Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.
Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.
Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.
Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.
Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.
Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Keesokan paginya Justin memboyong semua keluarganya kembali ke Jakarta, ia juga membawa kedua cucunya dan juga calon menantunya.
"Wow, becal cekali pecawat telbangnya, Noah. Aku mau naik peswatnya kakek" heboh Noel yang berada di gendongan sang kakek.
"Iya boy, sebentar lagi kita akan naik pesawat itu" ucap Justin.
Noel meronta minta di turunkan dari gendongan kakeknya, Justin pun segera menurunkan cucunya itu, dan Noel langsung berlari kearah kembarannya yang sedang berjalan dengan sang mama. Bocah kecil itu tidak mau di gendong dan tidak mau berjauhan dari mamanya.
"Noah kamu kenapa diam aja, kamu takut naik pesawatnya ya" ledek Noel.
"Siapa yang takut, aku memang tidak suka banyak bicara seperti mu" seru Noah yang memiliki kesabaran setipis tisu, selalu saja terpancing oleh adiknya itu.
"Aku kan cuma nanya, Noah kenapa malah-malah telus, memangnya kamu mau mukanya cepat tua, huf..." ledek Noel.
"Kamu bisa diam tidak, dari tadi ngomong terus. Aku masih kecil jadi mukanya tidak akan tua" kesal Noah.
Noel cekikikan melihat Noah yang marah-marah kepadanya, menjadi hiburan tersendiri buat Noel ketika berhasil membuat kembarannya itu marah.
Xavier yang gemas langsung saja mengangkat Noel dan memanggulnya seperti karung beras, membuat bocah kecil itu tertawa lepas.
"Bocah nakal, suka sekali meledek orang" ucap Xavier memukul bokong putrinya pelan.
"Kakek tolongin Noel" seru Noel sambil meronta meminta tolong kakeknya.
Divana menghela nafas panjang melihat kelakuan Noel, putra bungsunya itu tidak bisa diam selalu saja berisik.
"Mereka memang seperti itu ya, Diva?" tanya Sarah yang sejak tadi memperhatikan tingkah kembar.
"Iya mi, Noel memang jahil, dia suka sekali membuat kakaknya marah. Dia juga sangat cerewet" jawab Divana pasrah.
Sarah tertawa kecil, dia jadi teringat Michelle cucu adik iparnya. "Pasti akan seru kalau dia bertemu sama Michelle, sama-sama suka bikin orang sakit kepala" kekeh Sarah.
"Siapa Michelle mi" tanya Divana penasaran.
"Oh... Dia cucu dari adiknya papi mertuamu" jawab Sarah dan Divana mengangguk paham.
Pesawat mereka mulai take off meninggalkan pulau Bali, mereka menuju Jakarta.
Kurang lebih satu jam perjalan pesawatnya yang mereka tumpangi mendarat di Jakarta, kedatangan mereka di jemput langsung oleh asisten Justin. Kembar yang kelelahan tidur di gendongan Xavier dan juga Justin.
Mereka masuk kedalam mobil dan bergegas ke Mansion Zibrano terlebih dahulu, Justin ingin memberitahu orang tuanya tentang sang cucu.
"Kamu lelah" tanya Xavier menoleh kearah Divana, mereka duduk saling bersebelahan.
"Tidak, aku cuma ngantuk" jawab Divana sambil menguap.
"Tidurlah, nanti aku bangunkan jika sudah sampai" ucap Xavier.
Divana mengangguk lantas mencoba memejamkan matanya, semalam dia kurang tidur dan tadi dia harus bangun pagi-pagi untuk packing barang bawaannya. Itupun hanya sebagian, karena sebagian lagi barang milik Divana akan di urus orang suruhan Xavier sekalian mengurus kepindahan sekolah Kembar.
Tak lama mobil yang mereka tumpangi tiba di depan mansion keluarga Zibrano.
"Divana bangun, kita sudah sampai" panggil Xavier sambil menepuk lengan Divana.
Divana mengerjabkan matanya, dia melihat keluar jendela, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Mansion besar dan juga mewah sangat berbanding balik dengan rumahnya di Bali.
"Ayo turun" ajak Xavier.
"Sebentar bangunkan kembar dulu" ucap Divana.
Divana membangunkan putranya yang berada di pangkuan Xavier. "Noah, bangun sayang, kita sudah sampai" ucap Divana lembut.
Noah yang memang mudah di bangunkan pun langsung membuka matanya. Xavier tersenyum melihat putrinya yang mengerjab lucu.
Xavier keluar dari mobil sambil menggendong Noah, sementara Noel masih terlelap di gendongan Justin, bocah kecil itu tidak merasa terganggu sedikit pun.
"Assalamualaikum" ucap Justin ketika masuk kedalam Mansion.
"Waalaikum calam" Michelle mewakili, gadis kecil itu berlari menghampiri kakeknya.
"Kakek bawa ciapa? Kakek Justin culik anak olang ya" tanya Michelle sambil menatap Justin penuh selidik.
Justin mendengus sebal, bisa-bisanya dia menggendong cucunya malah di tuduh menculik anak orang. Kepikiran jadi penculik saja tidak.
"Yang lain mana, kenapa Michi sendirian" tanya Justin.
"Didalam, Michi lagi belmain" jawab Michelle cadel.
Lalu Justin mengajak Michelle masuk kedalam, Michelle berlari mencari keberadaan Satria buyutnya.
"Glandapa.... Ada kakek Justin, dia menculik anak olang" teriak Michelle, Michelle memanggil Satria Grandpa meniru sang mama.
"Hah? Mana mungkin kakek Justin menculik anak orang sayang, Michi salah lihat kali" Satria tidak percaya.
"Michi nda calah lihat Glandpa, tadi Michi lihat cendili kakek Justin menggendong anak tecil, kakek Justin kan nda puna anak tecil Glandpa" kekeuh Michelle.
Satria dan Amira saling tatap, mereka tidak percaya putranya itu menculik anak orang, tapi kalau tidak menculik, lalu siapa yang di gendong putranya itu, benar kata Michelle kalau putranya tidak memiliki anak kecil, anaknya cuma Xavier dan itu pun belum menikah.
"Lebih baik lihat aja dad, tidak mungkin Justin menculik anak orang" saran Amira.
"Ayo mom, kita lihat bersama, kamu pasti juga penasaran kan" ajak Satria.
Satria mengandengnya Amira beranjak keruang tamu, mereka penasaran dengan apa yang di katakan Michelle, Michelle melangkahkan kakinya lebih dulu di hadapan Satria.
"Lihat glanda, Michi benal kan, kakek Justin culik anak olang" tunjuk Michelle.
Noel mengerjabkan matanya bingung, dia baru saja bangun tidur dan mendapati kakeknya di fitnah oleh orang yang tidak ia kenal.
"Dia kakek ku bukan penculik" cicit Noah.
"Kamu ciapa?" Tanya Michelle yang sejak tadi penasaran dengan sosok Noah.
"Aku Noah, dia adikku Noel" jawab Noah memperkenalkan diri.
"Michi, tolong ajak Noah sama Noel bermain dulu ya, kakek mau ngobrol dulu sama grandpa" ucap Justin.
Michelle mengangguk, dia merasa senang karena mendapatkan teman bermain.
"Ayo ikut Michi" ajak Michelle.
Noah menatap mamanya dan bertanya. "Boleh tidak ma" tanya Noah.
"Boleh sayang, tapi ingat jangan berantem" peringatnya kepada sang putra.
Noah turun dari atas pangkuan papanya, Noel yang melihat kakaknya turun dia pun ikut turun, Michelle mengajak mereka berdua bermain di halaman rumah.
Kini suasana di ruang tamu terlihat serius, Satria menatap putranya penuh selidik.
"Jelaskan Justin, siapa dua bocah kecil tadi dan siapa perempuan ini" cecar Satria.
"Jadi lima tahun yang lalu..... " Justin menceritakan semua kejadian yang di alami putranya bersama perempuan itu, Justin juga menceritakan tentang asal usul Noel dan Noah kepada daddy nya, ia menceritakan semua tanpa ada yang di tutup-tutupi.
"Benar begitu Xavier" tanya Satria memastikan.
"Maaf granda, Vier khilaf" ucap Xavier tertunduk.
Satria menghela nafas kecewa, ia tak menyangka selama ini putranya dan menantunya menyimpan masalah sebesar ini, selama ini pula dia dan istrinya tidak di kasih tahu tentang masalah ini.
"Lalu kapan kamu akan menikahinya Vier?" Tanya Amira.
"Secepatnya grandma" jawab Xavier.
"Tiga hari lagi pernikahan kalian akan di selenggarakan, kalian tidak bisa menundanya terlalu lama, karena putra kalian membutuhkan status yang jelas" putus Amira tanpa bantahan.
Xavier tak berdaya, apa yang sudah di putuskan oleh grandmanya tidak bisa di ganggu gugat, Divana juga sama, dia hanya pasrah.
Tak lama datang penjaga masuk kedalam rumah.
"Cari siapa pak" tanya Satria.
"Nyonya Zoya tuan" jawab penjaga.
"Ada apa pak, kenapa mencari saya" sahut Zoya yang baru muncul.
"Ada yang mencari nyonya didepan" ucap penjaga.
Zoya mengangguk dan keluar rumah mengikuti penjaga.
"Ada pak? Kenapa mencari saya" tanya Zoya ketika sudah sampai di depan.
"Ini nyonya, saya mau minta uang, putri anda belum bayar batagor" ucap penjual batagor.
"APA" Zoya terkejut.