Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07 - Hari Yang Melelahkan
Aluna pun mulai membersihkan kamar itu dengan cepat, untuk tidak membuang-buang waktu nya. keringat pun bercucuran membasahi wajah dan tubuh Aluna. Aluna merasa kesal karena Rehan belum menikahi nya, tapi ia sudah di kerjai oleh laki-laki itu.
"Dia datang ke kantor untuk menjemput ku, hanya untuk aku melakukan semua ini, dia benar-benar keterlaluan." Aluna membersihkan ruangan itu sembari mulut nya berceloteh mengutuki laki-laki itu.
Reni yang melihat Aluna di suruh Rehan membersihkan kamar yang sangat kotor itu pun heran, untuk apa menyuruh Aluna melakukan semua itu, padahal di rumah mereka sangat banyak pelayan yang bis di suruh, terlebih mereka juga memiliki banyak kamar kosong dan siap di tepati.
"Aku Nyakin, Ada sesuatu di antara mereka, kalau kakak mencintai nya gak mungkin kakak akan melakukan ini pada nya." Batin Reni tersenyum senang.
Saat Reni sedang melihat Aluna dari jauh, Herry yang akan ke kamar nya di tahan oleh Reni.
"Kak, Kakak sini dulu." Panggil Reni. Herry pun berjalan mendekati adik nya itu.
"Ada apa?." Tanya Herry dengan datar.
"Lihat tu calon kakak ipar kita, Kak Rehan Masa suruh dia bersihkan gudang itu buat di jadikan kamar, pasti ada sesuatu di antara mereka, Kak Rehan tak mungkin mencintai wanita yang tak ada nilai tarik nya " Kata Reni tertawa mengejek melihat kesusahan Aluna.
Herry pun melihat ke arah dimana Reni memberitahu nya, Ia melihat Aluna tampak kesusahan dan berkeringat bekerja sendiri membersihkan kamar itu.
"Jangan ikut campur atau menganggu nya. kalau kakak tahu ia akan memarahi mu atau pun menghukum mu." Kata Herry.
"Aku nggak menganggu nya." Kata Reni dengan cemberut ia berlaku pergi meninggalkan Herry yang masih melihat Aluna.
Herry berjalan mendekati aluna, berdiri di depan kamar itu, membuat Aluna yang menoleh melihat Herry pun heran.
"Ini minuman untuk mu." Kata Herry memberikan sebotol air untuk Aluna. Aluna pun tersenyum dan mengangguk.
"Terima kasih." Balas Aluna dan mengmbil nya, karena memang ia sangat lelah dan haus.
"Seperti nya sudah akan selesai." Kata Herry.
"Iya, hanya tinggal mengepel nya saja."Balas Aluna. Herry mengangguk lalu ia pun berlaku pergi dari ruangan itu.
Melihat Herry pergi, Aluna menghela nafas berat. "apa dia datang hanya untuk bertanya?, aku bahkan berfikir dia akan membantu ku." Batin Aluna.
Aluna segera menyelesaikan menyapu nya untuk segera mengepel. namun tiba-tiba Aluna di kagetkan dengan kedatangan Herry kembali yang membawa sebuah pengepel.
"Biar aku bantu." Kata Herry.
"Apa tidak apa-apa?, saya bisa menyelesaikan semua sendiri." Kata Aluna basa basi, dan berharap Ucapan nya itu tidak membuat Herry berubah pikiran untuk membantu nya.
Ucapan Aluna tidak membuat Herry kembali berkata, ia membantu Aluna mengepel membuat Aluna pun sejenak tersenyum melihat sosok Herry yang kini ia rasa berbeda dari penghuni rumah ini yang tadi ia temui.
"Kau ingin melihat ku atau segera menyelesaikan kerjaan ini?." tanya Herry membuat Aluna salah tingkah dan kembali menyapu.
Setelah hari sudah gelap, Aluna pun selesai juga dengan kerjaan nya, ruangan yang tadi kotor, berubah sangat bersih.
Aluna tersenyum lega sembari melihat ruangan yang sudah bersih itu, saat ia akan membalikan tubuh nya untuk berterima kasih pada Herry yang sudah membantu nya dan membuat kerjaan lebih cepat selesai tiba-tiba sudah tidak terlihat lagi.
"Astaga, cepat sekali dia pergi, belum juga aku mengucapkan terima kasih." Ucap Aluna sembari berjalan ia keluar kamar, barang kali Heri masih ada di luar, namun bukan Herry yang ia lihat, ia malah melihat Rehan berjalan menghampiri nya.
"Sudah selesai?"Tanya Rehan.
"Sudah Tuan." Ucap Aluna masih dengan senyuman nya. meski wajah nya terlihat lelah.
"Frans, antar dia pulang!." Seru Rehan.
"Baik Tuan." Jawab Frans.
"Ha?, apa hanya segitu saja?, dia bahkan tak ingin masuk untuk melihat dan memuji kerjaan ku." Geram Aluna dalam hati nya.
"Silakan Nona."
Aluna mengangguk, ia lalu membungkuk kan kepalanya pada Rehan sebelum ia berlalu dari hadapan pria itu.
Hari pun sudah tampak malam, Aluna masuk ke mobil saat Frans membukakan pintu mobil, ia yang merasakan lelah pada tubuh nya yang sudah tak tertahan kan pun menyandarkan kepala nya pada sandaran mobil, hingga Aluna pun tertidur di dalam mobil menuju kembali ke rumah nya. Sekertaris Frans melihat dari balik Kaca spion mobil, melihat wanita yang sudah begitu lelah karena di suruh membersihkan kamar besar itu.
