Dimas Seorang pekerja supir truk yang gak sengaja menabrak pekerja kantoran, tapi anehnya pandanganya gelap dan dia muncul didunia lain.
Sistem dewa naga terkuat menemani perjalananya menuju puncak kekuatan, dengan berbagai misinya Dimas mendapatkan berbagai harta yang sangat kuat.
Bagaimana perjalanan Dimas, Ikuti kisah keseruanya.
Gas... gua bakal up tiap hari sesuai mood, mungkin 2 chapter sampai 5 chapter perhari, kalau lagi mood bisa lebih.
Maaf jika ada kesalahan pada cerita, karena author hanya manusia, bukan nabi Boy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 26 - Raja Leonhart
Malam telah larut ketika Dimas akhirnya sampai di kamarnya bersama Long Bing dan Alexa. Ruangan itu cukup luas dengan jendela besar menghadap ke taman penginapan. Mereka semua kelelahan setelah perjalanan panjang dari reruntuhan kuno, terlebih lagi setelah menghadapi berbagai bahaya di dalamnya.
Dimas duduk di sisi tempat tidur sambil menghela napas lega. Long Bing duduk di dekat jendela dengan tatapan dingin dan tenang, sementara Alexa sibuk membersihkan debu dari pakaiannya.
Tiba-tiba, suara notifikasi dari sistem terdengar di benak Dimas.
"Ding! Selamat, Tuan telah menyelesaikan misi: Mengawal Ling Yuan hingga selamat. Hadiah: Buku Kuno Terlarang."
Tepat setelah notifikasi itu, sebuah buku tua muncul di tangannya. Buku itu tampak sangat kuno, dengan sampul kulit yang sudah usang dan ukiran-ukiran kuno yang memenuhi permukaannya. Ukiran tersebut tampak aneh, seolah menggambarkan ritual gelap dan simbol-simbol tak dikenal.
Dimas memandangi buku itu dengan penuh rasa penasaran. Ketika dia membuka halamannya, tiba-tiba pikirannya diserang oleh gelombang energi hitam yang membuatnya terhuyung. Pandangannya menjadi buram, dan suara-suara mengerikan berbisik di telinganya.
"Apa-apaan ini..." Dimas menggertakkan giginya, berusaha menahan guncangan energi tersebut.
Namun, tak lama kemudian semuanya mereda. Buku itu kembali tenang seolah tak terjadi apa-apa. Dimas mengerutkan kening, menyadari bahwa benda itu bukan buku biasa.
"Sistem, ini buku apa sebenarnya?" tanyanya dalam hati.
"Ding! Buku Kuno Terlarang ini dikenal sebagai Buku Kutukan Jiwa. Buku ini memiliki kemampuan untuk mengirimkan kutukan kepada siapa pun yang namanya tertulis di dalamnya. Kutukan akan bergantung pada kekuatan jiwa pemilik dan target. Semakin kuat jiwa pemilik, semakin besar kekuatan kutukannya. Di dunia Tuan sebelumnya, ini mirip dengan santet."
Dimas tercengang. "Santet? Jadi ini bisa langsung ngirim kutukan tanpa perlu sesajen segala?"
"Benar. Tidak perlu sesajen atau ritual tambahan. Cukup tulis nama target, dan kutukan akan langsung aktif."
Mendengar penjelasan itu, Dimas tersenyum licik. "Wah... buku ini bakalan berguna banget kalau nanti ketemu musuh kuat yang jauh dari jangkauan. Sistem, simpan buku ini di inventory."
"Dimengerti."
Buku itu menghilang dalam sekejap, tersimpan rapi di dalam ruang inventori sistem. Dimas menghela napas lega dan menyandarkan tubuhnya di tempat tidur.
"Sekarang... saatnya tidur," gumamnya.
Long Bing hanya melirik sebentar sebelum kembali memandang keluar jendela, sementara Alexa sudah tertidur lebih dulu di sisi lain.
Keesokan harinya, Dimas terbangun ketika aroma masakan memenuhi ruangan. Long Bing sudah tidak ada di dalam kamar, dan ketika keluar, ia mendapati wanita itu sedang duduk di meja makan bersama Alexa dan Ling Yuan.
Ling Yuan juga tampak senang karena kesembuhan ayahnya.
"Makanannya udah siap?" tanya Dimas sambil menguap.
Alexa menoleh sambil tersenyum. "Ayo duduk, makanannya enak banget."
Dimas duduk di sebelah Alexa, mengambil nasi dan lauk yang terhidang di meja. Sementara itu, Ling Yuan tampak bersemangat dengan wajah ceria.
