NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:382.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Kelembutan Hati Shaka

Tidak lama setelah tangis Nimas pecah, tiba-tiba gadis itu diam tak bergeming, tak bersuara dan tak terdengar isakan. Hanya terdengar deru nafas yang teratur seperti orang tertidur.

"Astaga, Nimas!" pekik Shaka tertahan.

Pria itu segera membawa Nimas masuk ke dalam gendongannya dan berlari meninggalkan rumah Bryan. Garis kepanikan dan cemas terlihat kentara di wajah Shaka.

Shaka mendudukkan Nimas dengan pelan begitu sampai di mobil. Memberikan aroma minyak kayu putih adalah pilihan pertama yang ia lakukan. Beberapa detik berlalu, namun Nimas tak kunjung memberikan tanda-tanda bahwa ia sadar. Shaka semakin dibuat panik olehnya.

"Ya Tuhan, bagaimana ini? Kenapa dia tak sadar-sadar?" Shaka meluncurkan mobilnya menjauh dari area pemakaman dan meluncur ke rumah.

Bukan rumah kedua orang tuanya, tapi rumah yang sudah Bryan persiapkan untuk ditinggali setelah menikah nanti. Ya, Bryan sudah menyiapkan rumah itu sedari lama. Pria tiga puluh tahun itu sudah siap hidup berumah tangga dengan segala kesiapan yang sudah ia lakukan. Tapi sayangnya, setelah rumah itu sudah siap ditinggali justru ia malah pergi. Benar kata orang kebanyakan, kita hanya bisa berencana dan tangan Tuhan tetap yang menentukan.

Bak seorang pria yang sangat mencintai wanitanya. Shaka berlari dengan Nimas di gendongannya menuju rumah mewah yang tidak ada siapapun di dalamnya.

Shaka sedikit terkejut begitu ia berhasil membuka pintu. Ternyata rumah itu sudah terisi oleh barang-barang dan juga perabotan rumah tangga. Shaka memilih sofa di ruang tamu agar Nimas cepat-cepat bisa ia baringkan.

"Dokter Lee, tolong periksa temanku, dia pingsan nanti akan aku kirim alamat rumahnya."

Sembari menunggu dokter pribadi keluarganya datang, Shaka melakukan hal yang sama seperti tadi di mobil, berharap apa yang dilakukan kali ini membuahkan hasil.

Saat kepanikan sedang berada di puncak kepala. Dering ponsel yang Shaka ia letakkan di meja meronta-ronta ingin diperhatikan.

"Iya Pa, kenapa?"

"Kenapa kamu bilang? Kamu di mana? Kamu tadi berpakaian seperti ke kantor. Kenapa malah kamu sekarang nggak ada di kantor? Kamu, kan tahu Mama belum bisa di tinggal. Papa nggak bisa ke kantor, kamu malah kelayapan. Jangan bilang kamu ngurusi perempuan sial itu, ya Shaka," sentak Pak Malik dengan penuh emosi.

"Astaga, Papa. Apa yang membuat apa begitu benci sama Nimas? Nimas di sini itu juga korban, dia juga nggak mau ada di posisi ini. Jangan karena dia hamil diluar nikah yang disebabkan oleh anak Papa lalu Papa bilang Nimas itu perempuan sial."

Tut tut tut

Sengaja Shaka memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia tidak mau semakin emosi jika harus menanggapi ucapan ayahnya. Bukan bermaksud kurang ajar kepada orang tua, tapi yang diucapkan oleh ayahnya memang tidak pantas diucapkan oleh orang berpendidikan seperti beliau.

Untunglah dokter Lee segera datang, sehingga Shaka bisa meredakan sedikit kekesalannya terhadap sang Ayah. Sekali lagi Shaka tidak bermaksud kurang ajar atau durhaka pada ayahnya, tapi ia merasa tidak adil jika semua orang menyalahkan Nimas dalam hal ini.

"Sejak kapan dia pingsan?" tanya Dokter Lee seraya memeriksa detak jantung Nimas.

"Mungkin sudah sepuluh sampai lima belas menit yang lalu. Aku sudah memberinya minyak kayu putih, tapi dia tidak membuka matanya. Apa dia baik-baik saja? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Dia hamil?"

"Iya, dia sedang hamil."

