak terimakasih dan ma'f sudah merepotkan mu" ujar naura
"iya buk sama sama itu sudah menjadi. tugas saya , membantu masyarakat"
" bukan masyarakat mas tapi calon makmum" protes Aura
" heh kamu bikin malu aja " tegus sang mama
" tinggal di aminin lo ma , emang nya mama gak mau punya mantu polisi" tanya aura pada ibunya
" ya mau lah apa lagi calon mantu nya kaya gini, ya pasti mau banget" jawab sang ibu
" ya mangkanya di aminin dong "pinta aura
" amin semoga ter kabul" jawab sang ibu
Abi yang melihat tingkah anak dan ibu itu pun tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya
" kalau begitu saya pamit dulu ya ibu"sambil menjulurkan tangan nya hendak untuk saliman dan di sambut oleh naura ,abi pun mencium tangan ibu naura
" iya nak hati hati di jalan "
"assalamualaikum" salam abi
"walaikumsalam" di jawab oleh ibu naura
" kok aku gak di Salimi mas" protes aura
" bukan muhrim " jawan abi dan ibu naura bersamaan , ibu naura tertawa terbahak bahak sedangkan Abi hanya senyum senyum saja
"iii kok pada jahat si sama aku , kompak lagi ngetawain aku" kesel aura
" saya permisi dulu bu, mari " ucap abi langsung menuju mobilnya dan meninggal kan rumah aura sambil senyum senyum mengingat kekonyolan aura
"mah udah dong jangan ketawa terus" ucap aura kesal melihat mamanya menertawakan dirinya
"iya sayang abisnya kamu lucu banget ,kamu gak pernah seagresif kaya gini apa lagi sama cowok" jawab sang ibu sambil tertawa
"ii tau ngeselin" ucap aura langsung meninggalkan sang mama di teras rumah sendirian
Setibanya abi di kantor polisi dia sudah di sambut oleh bawahannya
"selamat pagi dan" sapa anak buahnya
" pagi, mana orang yang mencari saya" tanya abi
" ada di ruangan Riko dan " jawab anak buah abi
" baik terima kasih" ucap abi , dia langsung menuju ke ruangan Riko
abi membuka ruangan riko di sana sudah ada riko ,samuel dan perempuan itu , semua orang melihat ke arah pintu ketika pintu di buka oleh Abi
" nah ni dia orang nya , dan ada yang nyari ni"ucap samuel yang duduk di samping riko
' gila ganteng banget lebih ganteng dari yang di foto' ucap wanita itu dalam hati
" ada perlu apa mencari saya" ucap abi cuek
" kenalin saya silvia sabrina saya seorang model dan Artis sinetron , saya kesini karna di suru sama ibu kamu buat kenalan sama kamu" jelas silvi dengan sombongnya
" saya Abimana yudan tara , sekarang sudah kenalan jika tidak ada ke perluan lagi silahkan keluar dari sini" ujar abi dengan tegas
' iih sombong banget ni orang awas aja nanti aku buat kamu bertekuk lutut di hadapan ku' ucap selvi dalam hati
"baik lah saya akan pergi dari sini tapi nanti siang bisa kan kita makan siang" ucap selvi dengan senyum menggoda
" ma'f lain kali saja saya sibuk" jawab abi dengan ketus
silvia pun pergi dari sana dengan raut muka yang kesal