"Ngomong-ngomong," kata Ling Yuan, "kalian tahu nggak? Sebentar lagi akan ada pembukaan murid baru di Sekte Giok Teratai Hijau."
Alexa menoleh penasaran. "Sekte besar itu? Bukannya mereka cuma menerima murid berbakat aja?"
Ling Yuan mengangguk. "Iya, tapi dengar-dengar tahun ini mereka lebih longgar persyaratannya karena kekurangan murid berbakat. Aku pikir, mungkin kalian bisa ikut bergabung. Setidaknya bisa belajar teknik kultivasi mereka."
Dimas langsung menggeleng. "Nggak tertarik. Level kultivasi aku sekarang udah Void Refinement. Malah mungkin setara dengan leluhur mereka. Masuk sekte cuma bakal buang waktu."
Alexa setuju dengan anggukan kecil. "Benar juga. Dengan kekuatan kita sekarang, rasanya jadi murid itu nggak perlu lagi."
Ling Yuan mendesah kecewa. "Padahal bakal seru kalau kalian ikut."
Dimas tersenyum santai. "Kalau aku mau, bisa aja bikin sekte sendiri. Tapi... ribet."
Mereka tertawa kecil, membayangkan Dimas sebagai ketua sekte. Namun, Alexa tiba-tiba mengangkat wajahnya dengan serius.
"Aku... mau pulang dulu ke Kerajaan Leonhart," katanya pelan. "Keluargaku pasti khawatir karena aku lama nggak pulang."
Dimas memandangnya, mencoba menilai perasaan Alexa. Akhirnya, ia mengangguk. "Oke, aku antar. Lagian, aku juga pengen tahu keadaan di sana."
Alexa tampak lega. "Terima kasih, Dimas."
Dimas mengangkat tangannya, merobek ruang dengan mudah, membuka celah dimensi menuju Kerajaan Leonhart. Mereka melangkah masuk, dan dalam sekejap, mereka tiba di aula utama istana.
Suasana di Kerajaan Leonhart masih ramai. Banyak prajurit dan pejabat kerajaan bergerak sibuk. Namun, perbincangan tentang kehancuran Kerajaan Wu dan batalnya pernikahan Putri Alexa masih terdengar di berbagai sudut.
Alexa berjalan lebih dulu, memasuki aula utama, di mana Raja Leonhart sedang duduk di singgasananya. Ketika melihat Alexa, mata Raja langsung membulat tak percaya. Ia segera bangkit dari takhtanya dan berlari menghampiri putrinya.
"Alexa...!" teriak Raja dengan mata berkaca-kaca.
Alexa membungkuk hormat. "Ayah..."
Raja Leonhart langsung memeluk putrinya erat, mengabaikan segala keangkuhan sebagai raja. Air mata jatuh tanpa bisa dibendung. "Maafkan Ayah... Ayah terlalu egois, memaksamu menikah demi aliansi. Maafkan Ayah..."
Alexa tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Ayah. Sekarang aku sudah kembali."
Di belakang Raja Leonhart, terlihat sosok wanita cantik dengan wajah pucat dan tubuh kurus. Itu adalah Ratu Natasya, ibu Alexa. Wajahnya menggambarkan rasa bersalah yang mendalam.
"Nak... Alexa..." suara lirihnya terdengar gemetar.
Alexa langsung berlari dan memeluk ibunya. "Ibu, aku kembali..."
Ratu Natasya menangis tersedu-sedu dalam pelukan putrinya, mencurahkan seluruh rasa rindunya. Sementara itu, Raja Leonhart menatap ke arah Dimas dan kedua wanita di sampingnya. Ia menghampiri mereka dengan langkah perlahan, lalu membungkuk dalam-dalam.
"Maafkan aku... karena dulu aku bertindak gegabah dan terlalu mementingkan kekuasaan," ucap Raja dengan nada penuh penyesalan.
Dimas mengangkat tubuh Raja Leonhart dengan lembut. "Sudahlah, tidak perlu begitu. Aku sudah tidak memikirkan masalah itu lagi."
Raja Leonhart tersenyum lemah, merasa lega. "Terima kasih... telah menjaga putriku."
Dimas hanya mengangguk tanpa banyak bicara. Long Bing dan Ling Yuan berdiri di sampingnya dengan tenang, tak memperlihatkan emosi apa pun.
Hari itu, istana Leonhart dipenuhi rasa haru dan kelegaan. Para pelayan segera mempersiapkan jamuan besar untuk menyambut kepulangan Putri Alexa. Dimas dan rombongannya pun ikut duduk di aula, menikmati makanan lezat yang tersaji.
Bersambung...