NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Sepulangnya Raisa di rumah, ia merasa sangat kesepian. Tak ada suara ceria dan senyum manis yang menyambutnya pulang kerja. Tak ada suara-suara pertengkaran yang biasanya ia dengar setiap harinya. Raisa menyadari, kalau hidupnya kini adalah untuk si kembar, tanpa kehadiran mereka, dia merasa hampa. Kalau dulu, ia sampai tega menggugurkan janinnya, mungkin saat ini ia akan menyesalinya.

"Terima kasih, kalian sudah hadir dalam hidup Mami. Mewarnai hidup mami yang awalnya cuma ada warna hitam dan putih. Maafkan Mami, karena dulu hampir menggugurkan kalian."

Di saat sendiri, Raisa selalu rapuh, bahkan kini dia terduduk lemas di lantai rumahnya sambil memeluk lututnya. Untungnya, si kembar tak ada di rumah, jadi dia bisa menumpahkan isi hatinya sepuasnya. Selama ini ia hanya pura-pura kuat, pura-pura baik-baik saja, dan pura-pura ceria di hadapan si kembar, padahal kenyataannya, ada banyak sekali yang dipikirkan oleh Raisa.

Hidupnya, masa lalunya, orang yang ia sayangi tapi membencinya, orang yang ia sayangi tapi meninggalkannya, dan orang yang menyayanginya dan harus ia bahagiakan.

Apa dia bisa membahagiakan orang yang ia sayangi di saat dirinya pun belum bahagia, dan belum bisa berdamai dengan masa lalunya?

Kenangan buruk ketika kecil dulu selalu terngiang-ngiang di pikiran Raisa. Bagaimana tidak, hampir setiap harinya, dia dijadikan objek pukulan oleh ibu kandungnya sendiri. Entah apa salahnya, ia pun tak tahu. Padahal dirinya selalu menuruti apapun keinginan ibunya. Sampai pada saat dia menginjak usia 10 tahun, dia pun tahu kenapa ibunya begitu membencinya. Ternyata dia hanyalah anak dari hasil hubungan gelap ibunya di dunia malam. Dia tak tahu siapa ayahnya.

Setiap harinya, di sekolahnya, Raisa selalu mendapatkan hinaan, ejekan dari teman-temannya kalau dia adalah anak haram yang lahir di luar pernikahan. Tak punya ayah dan tidak tahu siapa ayahnya.

Sudah tak mendapat kasih sayang di rumah, Raisa pun tak mendapatkan simpati di luar rumah. Seolah-olah dirinya ini adalah sampah yang harus dibuang dan diludahi setiap harinya. Tapi, dia berusaha kuat menjalani hidupnya meski pada akhirnya ia pun mengalami trauma. Trauma yang ingin Raisa hilangkan ketika bersama Edgar. Sayangnya, belum juga traumanya pulih dengan sempurna, Edgar malah memilih melepaskannya. Sejak saat itu, Raisa tak pernah lagi memeriksakan diri ke psikiater. Di hanya mencoba baik-baik saja dan menahan rasa sakit di batinnya.

Berharap kedua anaknya bisa tumbuh dengan cinta dan kasih sayang dan berlimpah. Ia benar-benar tidak ingin, apa yang dialaminya, dialami oleh kedua putri kembarnya. Jangan sampai, Raisa tak mau itu terjadi.

Alasan kenapa awalnya dirinya tak ingin memiliki anak adalah karena ia sadar diri kalau dia belum sanggup dan mentalnya masih sakit. Ia takut, sangat takut, akan menjadi ibu yang buruk nantinya. Bahkan sampai sekarang pun, Raisa selalu menganggap dirinya ibu yang buruk. Sampai ketika dia sendirian, dia selalu menangis sambil menatap kedua anaknya yang tertidur di atas ranjang.

Tangisan Raisa mulai mereda, dia harus kembali kuat demi si kembar. Memikirkan masa lalu, hanya akan membuatnya lemah.

Matanya melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Pastinya si kembar pun sudah tidur. Raisa pun memutuskan untuk tidak menelpon Pamela meskipun dia ingin.

*

*

"Mba Raisa, si kembar jadi datang, kan?" tanya Rani sambil memotong-motong sayuran.

"Iya Ran. Fokus aja sama kerjaan kamu. Nanti kalau jari kamu terpotong kan pasti sakit," ucap Raisa sambil menasehati Rani.

"Iya Mba, tenang aja aku akan berhati-hati."

Raisa dan Rani pun mengerjakan tugas mereka masing-masing sampai jam istirahat. Mereka bergantian memasak di dapur dengan koki yang lainnya yang sudah istirahat lebih dulu.

