Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet seventeen Rein
Seminggu berlalu setelah pertemuan tak sengaja Anin dengan mantan calon suaminya saat dia di ajak makan siang oleh Lina dan dua orang dari perusahan yang mensponsori acaranya.
Anin kini tengah mematutkan penampilan nya di cermin. Siang ini dia harus ikut bersama Ayah Bunda nya ke sebuah acara ulang tahun sweet seventin anak dari teman lama mereka.
Ya walaupun agak di paksa oleh Bunda makanya Anin mau mau saja ikut tanpa membantah. Mau mengelak seperti apa pun kalau Bunda sudah keukeuh maksa tetap saja Bunda yang menang.
Dengan dress simple namun elegan yang pas di tubuhnya, Anin terlihat masih memoleskan make up natural tidak terlalu tebal apa lagi menor. Toh ini hanya acara anak remaja untuk apa dia berdandan berlebihan seperti mau kondangan.
Dari lantai bawah sudah terdengar teriakan Bunda yang membahana. Setelah merasa cukup Anin meraih dompet kecil nya dan berjalan keluar dari kamar.
"Iya Bun iya, Anin udah selesai ya ampun."
Bunda terlihat berdecak kesal pada anak gadis nya itu. Lihat berjam jam mereka menunggu putri nya dandan tetap saja penampilan Anin bebas dari make up tebal. Bunda kira putri sulung nya itu akan memakai make up menor kayak ibuk ibuk yang mau kondangan.
"Percuma Bunda sama Ayah nungguin kamu dandan berjam jam kak. Bunda kira kamu bakalan dandan cetar kayak princes sahroni."
Anin hanya mendengus kesal mendengar ucapan sang Bunda, sedangkan Ayah hanya menggelengkan kepalanya saja melihat interiaksi ibu dan anak itu.
"Ayo udah jangan pada ribut nanti kita telat."
Anin segera menggandeng tangan sang Ayah, membuat Bunda menipiskan senyum nya. Melihat interaksi antara anak dan Ayah itu.Anin memang di kenal dekat dengan Ayah nya, walaupun dulu sang Ayah sering tugas jauh tapi Ayah Ardan tidak pernah lupa untuk menghubungi putri kesayangan nya. Jadi walaupun dulu Anin sering di tinggal tugas dia tidak pernah kehilangan sosok ayah dari Ardan.
"Bun ayo." Bunda segera meraih tangan Ayah yang mengulur pada nya.
Sepanjang perjalanan mereka bertiga di asikan dengan obrolan receh dan canda tawa. Kini yang menjadi supir mereka adalah Ayah, dan dengan senang hati Anin memberikan kunci mobil nya itu pada sang Ayah.
Beberapa jam berlalu berlalu, cukup hauh jarak yang mereka tempuh untuk sampai di tempat acara. Di karena kan acara itu berada di luar kota Bandung dan akhirnya setelah perjalanan mereka yang melelahkan, akhir nya sampai juga di tempat tujuan.
Sebuah rumah bernuansa abu abu gelap berlantai tiga menjadi pusat acara. Setelah Ayah memarkirkan mobil jazz merah milik Anin, mereka bertiga langsung memasuki area rumah yang terlihat berada di komplek perumahan yang elit itu.
*Dekorasi sweet seventeen yang benar benar sweet sevent*een
Anin terlihat antusias saat melihat dekorasi pesta itu. Bener bener manis seperti tema nya *Sweet seventi*een Anin yang belum kenal dengan siapa pun terpaksa harus mau mengekori Bunda dan Ayah nya kemana pun mereka melangkah.
"Ya ampun kalian udah pada datang, duh maaf ya gak kita sambut tadi." Bunda dan tuan rumah pesta saling tukar pipi, sedangkan Ayah dan pria yang pernah berkunjung ke rumahnya itu hanya saling berjabat tangan.
"Ayo ayo masuk, kalian pasti capek setelah perjalanan jauh." Bunda dan tante itu melangkah kan kaki nya di ikuti oleh Ayah ,Anin serta rekan nya.
"Nah ini dia yang punya pesta, Ayo Reina kenalan sama Om dan tante mereka ini temen lama mama dan papa yang jauh jauh mau datang ke acara ulang tahun kamu."
Gadis remaja yang bernama Reina itu tersenyum sopan lalu mengulurkan tangan nya pada Ayah dan bunda sembari mencium nya takzim.
