NovelToon NovelToon
Kesucian Cinta

Kesucian Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:658.3k
Nilai: 5
Nama Author: Susilawati_2393

Pertemuan yang tidak sengaja dengan orang yang sangat menyebalkan menjadi awal sebuah takdir yang baru untuk dr. Fakhira Shakira.

Bruukk

"Astaghfirullah." Desis Erfan, ia sudah menabrak seorang dokter yang berjalan di depannya tanpa sengaja karena terburu-buru. "Maaf dok, saya buru-buru," ucapnya dengan tulus. Kali ini Erfan bersikap lebih sopan karena memang ia yang salah, jalan tidak pakai mata. Ya iyalah jalan gak pakai mata, tapi pakai kaki, gimana sih.

"It's Okay. Lain kali hati-hati Pak. Jalannya pakai mata ya!" Erfan membulatkan bola matanya kesal, 'kan sudah dibilang kalau jalan menggunakan kaki bukan mata. Ia sudah minta maaf dengan sopan, menurunkan harga diri malah mendapatkan jawaban yang sangat tidak menyenangkan.

"Oke, sekali lagi maaf Bu Dokter jutek." Tekannya kesal, kemudian melenggang pergi. Puas rasanya sudah membuat dokter itu menghentakkan kaki karena kesal padanya. Erfan tersenyum tipis pada diri sendiri setelahnya.

Karena keegoisan seorang Erfan Bumi Wijaya yang menyebalkan, membuat Hira mengalami pelecehan. Sejak kejadian itu ia tak bisa jauh dari sang pria menyebalkan.

Rasa nyaman hadir tanpa diundang. Namun sayang sang pria sudah menjadi calon suami orang. Sampai pada kenyataan ia sudah dibeli seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Erfan membanting tubuh di ranjang empuk, terngiang akan ucapan Adnan 'Menikah'. Haruskah ia menikah dengan orang yang tidak dicintainya untuk melupakan Elvina. Matanya terpejam, mengingat hal serupa permintaan sang papi.

"Umurmu sudah tiga puluh satu tahun Fan, kapan Papi dan Mami bisa menimang cucu darimu."

"Erfan belum siap sekarang Pi, lagian calonnya belum ada." Elak Erfan, lagi-lagi Papi membahas masalah cucu.

"Gimana kalau Papi bawakan calonnya?" Erfan memutar bola mata malas, menatap manik mata Papi Wijaya dan Mami Reny. Berharap dua orang paruh baya itu hanya bercanda. Mau mencarikan calon, batin Erfan. Emang menikah semudah itu? Asal bertemu perempuan bisa langsung dinikahi.

"Erfan tetap gak bisa Pi."

"Apa karena Nana Fan, sekarangkan dia sudah menikah dan bahagia dengan sahabatmu." Ujar Mami Reny sambil tersenyum penuh makna. Sakit Mi, saat Mami mengatakan itu rasanya sangat sakit. Ia memang ikhlas melepaskan Elvina, tapi kalau Mami yang mengatakan seperti itu. Harga dirinya terasa hancur.

"Semua atas pilihan Erfan Mi, tidak ada hubungannya dengan Nana."

"Mami tau, tapi kamu sangat mencintainya 'kan?"

"Cukup Mi, jangan bahas ini lagi."

"Baiklah, tapi menikahlah dengan gadis pilihan Papi." Lanjut Mami, Erfan melenggang meninggalkan kamar orang tuanya. Persetan dengan ucapan Mami dan Papi yang tidak menghargai perasaannya sama sekali.

Huft, Erfan menarik napas kasar. Haruskah ia menyerah sekarang, menerima permintaan Papi dan Mami. Diliriknya jam di atas nakas. Pukul delapan lewat tiga puluh menit.

Mungkin sekarang saatnya ia melepas semua rasa cintanya untuk Elvina. Menemukan cinta yang baru. Kalau itu terjadi, bisa saja malah menemukan luka yang baru. Biarlah, mungkin ini sudah takdir hidupnya seperti sekarang. Tersiksa oleh rasa cinta itu sendiri.