"Sepertinya dia habis mendapatkan tekanan yang berat ditambah lagi dia tidak makan apapun, sehingga membuat tubuhnya terasa lemas dan tidak memiliki tenaga. Katakan pada suaminya, untuk memberikan asupan yang segar-segar seperti buah misalnya. Di usia kehamilan yang masih sangat muda memang terkadang ada beberapa orang yang tidak bisa makan apapun. Jadi orang di sekelilingnya harus menggantikan asupan yang tidak bisa dia makan. Wanita hamil juga tidak bisa menerima tekanan yang berat, ini akan sangat berpengaruh pada janinnya nanti. Untuk lebih jelasnya bisa dibawa ke kantor kandungan, aku tidak bisa memberikan resep apapun karena ini bukan ahliku," ujar dokter Lee panjang lebar.

"Baiklah akan aku katakan pada suaminya nanti. Terima kasih."

Setelah kepergian dokter Lee. Shaka masih setia menemani Nimas yang masih terbaring di sofa. Ia memandang wajah gadis itu dengan seksama. Ia akui Nimas memang memiliki paras yang cantik dan menarik. Tidak heran jika Bryan menaruh hati pada gadis ini.

Shaka menatap Nimas dengan sedikit lama dan intens, hingga sebuah gerakan kelopak mata terlihat di penglihatan Shaka.

" Nimas kamu sudah sadar?"

Nimas masih berusaha membuka matanya dengan sempurna. Bola matanya menatap sekeliling begitu matanya benar-benar terbuka dengan lebar. Dalam diam ia mengingat apa yang sudah terjadi sebelum ia tak sadarkan diri.

"Nimas kamu bisa dengar aku?" tanya Shaka sekali lagi.

Gadis itu tidak kunjung bersuara, ia justru berusaha untuk bangkit dari tidurnya. Shaka membantunya dengan pelan.

"Sebentar aku akan ambilkan air." Shaka melangkahkan kaki keluar rumah bertujuan untuk mengambil sebotol air di dalam mobilnya.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Shaka untuk mengambil air. Ia berlari-lari kecil agar cepat sampai dan sedikit mengurangi dehidrasi yang dirasakan Nimas.

"Minum dulu biar enakan."

Hanya sedikit air yang dimasukkan ke tenggorokan Nimas. Rasanya ia tidak bernafsu untuk makan atau minum apapun.

"Terima kasih Shaka."

"Iya sama-sama. Kata dokter kamu nggak boleh banyak pikiran, nggak boleh mikir yang berat-berat. Nanti berpengaruh sama janin kamu. Aku tahu ini berat, sangat berat. Tapi setidaknya, kamu harus sedikit menurunkan beban pikiran kamu untuk anak kamu sendiri, kan?"

"Kenapa semua ini harus terjadi sama aku?" tanya Nimas yang entah ia tujukan pada siapa. Pandangannya begitu kosong menetap ke arah depan.

"Tuhan percaya kamu kuat."

"Tapi pada kenyataannya aku tidak sekuat itu."

"Jangan bicara seperti itu, aku yakin kamu kuat kok. Untuk sementara kamu tinggal di sini dulu, ya. Ini rumah Kak Brian, rumah ini sudah dibangun dari lama dan baru beberapa bulan yang lalu menjadi sebuah rumah yang sempurna. Aku akan mencari asisten rumah tangga untuk menemani kamu di sini dan juga membersihkan rumah ini."

"Aku sudah bilang, aku tidak mau menjadi tanggung jawabmu. Aku tidak mau menjadi beban kamu."

"Nimas, aku tidak mungkin mengabaikan pesan terakhir dari Kak Bryan. Hidupku tidak akan tenang jika aku melakukan itu. Kamu bukan beban Nimas, anak yang kamu kandung adalah keturunan dari keluargaku. Aku mohon jangan berpikir sempit seperti itu. Akan menjadi dosa dan juga ketidaktenangan Kak Bryan jika keluarganya mengabaikan kamu. Kamu mau Kak Bryan menanggung semuanya. Di sana dia pasti akan tersiksa, Nimas."

"Tapi aku malu, Shaka," ucap Nimas yang kembali menangis.

Shaka diam, ia paham menjadi Nimas pasti membingungkan. Di satu sisi ia butuh pertanggungjawaban, tapi di sisi lain ia tidak mau menjadi beban keluarga dari Bryan ataupun keluarganya.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!