NovelToon NovelToon
Bos Muda

Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Si Mujur
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Humble

Arsa menjalani hidup yang sangat sulit dan juga aneh. Dimana semua ibu akan bangga dengan pencapaian putranya, namun tidak dengan ibunya. Alisa seperti orang ketakutan saat mengetahui kecerdasan putranya. Konfilk pun terjadi saat Arsa bertemu dengan Xavier, dari situlah Arsa mulai mengerti kenapa ibunya sangat takut. Perlahan kebernaran pun mulai terkuat, dimulai dari kasus terbunuhnya Ayah Arsa, sampai skandal perusahaan besar lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humble, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A.A.P Corp

Hari kembali berlalu. Dalam dua hari terakhir, kota Dreams dihebohkan dengan sebuah berita yang cukup menggegerkan seisi kota.

Sebuah perusahaan besar dari luar negeri, baru saja mengakusisi empat perusahaan yang memiliki nilai profit paling tinggi dikota Dreams.

A.A.P Corp, sebuah perusahaan investasi multinasional, secara resmi dan mengejutkan memilih untuk menancapkan cakarnya di kota Dreams ini.

Seperti dilangkahi, DTM yang merupakan pusat tranding dikota ini, sama sekali tidak mengetahui tentang hal itu sebelumnya.

Bahkan. Tidak ada satupun dari perusahaan-perusahaan yang ada disana, mendengar isu tentang hal ini, hingga semua sudah terjadi begitu saja.

“Saly, kau tentu tahu siapa Tom Parker ini bukan?” Tanya Adam Xavier, pada gadis yang sudah sejak dua bulan yang lalu bekerja langsung padanya.

“Tentu saja, tuan Xavier. Aku rasa, hanya orang yang tidak mengerti nilai uang saja yang tidak mengenal pria itu.” Jawan Saly.

Saat ini, Adam sengaja memanggil Saly ke ruangannya, untuk membicarakan tentang kejadian yang membuat heboh pebisnis di seluruh kota Dreams ini.

Sebagaian menanggapi dengan suka cita, namun sebagaian lainnya menganggap A.A.P Corp, atau yang lebih sering disebut DC ini sebagai ancaman.

Tom Parker, wajah pria itu sama sekali tidak asing bagi siapa saja. Meski tidak berada di negara yang sama, wajah pria tua itu sudah beberapa kali menjadi sampul majalah Forbes di benua ini.

“Baguslah jika kau mengetahuinya.” Ucap Adam, lalu melanjutkan. “Sejauh yang aku tahu mengenai perusahaannya, orang ini mengingatkanku pada seseorang yang juga sangat kau kenal.”

Saly langsung menganggukkan kepalanya, mengerti. Namun, gadis itu juga tahu jika Adam memanggilnya kesini, pasti ada hal lain yang ingin disampaikan bosnya ini.

“Jadi, Tuan Adam. Apa yang harus aku lakukan?” Tanya Saly langsung, karena tidak ada gunanya berbasa-basi dengan Adam Xavier.

Meski terlihat mudah diajak bicara, Adam Xavier juga bukan orang yang suka dengan basa-basi. Dia terkesan orang yang selalu to the poin.

“Saly, aku ingin kau mencari tahu apa tujuan perusahaan itu datang ke kota ini. Meski mengalami pertumbuhan yang sangat drastis, DC buka tipe perusahaan investasi yang bergerak dengan cara agresif. Jika mereka memutuskan untuk berinvestasi di kota ini, aku yakin sesuatu yang besar akan terjadi.” Ucap Adam menjelaskan maksudnya.

Saly tidak perlu menanyakan apa-apa lagi tentang tujuan Adam setelahnya. Tentu saja jika DC mengincar sesuatu, Adam pasti ingin terlibat di dalamnya.

“Baiklah, aku mengerti. Kebetulan sekali, mereka juga mengundak perwakilan perusahaan ini, pada peresmian gedung perusahaan mereka di kota ini, bukan?” Tanya Saly memastikan.

“Ya, aku juga berniat mengutusmu mewakili perusahaan ini, untuk itu…!” Jelas Adam, menyudahi pertemuan tersebut.

