19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Fakta
"Berdasarkan hasil penyelidikannya Andita Prasetyo adalah anggota kepolisian satuan narkoba dan kriminal. Di bawah pimpinan nya Tama Samudera. "
" Banyak kasus-kasus yang diselesaikan dengan baik dan cara unik, unit kesatuannya unik banyak yang berdecak kagum dengan pencapaian nya dalam mengungkapkan kasus yang pelik."
"Bukan itu yang ku maksudkan. hubungan Andita dengan lelaki itu apa?" Potong Afrizal menatap detektif sewaannya. Lelaki itu menatap tak suka pada fotonya Andita bersama rekan setimnya.
Terlihat keakraban juga senyum manis yang menghias di wajah cantik nya. "Mereka hanya menjalin hubungan kerja sebatas itu saja" Jawab Afnan, lelaki itu memperhatikan ekspresi Afrizal yang menahan cemburu.
"Mereka jelas hanya partner kerja antara atasan dengan bawahan saja. Andita sangat tertutup tentang kehidupan pribadinya tuan."
"Dia yatim piatu om nya yang menguasai rumah dan usaha almarhum orang tuanya. Dan ia di usir saat lulus SLTA. Diam-diam om nya membantu sekolah nya di akademi kepolisian.'
"Dia juga bekerja part time saat SLTA dulu. Dia wanita sederhana dan mandiri." Jelas Afnan. Afrizal meletakkan berkasnya dan memberikan kode agar Afnan keluar dari ruangan.
Lelaki itu membalikkan kursi yang didudukinya menatap langit diluar sana melewati jendela kaca kantor nya. Menghela nafasnya. "Ternyata semua nya adalah sandiwara? Kau sedang menyamar? Menjadi cleaning servis, wanita malam. Akh.. " Afrizal mengacak rambut nya.
"Jadi kalian berapa lama pacaran? Dimana kalian pertama kali bertemu?" Tanya Laras kepada Andita. Seketika Andita tersedak makanan yang dikunyahan terakhir kalinya.
"Minumlah. Kita bisa mengobrol setelah ini kan Ma?" Sahut Tama Samudera. Memandang ibunya dengan tersenyum walau terlihat matanya menyoroti sebagai tanda protesnya.
"Tak ada salahnya jika kita tahu, awal perkenalan kalian. Tak ada yang salah, kami tak keberatan jika kau anak yatim-piatu." Sahut Dewa, sang ayah.
"Maafkan saya, kami bertemu saat saya bergabung dengan kesatuan. Dan hubungan kami murni hanya sebatas pekerjaan." Jawab Andita tegas.
"Dan saya sudah menikah. Menikah siri. Karena dia hanya bisa menjanjikan itu." Andita langsung menjelaskan keadaannya.
Tama Samudera terkejut mendengar perkataannya demikian pula orang tuanya. "Kau sudah.. Menikah ?" Tanya ragu.
"Iya. Kami sama-sama membutuhkan juga sama-sama tinggal sendiri jadi tak perlu pesta atau semacamnya." Andita memberikan penjelasan.
Mereka saling memandang satu sama lainnya, suasana menjadi canggung. "Sebaiknya kami mohon pamit, jam makan siang nya sudah habis. Kami mesti kembali ke kantor.";
Setelah berpamitan pada mereka Tama Samudera hanya terdiam selama perjalanannya menuju ke kantor polisi. Andita merasa tak enak setelah menjelaskan tentang keadaan nya, namun jika di biarkan maka semuanya akan menjadi salah paham.
Andita baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, ia terkejut melihat Afrizal yang sudah duduk di sofa sambil menggunakan ponselnya. "Astagfirullah, kau mengagetkan ku." Pekiknya pelan dan didengar jelas oleh lelaki itu. Namun Afrizal cuek hanya meliriknya sekilas kembali fokus pada ponsel nya
Andita menggunakan hair dryer mengeringkan rambutnya tanpa melihatnya. "Apa yang kau kerjakan di sana?" Tanya Afrizal acuh.
"Makan siang, menemani rekan kerja. Hanya makan saja." Jawab Andita sambil memainkan hair dryer. Dia bahkan tak melirik Afrizal setelah itu ia menggunakan skincare nya.
"Kau tak ingin tahu siapa yang ku ajak pergi dan apa yang kulakukan?" Ganti Afrizal bertanya.
"Apa itu penting? Apa aku harus tahu?" Gantian Andita membalas pertanyaan Afrizal dengan pertanyaan menatap lurus ke depan cermin.
