Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memanfaatkan kesempatan yang ada
Kediaman Geffie dan juga Kinara.
Nampak Kinara sudah bersiap memakai gaun pestanya dengan model sabrina membuat penampilan Kinara begitu anggun dan cantik. Geffie berjalan mendekat ke arah Kinara berada, kemudian mengecup pundaknya sekilas lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Kinara.
"Apa sebaiknya kita tidak usah datang? aku sungguh tidak rela jika istriku dilihat banyak orang." ucapnya sambil memasang wajah cemberut membuat Kinara gemas dibuatnya.
"Ayolah Gef jangan seperti itu, ini adalah perjamuan penting untuk memperkenalkan perusahaan mu, bukankah begitu?" ucap Kinara sambil memegang wajah Geffie dari samping kemudian mengecupnya.
"Kita bisa datang tahun depan bukan? aku sungguh tak masalah, masih ada acara lainya yang bisa aku hadiri." ucap Geffie sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Kinara.
"No! jangan membuang kesempatan yang ada, kita pergi ya." ucap Kinara sambil memutar badannya kemudian menatap ke arah Geffie dengan gemas. "Ada apa dengan wajahmu itu? semangat dong ayah." imbuhnya menyemangati.
Melihat hal itu Geffie lantas tersenyum padahal sebenarnya rasa bersalah telah mengerumuni dirinya kala melihat wajah Kinara semakin lekat. Diciumnya bibir Kinara dengan perlahan sambil memejamkan mata, keduanya semakin masuk dan semakin masuk, saling memberi celah untuk mengeksplore bagian mulut keduanya sampai kemudian Geffie melepas ciumannya secara tiba tiba membuat Kinara bingung dengan sikap Geffie.
"Maaf aku merusak lipstik mu." ucap Geffie berdalih.
Mendengar hal itu Kinara langsung menatap kembali ke cermin untuk melihat riasannya.
"Geffie kamu benar benar ya..." ucap Kinara berpura pura kesal kemudian membenarkan lipstiknya.
"Ada apa denganku? kenapa aku malah membayangkan adegan panas ku ketika bersama Nabila? sadar Gef!" ucap Geffie dalam hati sambil menatap kosong ke arah Kinara yang tengah berbenah.
"Kita berangkat sekarang." ucap Kinara kemudian setelah membenarkan riasannya. "Mas... mas Geffie..." panggilnya karena Geffie nampak melamun sejak tadi.
"Oh iya kita berangkat." ucap Geffie kemudian.
*****
Di sebuah ballroom hotel telah berlangsung sebuah acara yang di selenggarakan sebagai event pertemuan pengusaha di seluruh negeri, acara ini benar benar di selenggarakan besar besaran setiap tahunnya, bukan hanya sekedar perkumpulan biasa, event ini merupakan ajang pamer sekaligus promosi perusahaan masing masing, terdapat juga acara pelelangan dan sebagainya yang seluruh hasil penjualannya di berikan sebagai sumbangan bagi beberapa anak yatim piatu dan juga beberapa orang orang yang membutuhkan.
Kinara berjalan masuk ke dalam dengan mengandeng Geffie memasuki area ballroom hotel. Suasana begitu ramai dengan orang orang dari berbagai kalangan, Kinara benar benar takjub melihat setiap ornamen cantik yang terpasang sebagai pendukung untuk mempercantik suasana ballroom hotel tempat diadakannya acara tersebut.
"Sayang bukankah itu Nabila dengan suaminya?" ucap Kinara ketika melihat Nabila dari kejauhan bersama seorang pria, namun sayangnya Kinara tidak bisa melihatnya dengan jelas karena posisi pria itu membelakangi dirinya.
Mendengar ucapan istrinya Geffie hanya terdiam bingung mau bersikap bagaimana, suasana pasti akan sangat canggung jika memang Kinara benar benar mengajak Geffie menghampiri Nabila.
"Kenapa kamu diam? ayo kita ke sana menyapa Nabila." ajak Kinara dengan antusias.
"Apa tidak sebaiknya kita berkeliling dulu." ucap Geffie ingin mengalihkan perhatian Kinara.
"Sebentar saja." ucap Kinara kemudian menarik tangan Geffie agar mengikuti langkahnya mendekat ke arah Nabila berada.
Kali ini Geffie benar benar tidak bisa lari yang dapat ia lakukan sekarang hanyalah berakting, ya berakting dengan sempurna agar Kinara tidak curiga.