Tidak hanya Adam Xavier saja yang berpikir seperti itu. Hampir semua pemimpin perusahaan investasi, berniat serupa.

Bahkan ueforia tentang DC itu, sudah sampai pada kalangan mahasiswa di seluruh universitas di kota Dreams, yang mana hal itu membuat para mahasiswa menjadi heboh dan bersemangat.

“Bryan, apa menurutmu kita bisa pindah tempat magang ke tempat itu?” Tanya Harris setelah membaca sebuah surat kabar.

Mendengar itu, Bryan langsung menggelengkan kepalanya. Sambil membalik majalah kesayangannya, pemuda itu menjawab. “Harris, jika kita bisa, itu akan sangat hebat sekali, tapi kita harus berkaca bahwa kita tidak berada dalam lingkaran orang-orang hebat seperti itu, bukan?”

Bahu Bryan langsung melorot saat mendengar tanggapan teman sekamarnya itu, rasa percaya dirinya langsung runtuh seketika.

“Yah, kau benar. Bahkan untuk bisa magang di tempat sekarang saja, ini sudah bisa kita anggap sebuah keajaiban bukan?” Ucap Harris menimpali.

Sudah rahasia umum dibelahan dunia manapun, koneksi adalah salah satu hal penting untuk bisa maju dan bertahan.

Akan tetapi, tidak semua orang memiliki hal itu. Sekarang, mereka harus cukup puas karena bisa magang di perusahaan saat ini, meski suasana tempat itu, sama sekali tidak menyenangkan bagi keduanya.

“Hei, sebenarnya apa yang kalian bicarakan sejak tadi?” Tanya Arsa yang mendengar keduanya berbicara.

Bryan dan Harris menoleh padanya, sebelum akhirnya Harris menjelaskan apa yang mereka bicarakan pada sahabatnya itu.

“Arsa, karena kau sudah tertarik dengan dunia seperti ini, tentu saja kau sudah mengetahui A.A.P. Corp, atau DC yang baru saja mengakusisi empat perusahaan dengan profit tertinggi dikota ini, bukan?” Tanya Harris memulainya.

Tentu saja Arsa mengetahuinya, bahkan dia yang memberik nama perusahaan tersebut. Mana mungkin Arsa yang memberi nama sama sekali tidak tahu menahu.

Sebenarnya dengan mengatakan hal ini saja, Arsa sudah langsung bisa mengerti dengan apa yang coba dijelaskan oleh Harris kepadanya ini.

Melihat Arsa terdiam sambil menganggukkan kepalanya, Harris merasa sahabatnya itu sudah tahu, kemudian dia langsung melanjutkan ucapannya.

“Akan sangat menyenangkan jika bisa magang di tempat itu, daripada tempat hang yang sekarang ini.” Ungkap Harris kembali.

Harris sengaja tidak mengungkit masalah Fitri di depam Arsa. Setelah tahu apa yang terjadi diantara dia dan gadis menjengkelkan itu, keduanya makin membenci gadis tersebut.

“Oh… jadi begitu.” Balas Arsa datar, yang langsung di tanggapi anggukan kepala oleh keduanya.

Namun, saat keduanya kembali ingin membiarkan Arsa sibuk dengan buku yanh ada di depannya, tiba-tiba pemuda itu kembali bersuara.

“Bagaimana, jika aku bisa membantu kalian agar bisa magang disana?” Ucap Arsa tanpa menoleh.

Mendengar itu, keduanya langsung berbalik dan menatap kearah Arsa, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

Arsa memundurkan kepalanya sedikit, karena dari cara kedua temannya itu melihat, seolah dia baru saja mengatakan sesuatu yang aneh.

“Arsa, kami tahu kamu banyak koneksi. Tapi, tentu kamu juga tahu bahwa kami tidak berniat magang sebagai office boy di tempat itu, bukan?” Ujar Bryan, setengah bercanda.

Barulah Arsa mengetahui dimana letak kesalahannya. Tentu saja keduanya tidak akan percaya begitu saja bahwa dia bisa memberikan rekomendasi, bahkan sangat bisa sekali untuk tidak sekedar meletakkan keduanya sebagai karyawan magang disana.