Afrizal meletakkan ponsel nya di nakas bangkit menarik lengannya Andita.
Alat itu terjatuh di sisi kakinya dalam keadaan masih mendengung. "Apa kau cemburu dan marah padaku? Beraninya kau berkata sinis padaku!" Afrizal mencengkeram rahangnya dengan kuat, Andita meringis menahan.
Andita berusaha setenang mungkin menatap manik hitam berkilat tajam. "Aku mana berani menentang mu apalagi cemburu? Aku kan tak selevel kalian kaum jutawan." Sahut Andita.
Matanya menatap ke bawah bukan karena takut namun malas berurusan dengan Afrizal yang selalu memperpanjang perdebatan mereka.
"Aku ingin kau memperhatikan hal-hal yang membuat suasana hari ku senang. Ini sudah menjadi tugasmu! " Pandangan dingin Afrizal memindai Andita.
"Sekarang lakukanlah aku butuh hiburan kemarilah cumbui aku!" Afrizal melepaskan tangannya dan lalu duduk di ranjangnya. Andita hanya tersenyum kecil menanggapinya.
Berjalan perlahan-lahan Andita menghampiri nya, gaun tidurnya yang panjang menjuntai dengan tali spaghetti yang mengekspos punggungnya yang mulus.
Wanita itu sengaja menggoda nya layaknya wanita bayaran. Duduk di pangkuan Afrizal dan mencumbuinya. "Apakah begini Anda akan puas Tuan?" Kata Andita sedikit mendesah.
Tangan nya aktif menyentuh anggota badannya lalu kancing-kancing bajunya dengan menciumi ke seluruh wajah turun ke lehernya. Secara perlahan-lahan, membuat Afrizal terpancing tak sabar mencengkeram kuat Andita dan membalikkan badannya.
Dalam Kungkungan Andita tersenyum menggoda menambah nafsu lelaki itu kian meronta ingin di puaskan. Bergerak dengan cepat ke intinya, Afrizal tak memberikan pemanasan lama pada Andita langsung melakukan penyatuan.
Afrizal melakukan penyatuan dengan kasar dan tak memperdulikan teriakan Andita. "Cukup. Sudah! Ku mohon!"
Lelaki itu bergerak sesukanya dengan ritme cepat dan memburu kepuasan nya sendiri. Andita tak kuasa hanya menahan perih di sana dengan mencengkeram tubuh Afrizal.
Bahkan gigitan Andita tak dihiraukannya juga, lelaki itu seperti kesetanan menyetubuhi Andita. Hingga beberapa kali ia merasakan kenikmatan. Setelah itu ia mengakhiri nya langsung meninggalkan nya di ranjangnya.
Afrizal keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk sepinggang. Berjalan menuju walk in closed memakai pakaian nya. Menatap Andita yang tak bergerak masih menutup matanya.
"Hei.. Bangun. Bersihkan dirimu!" Afrizal sangat suka kebersihan karena itu ia selalu mengganti pakaiannya atau seprainya jika usai bercinta.
Lelaki itu mendekat menatap tubuh polosnya Andita, dia tak bergerak apalagi menjawabnya. "Andita bangun!" Afrizal menepuk-nepuk pipinya.
Pandangan mata ke arah organ intimnya, nampak darah menggenang di sana. Lelaki itu langsung memakaikan bathrob dan membalut tubuhnya dengan selimut.
Berlari turun ke bawah sambil berteriak-teriak. " Cepat siapkan mobil!" Lelaki itu berlari-lari sambil membopong tubuh Andita.
Sopir membawa mobilnya sedang Afrizal memangku tubuh istrinya. Begitu sampai di IGD RS dokter langsung memeriksa keseluruhannya dan Afrizal berdiri, tegang, cemas ada rasa gugup juga semuanya bercampur aduk.
"Seandainya aku tak kasar, mungkin dia tak begini. Kenapa aku cemburu buta, dasar picik kamu!' Segala umpat nya untuk dirinya sendiri.
Tak lama dokter datang menghampirinya. "Bagaimana dokter?" Tanya Afrizal tak sabar. "Dia sudah hampir dua jam di sana." batin Afrizal.
"Maaf,, saya. hanya menyarankan agar lebih hati-hati dengan gaya bercinta. Pasien baik saja, darah yang keluar adalah darah mentruasi yang keluar akibat dia stress belakangan ini. Tolong jangan lupa saran saya. Buat pasangan nya senyaman mungkin, hanya itu saran saya." Lalu dokter pun berlalu.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin