Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

1. Garis Dua

Tangan Nimas bergetar hebat saat memegang benda tipis bernama testpack. Bagaimana tidak? Garis yang muncul di benda itu berjumlah dua. Semua orang tahu makna dari dua garis yang ada di benda keramat bagi wanita yang belum menikah itu.

"Nggak, nggak mungkin. Ini pasti salah, aku baru melakukannya satu kali dengan Bryan tidak mungkin aku langsung hamil. Tidak mungkin secepat itu."

Tidak terima dengan hasil testpeck yang pertama. Gadis itu kembali keluar rumah untuk membeli beberapa testpeck lagi.

Setelah berlarian ke apotek, Nimas kembali melakukan tes. Ia yakin tes yang pertama tadi tidaklah benar.

Namun, harapan tinggalah harapan. Entah sudah keberapa kali Nimas melakukan tes, hasil yang benda laknat itu keluarkan tetap sama, menunjukkan garis dua yang mengartikan bahwa gadis itu tengah hamil.

Nimas pembenturkan punggungnya ke dinding kamar mandi dan melorot ke lantai. Tangisannya pecah saat itu juga. Hidup seorang diri di perantauan, tidak ada siapapun keluarga yang berada di kota, dan sekarang ia harus hamil di luar nikah. Naas sekali nasib yang menimpa Nimas.

"Ya Tuhan. Apa yang harus aku lakukan, Ibu dan Ayah pasti akan murka jika tahu aku hamil sebelum aku menikah. Kenapa kau harus ada di rahimku? Aku khilaf sudah melakukan hubungan itu, kenapa kau harus ada di rahimku?" teriak Nimas histeris seraya memukul perutnya dengan kencang.

Sementara di luar kosnya, kekasih Nimas, Bryan baru saja tiba di halaman kos. Sudah menjadi rutinitas sehari-hari Bryan mengantar jemput kekasihnya sebelum ia berangkat ke rumah sakit untuk bertugas.

"Sayang, aku datang," teriak Bryan membuka pintu kosan kekasihnya.

Sepi. Tidak ada tanda-tanda ada Nimas di kamar. Biasanya gadis itu akan menunggu dirinya di kasur lantai yang beralaskan karpet.

"Sayang?" panggil Bryan sekali lagi.

Pria itu masuk ke dalam kamar, samar-samar ia mendengar suara isakan yang berasal dari kamar mandi. Ia pun berjalan cepat menuju ruangan yang tak besar itu.

"Sayang kamu di dalam? Ini aku, kamu kenapa nangis di sana?" tanya Bryan mengetuk pintu kamar mandi.

Tak ada sahutan, hanya tangis yang terdengar semakin jelas dan menyayat. Bryan mencoba menekan gagang pintu yang ternyata yang terkunci itu.

Jantungnya terasa melompat dari tempatnya begitu melihat Nimas yang terduduk di lantai kamar mandi seraya memukul perutnya.

"Hey, kamu kenapa? Kamu kenapa, Sayang? Apa yang terjadi?" Bryan panik, ia berusaha mencegah tangan Nimas untuk terus memukuli perutnya sendiri.

"Sayang, lihat aku! Ada apa?" Bryan kembali bertanya seraya memaksa Nimas untuk mendongakkan kepala.

Nampak wajah dan mata sembab dari gadis berusia dua puluh dua tahun itu.

"Aku hamil, Bryan. Apa yang kita lakukan malam itu membuat darah dagingmu tumbuh di rahim aku." Nimas menjawab dengan isakan.

Bagai disambar petir dua kali, Bryan terasa mati untuk beberapa detik. Nafasnya tiba-tiba memburu dengan gemuruh. Malam panjang yang terjadi satu bulan lalu ternyata membuat cairan kentalnya berubah menjadi gumpalan bernyawa.

"Kamu hamil?" tanya Brian sekali lagi dengan ada yang sangat lemah. Seakan sarapan yang ia telan tadi pagi di rumah entah hilang ke mana.

"Bagaimana nasibku, Bryan? Ayah dan ibuku di kampung pasti marah. Aku sudah mempermalukan mereka. Aku nggak mau dia lahir, Bryan. Aku mau menggugurkannya saja."