Arsa hanya perlu melakukan satu panggilan telepon, dan seseorang disana akan mengatur dimana keduanya akan ditempatkan sebagai karyawan tetap perusahaan tersebut.

Tetapi untuk saat ini, tentu saja Arsa tidak bisa melakukannya, dia memiliki tujuan yang lebih besar daripada itu. Dan tahu jika belum saatnya dia keluar menunjukkan siapa dirinya.

Untuk sementara waktu, Arsa berniat untuk bergerak dibelakang layar. Masih banyak hal yang harus dia pelajari, sebelum semuanya benar-benar dijalankan.

“Tentu saja bukan seperti itu maksudku, aku mengenal seseorang yang mungkin bisa membantu kalian agar bisa magang disana.” Lanjut Arsa menjelaskan.

Keduanya pun menganggukkan kepala mereka, mencoba mengerti apa maksud Arsa yang tidak seperti apa yang mereka ucapkan.

“Apa kau mengenal seseorang dari tempat itu?” Kali ini Bryan yang melemparkan tanya penuh semangat.

“Tempat itu? Tempat yang mana?” Ulang Arsa.

“Arsa, bukankah kamu sedang mengambil kelas lainnya? Tempat itu di penuhi orang-orang penting di kota ini, bukan tidak mungkin kamu mengenal orang yang kamu maksud itu disana, bukan?” Harris menambahkan ucapan Bryan.

Arsa mengerti, sebenarnya dia tidak berniat membohongi keduanya. Namun di sisi lain, dia juga ingin membantu mereka.

“Ya, kau benar. Aku mengenal seseorang disana. Aku rasa dia bisa membantu kalian, bagaimana?” Tawarnya sekali lagi.

Harris dan Bryan saling bertatapan, sebelum akhirnya menganggukkan kepala mereka secara bersamaan dan serempak.

“Arsa, jika kamu memang mengenal orang penting seperti itu, kami akan sangat terbantu sekali.” Ucap Bryan.

Arsa adalah pemuda yang baik, keduanya sangat mengetahui hal tersebut. Namun, mereka tidak terlalu berharap Arsa bisa melakukan apa yang sedang dia tawarkan itu.

“Oh baiklah. Aku akan membicarakan ini dengannya nanti.” Ucap Arsa menyudahi.

Namun saat dia ingin kembali mempelajari apa yang ada di dalam halaman buku di pangkuannya, tiba-tiba saja Arsa mengingat sesuatu.

Karena keduanya mengungkit tempat dimana dia mengambil kelas untuk mendapatkan izin trader, Arsa mengingat gadis yang telah memberikan sesuatu padanya.

“Hei.. kenapa Fitri begitu bangga saat dia menunjukkan benda seperti pada kalian?” Tanya Arsa, sambil melemparkan sebuah kartu berwarna hitam, di tempat tidurnya, dimana keduanya duduk.

Saat melihat apa yang kini ada dihadapan mereka, mata Bryan dan Harris langsung terbelalak, setelah sebelumnya sempat terperajat.

“Oh… sial!” Umpat Bryan sakit terkejutnya.

“Bajingan Arsa, bagaimana kamu bisa mendapatkan benda ini? Tanya Harris, yang tak kalah terkejutnya, sambil menunjuk kartu di depannya.

Arsa mengerutkan keningnya, semakin penasaran. Dia mengangkat bahu, sebelum akhirnya berkata dengan suara yang acuh tak acuh.

“Seseorang di kelasku memberikan kartu itu padaku, aku bahkan tidak tahu apa gunanya. Jadi, katakan padaku, kartu apa itu sebenarnya?” Ucap Arsa balas bertanya.

1
Humble
Oke
Edy Putra
lanjut thorr
echa purin
/Good//Good/
Edy Putra
lanjut thorr
Ahmad
terima kasih kak.dan tetap semangat (👍👍
Humble
Oke santai
Ahmad
lanjutin dong kak, setidaknya buat gw baca.....plis......🙏🙏
Ahmad
semangat kak author, meskipun sepi
Humble
Hahah gapapa mungkin belum aja
Ahmad
sepi ya kak author?
Humble
Makasih, semoga betah
Viva/Vivian
Membuat saya ketagihan
Humble
Terima kasih kak
danisya inlvr
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!