BENIH TERTINGGAL Season 2

Maureen duduk merenung di ruang kerjanya, sejak tadi ucapan pria yang tidak ia ketahui namanya tapi merasakan akan kekuasaan pria itu membuat Maureen terus berpikir.

Putranya begitu penting dalam hidupnya demi apapun akan Maureen lakukan. Tapi Maureen takut akan jaminan yang akan pria itu minta.

"Bukankah seorang ibu akan melakukan apapun untuk putranya, jika Ethan bisa sembuh maka tidak ada kebahagiaan yang melebihi apapun dari kesembuhan putraku. Ya, aku akan melakukan apapun demi kesembuhan Ethan."

Maureen mengusap air matanya yang membasahi pipi, sejak keluar dari kamar Noel, Maureen hanya duduk melamun memikirkan semua yang terjadi tiba-tiba.

Pria yang tidak dia kenal dan ternyata pemilik resort, ternyata dialah pria yang sudah menghadirkan Ethan untuknya.

Demi Ethan, Maureen akan melakukan apapun itu. Dan sekarang wanita itu pergi untuk kembali menemui pria yang akan memberikan pertolongan untuk putranya, meskipun Maureen tidak punya bukti jika pria itu adalah ayah biologis Ethan. Tapi melihat wajah pria itu sudah membuat Maureen percaya apalagi kejadian di hotel beberapa tahun lalu.

Bayangan malam panas yang dia lewatkan malam itu berkelebat di pelupuk matanya, meskipun bibirnya menolak tapi tubuhnya bereaksi lain.

Maureen berdiri didepan pintu kamar yang di tempati Noel, wanita itu berdiri sambil meremat kedua tangannya sendiri karena merasa gugup dan takut. Tatapan mata tajam Noel membuat tubuh Maureen seperti tersengat listrik, lemas tak bertenaga.

Dengan tangan gemetar Maureen menekan bel pintu, satu kaki tidak ada pergerakan hingga sampai tiga kali Maureen menunggu juga tidak terbuka.

"Apa dia sedang pergi." Pikir Maureen dengan wajah gelisah.

Entah kenapa Maureen ingin sekali cepat bertemu dengan Noel.

Hingga saat Maureen memilih pergi karena tidak mendapatkan hasil. Saat berbalik Maureen terkejut tubuhnya hampir terjengkang kalau tidak sebuah tangan membantu menahan pinggangnya.

Maureen menubruk dada bidang Noel dengan keras, dan sekarang justru keduanya seperti sepasang kekasih yang terlihat mesra.

Mata Maureen terpaku dengan wajah Noel yang begitu dekat, jantungnya berdebar kuat bahkan napas hangat Noel terasa di permukaan wajahnya. Sedangkan Noel menelan ludah kasar membuat jakunnya naik turun. Bibir tipis berwarna peach, hidung kecil namun mancung. Kedua mata jernihnya yang berkedip-kedip membuat gemas.

"T-tuan." Maureen mendorong dada Noel sehingga membuat pria itu sadar lalu melepaskan rengkuhan di pinggang Maureen.

Keduanya terlihat kikuk dan salah tingkah, Noel berdehem untuk mengurangi hawa tubuhnya yang berubah, jangan lupakan gelayar aneh mulai terasa ditubuhnya.

"Ada kepentingan apa aku datang ke kamarku!" Suara dingin dan berat Noel membuat Maureen menundukkan wajahnya.

Maureen tidak berani menatap wajah pria yang terlihat begitu dingin, apalagi mata hitam legamnya mampu membuat sekujur tubuh Maureen melemas.

"S-saya," Suara Maureen tercekat. Matanya terpejam dan pada saat itu munculah bayangan wajah Ethan yang tersenyum, Maureen kembali membuka matanya dan menatap wajah Noel yang begitu mirip dengan wajah putranya.

"Saya, menerima jaminan apapun yang anda ajukan, asalkan anda menolong putra saya."

*

*

Brak!!

Celine menatap berkas yang baru saja di lemparkan didepan wajahnya oleh kakaknya.

Noel duduk disofa dengan kepala bersandar sambil memejamkan matanya.

"Kau harus melakukan sesuatu, tanpa sepengetahuan ayah dan ibu." Ucap Noel tanpa membuka matanya.

Celine meraih berkas yang kakaknya lempar dan membacanya dengan seksama.

"Ethan Collin, menderita Leukimia." Gumam Celine dengan kening berkerut.

"Apa hubungannya dengan kakak?" Tanya Celine yang tidak mengerti.

Di berkas yang dia baca Ethan anak laki-laki yang berusia kurang lebih lima tahun itu hanya memiliki seorang ibu, jadi untuk apa kakaknya melempar berkas pasien padanya.

Noel membuka matanya dan menatap Celine dengan helaian napas berat.

"Aku ingin melakukan tes tulang sum-sum, apakah cocok dengan Ethan." Ucap Noel dengan tatapan yang begitu serius.

Celine semakin bingung, "Kenapa kakak harus repot-repot, memangnya dia siapa?" tanya Celine dengan rasa penuh penasaran.

"Lakukan saja, jika kau melihat anak itu pasti kau akan tahu jawabannya."

*

*

Kangen ngak sih???🤣