"Tidak Nimas! Jangan lakukan kesalahan yang lebih besar. Anak ini tidak salah, yang salah itu kita. Meskipun kita melakukan tanpa sadar, kita malam itu khilaf, tapi yang salah tetaplah kita. Jangan korbankan anak kita. Aku akan tanggung jawab. Kita akan menikah demi anak ini."

Bryan membawa kekasihnya ke dalam dekapan hangatnya. Jalan ini tentu saja tidak mudah. Ia pasti akan mendapatkan amukan dari kedua orang tua Nimas dan juga kedua orang tuanya. Tapi jalan satu-satunya adalah bertanggung jawab dan menikahi kekasihnya itu.

"Ya udah ayo kita keluar kamar mandi. Kamu istirahat aja, ya nggak usah kerja. Aku pulang dulu, aku harus ngomong sama orang tuaku. Habis itu kita pulang kampung. Kita minta restu sama kedua orang tua kamu juga. Mungkin ini terlihat menyeramkan dan akan terasa sulit, tapi ini untuk kebaikan kita."

"Kamu nggak lagi bohong sama aku, kan? Kamu akan kembali dengan membawa tanggung jawab?"

"Nggak Sayang, nggak. Aku nggak akan pernah ingkar janji. Ya udah aku balik, ya. Aku akan segera kembali. Akan aku bawa kandungan kamu periksa ke dokter. Jangan di pukuli lagi perutnya."

Cup

Satu kecupan kecil mendarat mulus di kening gadis kecilnya itu. Bryan kembali pulang setelah tahu kabar yang entah bagaimana ia menjelaskan, bahagia atau buruk, semua bercampur menjadi satu dan Bryan tak bisa memisahkan kedua rasa itu.

Namun, dalam hati kecil Bryan ia ragu untuk mengantongi restu dengan cepat dan lancar. Kedua orang tuanya yang memandang orang lain begitu rendah membuat ia khawatir soal restu dan respon mereka saat tahu anak sulungnya menghamili gadis dari desa.

Bryan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan setengah melamun. Pikirannya terbelah entah menjadi berapa bagian.

Pikirannya kembali fokus ketika tiba-tiba mobil di depannya yang dari arah berlawanan melaju dengan ugal-ugalan. Bryan menginjak rem dengan kuat, tapi sayangnya tabrakan tetap saja tak bisa dihindari. Mobil Bryan justru tertabrak oleh truk bermuatan besar di belakangnya.

Truk yang melaju cukup kencang membuat mobil Bryan terseret ke depan beberapa meter. Bryan mendadak linglung, ia sempat memutar setirnya ke arah pinggir jalan namun dorongan truk dari belakang cukup kencang sehingga Bryan terlempar keluar mobil.

Pyaaarr!

"Astaga, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba foto Bryan jatuh?" gumam Bu Marissa memungut bingkai foto Bryan saat wisuda.

Wanita yang melahirkan Bryan tiga puluh tahun itu memungut kaca yang berserakan di lantai. Pikiran dan hatinya mendadak tak enak. Beliau memikirkan anak sulungnya yang baru saja berangkat bekerja.

"Ada apa, Ma? Apa yang jatuh?" tanya Pak Malik, Ayah Bryan.

"Foto Bryan. Perasaan Mama nggak enak, Pa. Kata orang tua zaman dulu kalau ada foto yang jatuh tanpa sebab, kan ada apa-apa sama pemilik foto. Mama kok jadi kepikiran Bryan, Pa."

"Mama percaya kok sama mitos. Semua yang terjadi itu ada penyebabnya. Ya mana bisa foto itu jatuh tanpa sebab. Mungkin ada cicak yang lewat dan nyenggol foto sampai jatuh. Ada-ada aja. Mikir yang baik-baik, terkadang sesuatu bisa terjadi juga karena hasil pemikiran kita. Ya udah, Papa kerja dulu. Jangan dipungut itu kacanya, kayak nggak punya pembantu aja!" sungut Pak Malik berlalu dari hadapan istrinya.

Tak berselang lama, dering ponsel rumah berdering ingin segara di raih. Bu Marissa meninggalkan pecahan kaca itu dan menghampiri telepon kabel yang berisik itu.

