Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa—sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus—poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21: Kebenaran di Balik Iluthar
Sinar redup dari matahari artifisial di langit Heaven light menari-nari di atas permukaan kaca menara komando. Kota yang dulunya hanyalah reruntuhan kini berubah menjadi tempat bernaung bagi ratusan penyintas. Namun pagi itu, ketenangan kota terusik oleh satu berita besar yang tak disangka Iluthar bukanlah android atau sistem buatan, melainkan manusia asli.
Shinn berdiri mematung di hadapan layar hologram yang memutar ulang hasil pemindaian bio-organik dari tubuh Iluthar. “Ini tidak mungkin,” gumamnya, suara seraknya nyaris tenggelam dalam suara bising sistem.
“Struktur DNA-nya... bukan sintetis,” ujar Miyu, yang berdiri di sebelahnya. “Dia punya bio marker manusia, bahkan riwayat luka lama seperti seseorang yang pernah terluka dan sembuh secara biologis.”
Shinn menatap Miyu. “Tapi dia bangkit dari pod mecha. Suaranya... ekspresinya... semuanya seperti AI. Bahkan dia dulu bicara dalam bahasa sistem.”
Miyu mengangguk pelan. “Kemungkinan besar dia adalah hasil eksperimen lama yang diprogram dengan kontrol sistemik, tapi biologinya manusia. Sistem menanamkan AI dalam otaknya untuk mengendalikannya.”
Pintu ruangan terbuka. Iluthar masuk, langkahnya tenang tapi penuh tanda tanya. Matanya yang keperakan mengarah pada Shinn dan Miyu. “Kalian memanggilku?”
“Duduklah,” kata Shinn. “Kita perlu bicara.”
Iluthar duduk, wajahnya netral. Namun Shinn bisa melihat, ada keresahan yang sulit dia sembunyikan.
“Aku ingin tahu siapa kamu sebenarnya,” Shinn membuka percakapan langsung, tanpa basa-basi.
Iluthar menunduk. Suaranya nyaris seperti bisikan. “Aku… tidak sepenuhnya tahu. Aku hanya tahu bahwa saat aku terbangun di pod itu, semua pengetahuanku seolah telah ditanamkan. Bahasa, pertarungan, taktik, bahkan perasaan... tapi tidak ada satu pun kenangan masa kecil.”
Shinn mengangguk. “Kau bukan AI. Kau manusia.”
Iluthar membeku. “Itu... tidak mungkin.”
Miyu menyalakan pemindaian tubuh Iluthar lagi dan memproyeksikannya ke layar. “Kau punya denyut jantung, sirkulasi darah, sistem reproduksi... semua yang dimiliki manusia.”
“Kenapa aku tidak bisa mengingat masa kecilku?” Iluthar menatap tangannya, seperti baru menyadari bahwa dirinya bukanlah apa yang dia yakini.
Shinn berdiri, mendekatinya. Ia berlutut, menatap mata Iluthar langsung. “Karena ada sesuatu yang menahan ingatanmu. Sistem mungkin menguncinya.”
Iluthar menggertakkan gigi. “Kalau begitu… buka kuncinya. Aku ingin tahu siapa aku sebenarnya.”
___
Pencarian jawaban membawa mereka ke Ark-03, fasilitas pusat data peninggalan Perang Kejatuhan. Di sinilah dulunya teknologi mecha dan sistem pertama kali lahir. Tapi tempat itu juga dikenal sebagai "rumah para eksperimen manusia-sistem" manusia yang tubuhnya ditanam sistem kontrol.
Di tengah reruntuhan besi dan bangkai mecha raksasa, tim Shinn menyusuri lorong-lorong gelap dengan lampu tak stabil. Kabut radioaktif tipis menggantung di udara. Zareth, yang kembali bergabung, memimpin di depan sambil memindai keamanan.
“Ada reaktor aktif di bawah tanah,” katanya. “Sinyal DNA Iluthar cocok dengan salah satu register eksperimen.”
Setelah melewati dua pintu baja dan sistem keamanan biologis, mereka tiba di sebuah ruang berbentuk kapsul besar. Di sana, komputer pusat bersinar redup.
“Tempat kelahiranmu,” bisik Zareth.
Iluthar melangkah pelan ke tengah ruangan. Dindingnya dipenuhi layar gelap, namun satu menyala saat ia mendekat. Data mulai mengalir.
File 0217 – Subjek Iluthar.
Status: Genetik stabil. Integrasi sistem: 87%.
Proyek: Simbiosis Manusia-Sistem. Tujuan: Menyatukan kekuatan organik dan kecerdasan buatan.
Shinn menahan napas. “Kau... diciptakan sebagai jembatan antara manusia dan sistem.”
Iluthar menggenggam kepalanya. “Aku eksperimen... makhluk hasil coba-coba…”
“Tidak,” kata Shinn, memegang bahunya. “Kau bukan hasil gagal. Kau adalah bukti bahwa manusia dan sistem bisa menyatu. Dan kau... punya hak untuk hidup, bukan dikendalikan.”
Mata Iluthar berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya sejak mereka bertemu, air mata mengalir di pipinya.
Kepulangan mereka ke Heaven light disambut badai zombie yang datang dari timur. Ribuan mayat hidup menyerbu pagar kota.
Shinn segera mengaktifkan sistem pertahanan dan mecha lapis kedua yang dibangunnya. Namun jumlah zombie terlalu banyak. Mereka butuh lebih dari sekadar senjata mereka butuh pemimpin di garis depan.
“Iluthar,” ujar Shinn sambil menatap ke arah horizon. “Kau ingin membuktikan siapa dirimu? Inilah saatnya.”
Iluthar melangkah ke depan, mengenakan armor Void yang diciptakan dari inti Heart core. “Aku Iluthar. Bukan sistem. Bukan eksperimen. Aku manusia. Dan ini… adalah rumahku.”
Dengan kecepatan tak terduga, Iluthar melesat ke medan tempur, memimpin pasukan tempur elit Shinn. Setiap ayunan pedangnya menebas zombie. Setiap teriakan penyintas mendapat jawaban.
Dari atas menara, Shinn melihat dengan bangga. Ia tahu… Iluthar bukan lagi sekadar bagian dari sistem. Dia adalah bagian dari harapan.
____
Di malam hari, setelah pertempuran mereda, Iluthar berdiri di balkon Heaven light. Shinn menghampirinya.
“Kau berjuang hebat.”
Iluthar tersenyum lelah. “Aku merasa... bebas. Untuk pertama kalinya.”
Shinn memegang tangannya. “Apa kau masih ingin ikut denganku? Jalan kita akan semakin berat ke depan.”
Iluthar mengangguk. “Kemanapun kau pergi… aku akan ikut. Karena di antara puing, reruntuhan, dan zombie… aku menemukan siapa diriku. Dan aku menemukanmu.”
Shinn menariknya dalam pelukan. Di tengah dunia yang runtuh, satu hal yang tumbuh: ikatan yang kuat, lahir dari kehancuran.
kadang informasinya kurang.
apa itu masih berhubungan? atau author suka dengan 2 nama itu?
kapan ketemu player lain ya?
bunga untuk author /Rose/
thor, kok ga jawab2 komentarku sih?
dan jadi bisa ngurus ibunya.
mungkin impian orang ya punya sistem hehe...