"Mami!" panggil si kembar yang duduk di kursi dekat dengan jendela.

Senyum Raisa langsung mengembang ketika melihat sapaan dari anak-anaknya. Sehari tidak bertemu, rasanya sudah seperti setahun.

"Kalian dibelikan apa sama Aunty Lala?" tanya Raisa yang langsung to the point' ketika duduk di hadapan si kembar.

"Banyak Mi," jawab Mia.

"Udah bilang makasih belum?"

"Udah dong, Mi. Mami kan selalu ngajarin kita, kalau dikasih sesuatu sama orang harus mengucapkan terima kasih sebagai tanda kalau kita menghargai pemberiannya."

"Pintarnya anak-anak Mami."

"Iya dong!" jawab keduanya dengan bangga.

"Mana Om Kendra, Mi? Katanya mau kasih kami permen lolipop," ucap Mia yang sedari tadi terus celingukan mencari keberadaan Kendra.

"Om Kendra masih kerja sayang, tunggu sebentar lagi."

"Kalian nggak nanyain Tante?" Rani yang sebenarnya sedari tadi datang bersama Raisa malah tak dianggap kehadirannya oleh si kembar. Jadinya, dia cuma bisa menyimak doang.

"Eh, ada Tante Rani rupanya. Maaf ya Tan, Mia nggak lihat, hehe."

Raisa dan Pamela hanya bisa geleng-geleng kepala. Mana bisa orang sebesar Rani tidak kelihatan, dasar si kembarnya aja yang nggak sadar.

"Tante marah loh ini." Rani mulai merajuk.

"Maaf ya Tante cantik, tapi Mia beneran nggak sadar, hehe."

"Iya deh."

Tak lama kemudian, Kendra datang dengan membawakan dua buah permen lolipop untuk si kembar, dia duduk di samping Rani.

"Wah, lolipop!" si kembar begitu senang dan antusias menerima permen lolipop itu dari Kendra.

Di saat ingin memakannya, Raisa langsung melarang.

"Nggak boleh makan itu dulu kalau belum makan siang. Nanti perut kalian bisa sakit."

"Tapi Mi ... "

Mia ingin membantah tapi langsung diambil permennya oleh Raisa.

"Makan dulu, baru setelah itu Mami izinkan. Kamu juga sama Kia."

"Iya Mi," jawab keduanya dengan wajah yang tertunduk.

Walau begitu, keduanya selalu menurut. Bahkan ketika makan pun mereka sangat lahap sekali. Apalagi menunya ayam goreng kesukaan si kembar, Mia dengan ayam goreng bagian pahanya dan Kia dengan ayam goreng bagian dadanya.

Suasana makan siang di hari itu sangat ramai karena banyak sekali obrolan random yang diperbincangkan. Apalagi kehadiran si kembar yang selalu membuat keceriaan dimana pun mereka berada. Membuat orang yang tadinya lelah bekerja jadi memiliki semangat lagi untuk mulai bekerja.

"Tante Rani, Mami pasti sangat galak, kan ketika sedang bekerja. Soalnya kalau di rumah pun kalau aku dan Mia malas mengerjakan PR pasti langsung bunyi alarm berbahayanya."

Seketika mata Raisa langsung mendelik, sementara Pamela, Rani dan Kendra malah tertawa. Setiap kata yang keluar dari mulut si kembar selalu ada saja kosa kata yang bikin perut tergelitik.

"Bukan alarm berbahaya lagi Kia, tapi sudah kaya bom, yang siap meledak begitu saja," jawab Rani yang sengaja melebih-lebihkan.

"Bahkan tak hanya itu, cuma salah naruh sayuran aja bisa diomelin di jam istirahat. Om sering sekali kena marah Mami kalian," adu Kendra yang ingin meminta pembelaan dari si kembar.

"Hihi, kasiannya Om Kendra. Tapi, walaupun Mami suka ngomel dan marah, itu artinya Mami peduli Om. Mami ingin Om Kendra berusaha lebih baik lagi. Benar kan, Mi?"

"Benar sekali. Anak Mami emang pintar."

Kini Raisa bisa tersenyum lagi. Kedua anak kembarnya memang selalu pintar membuatnya kesal tapi pintar juga dalam meredakan rasa kesalnya itu.

"Kalian jadi anak Om aja mau nggak?" tawar Kendra.

"Nggak mau! Om Kendra duitnya kurang banyak!"

Kendra jadi merengut sementara yang lainnya malah tertawa.

*

*

TBC

1
DozkyCrazy
Luar biasa
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!