"Iya halo dengan kediaman keluarga Narendra, ada yang bisa saya bantu?"

"Apa?" pekik Bu Marissa tekejut.

Terpopuler

Comments

Ahmad Nashrullah

Ahmad Nashrullah

aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh

2024-09-19

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-03-08

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Garis Dua
2 2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3 3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4 4. Debat
5 5. Tidak Ada Yang Peduli
6 6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7 7. Kelembutan Hati Shaka
8 8. Melarikan Diri
9 9. Dalam Bahaya
10 10. Perhatian Shaka
11 11. Sentuhan Fisik
12 12. Periksa Kandungan
13 13. Kembali Berdebat
14 14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15 15. Patah Hati
16 16. Dipertemukan
17 17. Tamu Mengejutkan
18 18. Amarah Shaka
19 19. Hampir Khilaf
20 20. Sehari Sebelum Pernikahan
21 21. Hinaan Yang Gagal
22 22. Drama Bu Marissa
23 23. Hak Dan Kewajiban
24 24. Makan Malam
25 25. Mesra
26 26. Shaka Dimata Nimas
27 27. Pertengkaran Pertama
28 28. Pesona Nimas
29 29. Menjaga Perasaan
30 30. Pendarahan
31 31. Bedrest
32 32. Bu Marissa Mulai Jahil
33 33. Membingungkan
34 34. Bertindak Cepat
35 35. Ibu Mertua Julid
36 36. Rencana Pulang Kampung
37 37. Cemburu
38 38. Shaka Mulai Berani
39 39. Sarapan Yang Berbeda
40 40. Shaka bohong
41 41. Niat Buruk
42 42. Shaka Yang Serba Salah
43 43. Kejutan
44 44. Suami Idaman
45 45. Pondasi Rumah Tangga
46 46. Janji Bu Marissa
47 47. Ternyata Pura-pura
48 48. Bu Marissa Beraksi
49 49. Shaka Kesetanan
50 50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51 51. Anak Kita
52 52. Sedikit Titik Terang
53 53. Terungkap
54 54. Shaka Yang Bijak
55 55. Meninggalkan Rumah
56 56. Hanya Shaka
57 57. Mimpi Buruk
58 58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59 59. Astaghfirullah Nimas
60 60. Ajakan Makan Ramyeon
61 61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62 62. Belum Ada Perubahan
63 63. Rindu Ibu
64 64. Melahirkan
65 65. Baby Boy
66 66. Muhammad Bryan Bagaskara
67 67. Obrolan Pria
68 68. Rahasia Pria
69 69. Mengobati Rindu
70 70. Bertengkar
71 71. Aku Anak Ayah, Kan?
72 72. Menurunkan Ego
73 73. Tulus Atau Palsu?
74 74. Shaka. Bimbang
75 75. Bertemu Setelah Terpisah
76 76. Menerima Kenyataan
77 77. Curhat
78 78. Obrolan Tengah Malam
79 79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80 80. Mertua Toxic
81 81. Melawan
82 82. Kekhawatiran Nimas
83 83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84 84. Membungkam Tanpa Bicara
85 85. Kecemasan Bu Marissa
86 86. Penyelesaian Masalah
87 87. Berkunjung
88 88. Kecelakaan
89 89. Ke Mana Kertas Itu?
90 90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91 91. Hancur Karena Kertas
92 92. Kepedulian Dalam Amarah
93 93. Perhatian Kecil
94 94. Rencana Surprise
95 95. Celaka
96 96. Kehilangan
97 97. Tegarnya hati Shaka
98 98. Hikmah Dalam Musibah
99 99. Teman Masa Kecil
100 100. Kado Dihari Pernikahan
101 101. Geger
102 102. Jangan Panggil Aku Sayang
103 103. Merasa Di Lupakan
104 104. Maaf
105 105. Cemburu
106 106. Merasa Sendirian
107 107. Dinding tebal Bryan
108 108. Shaka Semakin Pusing
109 109. Obrolan Serius
110 110. Surprise Untuk Bryan
111 111. Surprise
112 112. Sebuah Nama
113 113. Sebuah Tawaran
114 114. Dua Tahun Berikutnya
