Javier dan Jihan, 2 pasangan yang sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas itu terpaksa harus kandas karena tidak mendapatkan restu dari orang tua Javier.
" jika mereka tidak menerima mu, maka aku akan pergi. kita akan pergi bersama jauh dari mereka"
" tidak Javier, kita tidak akan melakukan itu"
" kita akan melakukannya"
" kamu harus menikah dengan wanita pilihan keluarga mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 24
Jihan menunggu Siska di luar rumah. dia bergerak gelisah takut terjadi sesuatu pada mereka. Jihan mengigit bibir bawahnya karena terlalu mengkhawatirkan mereka.
Bagaimana jika sandi berhasil membuat mereka kecelakaan? Tidak! Jihan belum siap kehilangan Naira, apa lagi di sana juga ada Siska dan Niko. dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika mereka semua kecelakaan.
Pintu gerbang di buka, lalu terlihat mobil Siska masuk. Jihan segera menghampiri mobil tersebut begitu mobil berhenti di halaman rumahnya.
" kalian nggak papa?" tanya Jihan saat Siska turun.
" tidak" jawab Siska.
Jihan bernafas lega, dia mengendong Naira yang tertidur. lalu mereka masuk ke dalam rumah Jihan.
" nginap aja sis, takutnya mereka nunggu kamu di jalan" saran Jihan.
" iyaa, nanti aku izin sama mas bima dulu " jawab Siska.
Jujur saja Siska sangat takut. apa lagi sekarang ada Niko bersama dia. dia tidak ingin putranya kenapa kenapa.
Jihan menidurkan Naira di tempat tidurnya. Setelah itu dia melepaskan sepatu yang gadis kecil itu pakai, setelah nya dia menyelimuti Naira lalu mencium kening Naira penuh kasih sayang.
" maafin mommy ya, sayang" ujarnya merasa bersalah. Gara gara kecerobohan nya Naira jadi dalam masalah besar. bukan hanya Naira, sekarang Siska dan Niko ikut terseret.
Ah! Jihan akan lebih hati hati. dia tidak akan mempedulikan Javier lagi. apapun yang terjadi pada pria itu bukan urusannya lagi.
" bunda, Niko ngantuk. Niko tidur disini ya?" rengek Niko yang berada di gendongan Siska.
" iyaa, bunda juga tidur disini" jawab Siska lalu menidurkan Niko di atas ranjang Naira.
Niko memang sudah sangat ngantuk, jadi begitu dia berbaring dan memejamkan matanya dia lansung memasuki dunia mimpi.
" Naira udah pulang?" tanya Irfan yang baru saja masuk ke kamar Naira.
tadi dia mandi cukup lama, Irfan memang memiliki kebiasaan mandi dalam waktu yang lama. Jadi dia tidak tahu apa apa.
" udah, baru aja" jawab Jihan .
Jihan mengajak Siska keluar meninggalkan Irfan disana. Jihan akan menunjukkan kamar untuk Siska gunakan.
∆∆∆∆∆∆
hari hari terus berlalu begitu saja. Dan hari ini Javier keluar dari rumah sakit. Dia berencana untuk datang kerumah Jihan. dia sungguh merindukan Naira dan Jihan, rasa rindunya sudah sangat besar bahkan Terasa begitu menyakitkan karena dia tidak bisa bertemu mereka.
Karena itu, hari ini Javier melarang Pian untuk menjemputnya. dia akan pulang dengan menyetir sendiri. yang sakit kan lehernya bukan tangan ataupun kaki. Jadi dia tetap bisa menyetir.
" Naira, kenapa anak kecil itu selalu membuat ku rindu? baru kali ini aku merindukan anak kecil" gumam Javier seraya mengemudi menuju rumah Jihan.
Javier menghentikan mobilnya tidak jauh dari rumah Jihan. Dari sini dia dapat melihat gerbang rumah itu tertutup rapat. Berada disini saja membuat jantung Javier berdebar, apa lagi jika dia bertemu dengan Jihan dan Naira lansung.
" hingga caranya gw bisa masuk?" gumam Javier.
Tentu saja dia tidak bisa masuk begitu saja. Satpam itu pasti melarang nya. masa iya, dia harus menyusup seperti maling? Yang benar saja. seorang Javier Zanetti menyusup ke rumah orang.