Erfan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, dalam waktu dua puluh menit sudah sampai dikediaman orang tuanya.

"Assalamualaikum Papi, Mami." Sapanya, Erfan berjalan menuju ruang keluarga. Papi dan Mami lagi asyik bercengkrama. Dua orang paruh baya itu membalikkan badan melihat siapa yang datang.

"Erfaaaann...!!" Mami langsung berlari mendekat dan menghambur kepelukan Erfan. "Mami kangen kamu Sayang, kenapa baru mau pulang."

"Maafin Erfan Mi, semua karena Papi yang buat Erfan jadi sibuk." Kekeh Erfan, melerai pelukannya pada Mami. Kemudian beralih pada Papi.

"Iyaa nih, Papi bikin anak kita sibuk aja." Mami memukul mesra punggung Papi yang masih memeluk Erfan. Kemudian mereka duduk di sofa sambil bersenda gurau. Memang sudah lebih dari tiga bulan Erfan tidak pulang ke rumah, saat Papi menawarkan ingin mencarikannya jodoh.

Sejak itu pula Erfan malas melihat wajah orang tuanya, walau jarak dari apartemen ke rumah tidak jauh. Tetap saja malas, malas penyakit yang tak ada obatnya. Tidak ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Dokter? Ngomong-ngomong dokter, pikiran Erfan melayang pada dokter menyebalkan yang pernah ditabraknya.

Ah, ini bukan sinetron bertemu jodoh karena kebetulan tertabrak. Ia mungkin akan bertemu jodoh karena perjodohan. Seperti di novel-novel itu. Kalau di dunia nyata apa perjodohan masih berlaku juga?

"Erfaann...!!" Ia tersentak karena suara cempreng sang Mami. "Malah melamun, mikirin apaan?" Erfan terkekeh melihat Maminya yang bawel, kayak salah satu nama ikan.

"Pi, sekarang Erfan aneh. Tadi diam, sekarang senyam senyum sendiri. Ihh, Mami ngeri. Jangan-jangan dia kesurupan."

"Mami ngadi-ngadi." Ujar Papi

Hah? Sejak kapan Papi tau bahasa ngadi-ngadi. Baru ditinggal tiga bulan, rumah sudah jadi aneh begini. Erfan jadi tambah gila sekarang. Pulang sepertinya bukan ide yang tepat untuknya.

"Mami kenapa sih masih aja bawel, hah...!" Erfan mencium pipi Maminya, sontak membuat Mami tambah ketakutan.

"Pi, Erfan beneran kesurupan. Cepat telpon Pak Ustadz, dia perlu segera di ruqyah." Cerocos Mami yang membuat Erfan tertawa gelak. "Tuhkan Pi, Mami beneran takut." Mami berpindah duduk ke samping Papi.

"Mami kali yang perlu di ruqyah." Goda Papi lalu menoel hidung Mami.

Ampuun, di rumah liat Mami dan Papi bermesraan gak ingat umur. Di kantor jenuh, di tempat Abi Nazar liat Ken dan Adnan bercinta dengan pasangannya. Di kamar liat cicak kawin. Menyedihkan sekali nasib jomblo, Erfan menepuk jidatnya.

"Pi, Erfan mau Papi carikan jodoh." Katanya setelah berhasil menenangkan hati. Melawan gemuruh yang memberontak di dada.

"Hah?" Sahut Papi dan Mami bersamaan, Erfan tersenyum geli melihat tingkah orang tuanya masih seperti remaja, gak ingat umur kalau sudah tua bangka.

"Gak mau? Kalau gak mau ya udah Erfan pulang lagi." Ia beranjak dari kursi menuju pintu utama, kedua orang tuanya masih bengong keheranan. Saat ini, ingin sekali Erfan mentertawakan dua orang tua itu.

"Mau kok mau." Teriak Papi, Erfan membalikkan badan lalu kembali ke sofa dengan tertawa gelak. Tawa yang ditahannya sejak tadi.

"Kamu kesurupan apa sih Fan, Mami jadi merinding."

"Mami tuh kebanyakan nonton film horor." Sentak Erfan geli, "aku gak ngapa-ngapain malah dituduh kesurupan."