Dan saat Reina melihat Anin, gadis itu pun tidak sungkan melebarkan senyum nya dan menyalami nya juga bahkan mencium tazkim seperti yang dia lakukan pada Bunda dan Ayah nya tadi, yang mana membuat Anin sedikit tersentak.
Atittude gadis remaja ini sungguh baik,ternyata didikan orang tua nya tidak di ragukan lagi dalam hal menghargai dan menghormati yang lebih tua.
Tua????
Astaga apa Anin memang terlihat setua itu, oh ayolah dia masih berusia 23 menjelang 24 tahun. Belum terlalu tua menurut dia.
"Mas belum sampai Ma?"
"Mungkin sebentar lagi." Gadis itu masih tersenyu manis pada orang tua nya serta orang tua Anin.
"Ya udah Rein mau ke temen temen dulu ya Ma, Selamat menikmati pesta nya Om ,Tante dan kakak cantik. Makasih kado nya."
Gadis remaja itu berjalan dengan riang menuju teman teman sebaya nya yang tengah bergerumun di dekat kue ulang tahun.
Terdengar alunan lagu jazz yang merdu mengusik pendengaran Anin. Karena merasa bosan dan sedikit ingin berkeliling di area pesta yang kebetulan tema pesta nya Garden Party. Anin berjalan menjauh dari Bunda dan Ayah nya yang terlihat masih asik mengobrol dengan teman lama nya itu.
Suasana pesta yang identik dengan remaja sangat kental di sini. Anin jadi teringat pas masa remaja nya, dulu pas dia berusia sama dengan Reina ulang tahun nya tidak di rayakan seperti anak jaman sekarang. Cukup dengan nasi tumpeng buatan Bunda, dan satu buah kue ulang tahun buatan bunda juga dia merayakan sweet seventin nya hanya bersama Bunda dan Arlan karena dulu Ayah masih dalam masa tugas. Baru setelah Arlan masuk ke angkatan Ayah memilih pensiun dini, Ayah ingin menghabiskan masa tua nya bersama Bunda.
Di sana gadis remaja yang menjadi pemeran utama di acara ini terlihat tertawa bahagia. Anin yang melihat itu pun menyunggingkan senyum nya.
"Ehemm...!"
Satu deheman seseorang dari samping nya membuat kefokusan nya pada Reina buyar seketika. Anin menoleh pada orang yang membuyarkan lamunan nya.
'Dia'
"Mas Damarrrr!!!"
Satu teriakan kencang dari gadis remaja yang tengah berlari ke arah Anin dan orang itu membuat Anin segera menyingkir beberapa langkah agar Anin tidak menghalangi nya
"Mas Damar udah datang, Rein seneng banget mas bisa datang, Mana kadonya." Anin yang melihat interaksi mereka hanya bisa menatap tanpa berkedip. Lihat mereka begitu akrab seperti adik kakak. Bahkan gadis remaja bernama Reina itu mengadahkan tangan nya meminta sesuatu pada laki laki yang dia panggil mas Damar itu.
'TungguMas Damar? Damar? '
Anin yang masih berada di sisi orang yang tengah mengusap lembut kepala Reina, mencoba untuk mendekat satu langkah pada mereka. Anin melihat baik baik siapa laki laki yang ada di samping nya ini.
Astaga benar, dia laki laki di lift itu dan sponsor acara Lina seminggu yang lalu
Apa dunia ini benar benar sempit untuk mereka, kenapa mereka berdua selalu bertemu apa mereka jodoh.
eh jodoh?
Anin menggelengkan kepalanya berkali kali.
"Ini putra ku yang pertama Mell, kenalin ini Damar."
Suara mama dari Reina membuat atensi Anin yang sedari tadi fokus pada laki laki itu pun terhenti. Dia menoleh kearah samping nya di sana sudah ada Bunda dan mama dari Reina.
"Jadi ini Damar, Damar yang suka naik naik pohon jambu itu lalu gak bisa turun."
Bunda dan mamanya Reina serta Reina tertawa, sedangkan Damar dan Anin saling menatap satu sama lain mengabaikan ketiga wanita yang tengah tertawa bahagia.
'Kita bertemu lagi....'
**HOLLA RAMAIKAN DONG LAPAK NYA GAES, DENGAN KOMENAN KALIAN BIAR OTHOR NYA SEMANGAT NULIS NYA
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN NYA YA
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYYYYYY....MUAAACCCHHHH BANYAK BANYAK**...
ADEGAN YANG AKAN DATANG😂😂😂😂😂😂😂