115 115. Shaka Junior Season 2
116 116. Nino Yang Malang
117 117. Pembicaraan Pria
118 118. Ghifari Syafi Narendra
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Garis Dua
2
2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3
3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4
4. Debat
5
5. Tidak Ada Yang Peduli
6
6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7
7. Kelembutan Hati Shaka
8
8. Melarikan Diri
9
9. Dalam Bahaya
10
10. Perhatian Shaka
11
11. Sentuhan Fisik
12
12. Periksa Kandungan
13
13. Kembali Berdebat
14
14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15
15. Patah Hati
16
16. Dipertemukan
17
17. Tamu Mengejutkan
18
18. Amarah Shaka
19
19. Hampir Khilaf
20
20. Sehari Sebelum Pernikahan
21
21. Hinaan Yang Gagal
22
22. Drama Bu Marissa
23
23. Hak Dan Kewajiban
24
24. Makan Malam
25
25. Mesra
26
26. Shaka Dimata Nimas
27
27. Pertengkaran Pertama
28
28. Pesona Nimas
29
29. Menjaga Perasaan
30
30. Pendarahan
31
31. Bedrest
32
32. Bu Marissa Mulai Jahil
33
33. Membingungkan
34
34. Bertindak Cepat
35
35. Ibu Mertua Julid
36
36. Rencana Pulang Kampung
37
37. Cemburu
38
38. Shaka Mulai Berani
39
39. Sarapan Yang Berbeda
40
40. Shaka bohong
41
41. Niat Buruk
42
42. Shaka Yang Serba Salah
43
43. Kejutan
44
44. Suami Idaman
45
45. Pondasi Rumah Tangga
46
46. Janji Bu Marissa
47
47. Ternyata Pura-pura
48
48. Bu Marissa Beraksi
49
49. Shaka Kesetanan
50
50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51
51. Anak Kita
52
52. Sedikit Titik Terang
53
53. Terungkap
54
54. Shaka Yang Bijak
55
55. Meninggalkan Rumah
56
56. Hanya Shaka
57
57. Mimpi Buruk
58
58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59
59. Astaghfirullah Nimas
60
60. Ajakan Makan Ramyeon
61
61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62
62. Belum Ada Perubahan
63
63. Rindu Ibu
64
64. Melahirkan
65
65. Baby Boy
66
66. Muhammad Bryan Bagaskara
67
67. Obrolan Pria
68
68. Rahasia Pria
69
69. Mengobati Rindu
70
70. Bertengkar
71
71. Aku Anak Ayah, Kan?
72
72. Menurunkan Ego
73
73. Tulus Atau Palsu?
74
74. Shaka. Bimbang
75
75. Bertemu Setelah Terpisah
76
76. Menerima Kenyataan
77
77. Curhat
78
78. Obrolan Tengah Malam
79
79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80
80. Mertua Toxic
81
81. Melawan
82
82. Kekhawatiran Nimas
83
83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84
84. Membungkam Tanpa Bicara
85
85. Kecemasan Bu Marissa
86
86. Penyelesaian Masalah
87
87. Berkunjung
88
88. Kecelakaan
89
89. Ke Mana Kertas Itu?
90
90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91
91. Hancur Karena Kertas
92
92. Kepedulian Dalam Amarah
93
93. Perhatian Kecil
94
94. Rencana Surprise
95
95. Celaka
96
96. Kehilangan
97
97. Tegarnya hati Shaka
98
98. Hikmah Dalam Musibah
99
99. Teman Masa Kecil
100
100. Kado Dihari Pernikahan
101
101. Geger
102
102. Jangan Panggil Aku Sayang
103
103. Merasa Di Lupakan
104
104. Maaf
105
105. Cemburu
106
106. Merasa Sendirian
107
107. Dinding tebal Bryan
108
108. Shaka Semakin Pusing
109
109. Obrolan Serius
110
110. Surprise Untuk Bryan
111
111. Surprise
112
112. Sebuah Nama
113
113. Sebuah Tawaran
114
114. Dua Tahun Berikutnya
115
115. Shaka Junior Season 2
116
116. Nino Yang Malang
117
117. Pembicaraan Pria
118
118. Ghifari Syafi Narendra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!