"Jelasin sama Papi, kenapa kamu tiba-tiba mau dicarikan jodoh?"

"Harus ada alasannya ya Pi?" Erfan menggaruk-garuk tengkuknya sambil cengengesan.

"Wajib! Kamu bikin Mami overthinking aja."

"Kalau itu karena otak Mami aja yang suka traveling gak jelas." Sela Papi, lihat sekarang dua orang tua ini malah berantem sendiri. Erfan meraup kasar wajahnya dengan telapak tangan.

"Kan Papi yang bilang mau cucu dari Erfan. Kalau gak nikah gimana bisa ngasih cucu Mi." Jawabnya asal, yang penting satu masalah beres. Lihat ntar, suka atau gak suka. Ia harus move on dari Elvina, dan untuk move on harus bersama orang baru sekarang, itu menurut Adnan. Bukan menurut Erfan, ingat itu. Jadi belum tentu ia berhasil move on walau sudah menikah nanti.

"Oke, alasan diterima. Tapi Mami masih belum puas dengan jawabannya."

"Ya udah deh gak jadi nikah." Teriak Erfan lalu beranjak menuju kamar. Ia juga gak ngerti kenapa tiba-tiba memikirkan ide itu. Sepertinya tidak terlalu buruk, walaupun tidak cinta, tapikan ada yang memperhatikan. Itu lebih baik daripada bengong sendiri. Kata orang cinta bisa hadir karena terbiasa.

"Ih malah ngambek anaknya." Erfan masih bisa mendengar sang Mami yang menghentak-hentakkan kaki karena kesal dengan ulahnya.

Senang sekali bisa menggoda Mami seperti itu, sudah lama ia tidak melihat tingkah Mami yang manja seperti anak kecil. Benar-benar lupa umur. Erfan menghempaskan tubuhnya di ranjang. Sudah lama ia tidak tidur di kamar ini.

Erfan beranjak menuju balkon, benarkah seperti ini. Benarkah cara ini yang terbaik agar hidupnya bisa bermakna lagi. Atau nanti ia akan semakin tersiksa karena terikat dengan orang yang tidak dicintainya.

Haruskan cinta itu ia lepaskan agar bisa menemukan cinta yang baru. Erfan tidak yakin dengan semua teori itu. Menurutnya semua itu akan membuatnya tambah menderita pada akhirnya.

1
Damalia Rose
kereen
Rati Nafi
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
cucu rosmalia
ahh.. hira ga punya harga diri bangett.. udah di dzolomi masih baik
ya ti urip
Luar biasa
dementor
erfan,tolong kau lenyapkan reny & salwa.. saya sudah muak dgn kelicikan mereka berdua..
dementor
💪💪💪💪💪.. 👍👍👍👍👍
dementor
sama kayak anaknya sifany.. ibu sama anak sama" gelo'..
dementor
ya lanjut lagi ya author.. semangat jangan kendor.. 💪💪💪💪
dementor
up terus ya author sampe tamat kalo perlu.. 👍👍👍👍👍👍
dementor
👍👍👍👍👍👍
Farida Silvi
sangat membuat penasaran sehingga pengen baca terus gak berhenti
Nurhayana
nbbbnhn
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
aku enggak setuju erfan nikah siri yg ada kasus nya mirip Nisa dan Zico no
Aina Jacqueline
patutnya diberi pengajaran lama dikit thor...
Aina Jacqueline
sama guntur aja deh
dementor: jangan aina,sama saya saja hiraukan itu.. gimana setujukan??? 👍👍👍
total 1 replies
Yanti Agejul
adeknya Erfan nih biang keroknya
Suherni 123
lagian Hira ngeyel di bilangin
udah untung suami mendukung pekerjaan nya,malah mau di bikinin tempat praktek sendiri, kurang apa coba si erfan
Suherni 123
Hira ngeyel juga sih
Suherni 123
tuh kan adeknya erfan
Suherni 123
jangan jangan adeknya erfan
Rara Nurul: jangan2 emang iya.apa mungkin bukan adik kandung kali ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!