Tiba tiba gerbang terbuka. lalu terlihat sebuah mobil silver keluar dari sana. Javier memicingkan matanya untuk melihat siapa yang ada di dalam mobil itu. Karena kaca mobil bagian belakang tidak di tutup jadi dia bisa melihat Naira dan Niko yang sedang berbicara.
Javier Lansung menghidupkan mesin mobilnya lalu menancap gas mengikuti mobil milik Siska. Javier mengikuti dari jarak yang aman agar tidak ketahuan.
Mobil itu berhenti di toko kue. Javier ikut berhenti. dia dapat melihat Siska keluar lalu memasuki toko tersebut.
" apa aku temui Naira sekarang? Tapi... Siska pasti akan melarang" gumam Javier.
Tidak lama Siska kembali dengan menenteng satu paperbag. Javier yakin paperbag itu berisi kue.
Javier kembali mengikuti mobil tersebut saat Siska kembali menjalankan mobilnya. tidak lama mobil Jesika masuk ke dalam gerbang rumah Nero. Javier terpaksa berhenti di jarak yang aman.
" berasa jadi penguntit gw" gumam Javier lirih.
Javier berdiri diri di sana berharap ada keajaiban dengan Naira keluar dari rumah tanpa ada Siska. Karena jika ada Siska pasti dia tidak akan bisa bertemu Naira.
∆∆∆∆∆∆
hari ini adalah hari terakhir Jihan mengurus perusahaannya sebelum dia serahkan pada asistennya. Perutnya semakin hari semakin membesar dan tentunya Jihan mudah lelah. Karena itu dia memilih untuk berhenti bekerja untuk sementara waktu.
Selama mengurus perusahaan, Jihan jadi jarang menghabiskan waktu bersama Naira. Dia jadi merindukan keseharian bersama putrinya.
" nona, ini berkas yang harus anda tanda tangan sekarang" ujar asistennya Jihan menyerahkan 3 berkas.
Jihan menerima berkas tersebut lalu membacanya sekilas baru dia tanda tangan.
" bagaimana dengan laporan keuangan bulan lalu? Aku ingin memeriksanya" ujar Jihan.
" sebentar, nona. Saya ambilkan " ujar asisten nya itu lalu keluar.
tidak lama dia kembali lagi dengan membawakan dari map berisi laporan keuangan perusahaan satu bulan yang lalu.
" ini, nona"
Jihan mengambilnya " kamu bisa keluar" ujar Jihan.
Asistennya itupun berpamitan. Jihan membuka map tersebut memeriksanya dengan teliti untuk memastikan tidak ada kesalahan.
∆∆∆∆∆∆
Sandra sedang berada di kamarnya. dia tidak izinkan keluar oleh sandi, karena itu selama beberapa hari ini dia terus berdiam diri di rumah bahkan menjenguk Javier saja tidak di perbolehkan.
" aku tidak bisa begini, aku tidak bisa membuat Javier semakin menderita dan kembali berusaha untuk Bu nuh diri lagi" gumam Sandra.
Yaa, sudah beberapa hari ini Sandra terus memikirkan bagaimana caranya membuat Javier kembali dengan orang yang dia cintai agar Javier bahagia menjalani hidupnya.
Melihat Javier menderita membuat dia ikut menderita. apa lagi mendapatkan kabar jika Javier masuk rumah sakit karena melukai dirinya sendiri. Itu membuat Sandra sangat khawatir dan takut kehilangan Javier.
" hanya ada satu cara, aku harus menyingkirkan suami Jihan. Dengan begitu Javier bisa kembali pada Jihan dan juga bisa bersama putrinya" gumam Sandra.
Jujur saja Sandra sangat ingin bertemu dengan Naira. namun dia tidak bisa melakukannya karena sandi terus mengawasinya.
Sandra mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan pada seseorang.
aku punya tugas baru untuk mu_ Sandra
apa bos? _
bunuh Irfan Smith, sama seperti saat kamu melenyapkan orang tua Jihan. buat seperti kecelakaan tanpa sengaja _ Sandra.
baik bos, asalkan bayarannya ada_
aku akan mengirimkan setengah uangnya sekarang, setelah tugas kalian berhasil aku akan membayar lagi _ Sandra
Oke bos_