"Nabila" panggil Kinara ketika sudah dekat dengan meja Nabila.
Nabila yang merasa dipanggil lantas menoleh dan mencari tahu siapa pemilik suara itu, senyuman manis terukir di wajah Nabila kala mengetahui yang menyapanya adalah Kinara dan juga Geffie.
"Kinara hai..." balas Nabila secara spontan.
Tanpa Nabila sadari Kafeel lantas diam membeku sekaligus terkejut ketika nama itu terucap dari mulutnya, Kafeel tidak akan pernah lupa nama itu karena Nabila mengucapkannya dengan jelas waktu itu, kini Kafeel akan benar benar tahu siapa pria yang berselingkuh dengan istrinya.
"Apa kabar Bi, lama sekali ya kita gak ketemu." ucap Kinara sambil bercipika cipiki dengan Nabila.
"Yap lama banget ya." ucap Nabila.
Tepat setelah itu Kafeel lantas berbalik dan pandangannya terhenti pada Kinara, sosok wanita yang ia temui di rooftop mall kala itu.
"Kamu!" ucap Kinara dan juga Kafeel secara bersamaan membuat Nabila dan juga Geffie menatap dengan bingung akan reaksi Kinara dan Kafeel.
"Kalian saling kenal?" tanya Nabila.
"Hanya pernah bertemu." ucap Kinara dengan cepat takut jika Kafeel akan mengatakan yang sebenarnya.
"Hah sempit sekali dunia ini! mereka berdua benar benar pandai bermain di belakang, bahkan sampai Rendy pun tidak mengetahui pria ini." ucap Kafeel dalam hati.
Obrolan kemudian mengalir antara Nabila dan juga Kinara sedangkan Kafeel dan juga Geffie hanya saling diam sambil menikmati minumannya. Antara memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan atau memang keduanya yang tidak tahu malu, perlahan tangan Nabila meraih tangan Geffie yang memang sedang kosong dan terkatung di bawah meja. Posisi meja yang tinggi tanpa kursi membuat tangan keduanya yang saling berpegangan tidak terlihat sama sekali, ditambah dengan cahaya lampu yang di desain sedikit redup membuat aksi mereka seperti tengah direstui oleh alam semesta.
"Kenapa kamu hanya diam sayang?" ucap Kinara yang tak mendengar suara suaminya sama sekali sedari tadi.
Mendengar pertanyaan itu Kafeel lantas tersenyum karena ia mengetahui dengan jelas segalanya.
"Kamu mau mendengar sesuatu yang lucu?" tanya Kafeel tiba tiba membuat ketiganya lantas menatap ke arahnya.
"Oh ya?" ucap Kinara sambil tersenyum.
"Sepintar apapun tupai melompat ia pasti akan jatuh juga." ucapnya sambil menyeringai sedangkan Nabila yang mendengar hal itu lantas terdiam dan mengeratkan pegangannya kepada Geffie.
Kinara yang mendengar hal itu cukup dibuat terkejut, ia mengira bahwa Kafeel akan membicarakan semua unek unek yang ia keluarkan di rooftop waktu itu, Kinara lantas terus memberikan kode agar Kafeel tidak melanjutkan ucapannya.
"Kenapa dengan raut wajah kalian? aku hanya membicarakan tupai." ucapnya lagi dengan senyum yang tidak bisa di baca.
Kinara yang mendengar hal itu merasa sedikit lega kemudian berusaha untuk tertawa dengan garing.
"Hahahaha bukankah suami mu ini sangat lucu Bi?" ucap Kinara dengan tawa yang dibuat buat. "Aku ke kamar kecil dulu ya." ucap Kinara kemudian sambil memberikan kode kepada Kafeel agar mengikutinya.
"Apa mau aku temani sayang?" tanya Geffie.
"Tidak perlu." ucapnya kemudian melenggang pergi menuju ke arah toilet.
"Aku ke sana dulu ya sayang menyapa kolegaku." ucap Kafeel sambil bangkit berdiri setelah kepergian Kinara dari sana.
"Kamu yakin akan pergi sendiri? tidak perlu ku temani?" tanyanya namun tentu saja hati dan pikirannya tidak selaras terhadap pertanyaan yang baru saja ia lontarkan.
"Tidak perlu!" ucapnya dengan tersenyum sinis kemudian berlalu pergi.
Bersambung