Lahir dari keluarga kaya, Davina menyamar menjadi seorang gadis biasa, Dia merasa lelah karena sering di manfaatkan. Dalam kesederhanaan nya, Davina menjalin hubungan dengan Gio. Seorang pria yang Davina tahu adalah pria yang lahir dari keluarga sederhana.
Davina kira, Menjalin hubungan dengan orang sederhana itu akan selalu setia. Ternyata, Tidak semua orang sama.
Bukan karena di selingkuhi namun sejak hadirnya sahabat Gio yang bernama Caca, Pria yang menjadi kekasihnya itu berubah. Di setiap waktu atau kondisi apapun selalu sahabatnya lah yang di utamakan.
Davina muak! Hingga akhirnya Davina menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukanlah gadis biasa. Membuang pria sederhana itu lalu menjalin hubungan baru dengan pria yang setara dengannya. Bagaimana reaksi Gio setelah tahu bahwa Davina ternyata adalah gadis kaya?
••••••
"Jika Daddy bisa mendapatkan wanita sederhana yang setia. Maka aku, Aku akan mencari pria yang setara dan setia." Davina Anggraini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman Kota
"Davina?
"Aaaaaa... Akhirnyaaaa Ya Allah terima kasih Ya Allah karena kau telah mengirimkan malaikat penolong untukku.." Davina mengangkat kedua tangannya mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena akhirnya ada orang yang lewat di jalan yang sepi itu.
Sam membuka helm nya kemudian meletakkannya di kaca spion. Kaki nya mendekat ke arah Davina yang kembali pada motornya.
"Untung ada Om Sam.. Dari tadi aku takut loh ini sendirian, Mana motor mogok lagi.."
"Mogok?
"Iya mogok Om.. Tolong di periksa dong.." Sam Meraih benda pipihnya menyalakan senter kemudian berjongkok di sebelah motor matic milik Davina.
"Kamu ini mau kemana malem-malem? Ini motor kamu kayaknya harus di bawa ke bengkel deh untuk di servis. Aku telfonin pihak bengkel aja ya? Biar motornya di jemput.." Davina berdecak, Kenapa juga harus mogok ini motor.
"Terus kalau di bawa sama bengkel aku pulangnya gimana?
"Kamu pulang bareng aku aja.. Nanti aku bonceng. Lagian ini kamu malem-malem mau kemana sih? Kamu ini gadis malem-malem malah pergi keluyuran.." Ucap Samudra semakin membuat Davina yang sudah kesal karena motornya yang mogok kini semakin kesal saja.
"Aku itu bosen di rumah.. Jadi pergi jalan-jalan. Eh, Malah mogok.. Mana tepat di jalan yang sepi lagi.." Sebenarnya Davina cukup berani, Tapi ada takutnya juga.
"Lagian kenapa kamu lewat sini? Kenapa gak lewat jalan yang lebih ramai aja.."
"Lah? Situ ngapain lewat sini? Kenapa gak lewat di jalan yang lebih ramai.." Bukannya menjawab Davina memutar pertanyaan Samudra. Pria itu menghela nafas panjang. Gadis ini??
"Udahlah.. Tunggu aja dulu orang-orang bengkel kepercayaan aku. Sebentar lagi pasti datang.. Setelah itu aku anter kamu pulang.." Ucap Sam, Pria itu dengan setia menemani Davina menunggu pihak bengkel datang.
"Tapi aku belum mau pulang.. Aku masih mau jalan-jalan tauk.. Bosen di rumah.."
"Ya udah, Gimana kalau setelah ini kita jalan-jalan bareng?
"Hah?? Jalan-jalan bareng??
"Iya.." Davina diam dan tak lagi menjawab. Dalam hati dia senang bukan main.
Setelah percakapan tadi, Davina dan Sam saling diam. Entah apa yang akan mereka bicarakan. Keduanya sama-sama bingung mencari topik pembicaraan.
"Kenapa gak kamu buang aja ini motor sih.. Ganti kek yang baru.. Kamu bukan anak orang miskin kan?" Davina melirik Sam dengan judes.
"Gini-gini ya.. Ini motor hasil perjuangan aku tahu gak.. Aku tuh nyisihkan uang jajan aku buat beli ini motor.." Ya, Apa yang di katakan oleh Davina memang benar. Motor yang biasa dia pakai itu adalah hasil dari Davina menyisihkan uang jajannya. Karena Daddy Nalendra melarang keras Davina menaiki motor. Maka dari itu Daddy Nalendra tak punya niat untuk memberikan gadis itu motor.
Setelah motor di beli, Davina meminta Uncle Briannya untuk mengajari. Karena kalau minta ajari pada Daddy nya jelas saja pria paruh baya itu menolak.
"Ngapain masih nabung.. Tinggal minta kan bisa.." Davina mendengus.
"Iiih.. Masalahnya tuh Daddy yang gak mau beliin. Tahu sendiri kan kalau aku ini adalah gadis kesayangan Daddy Nalendra..." Ucap Davina dengan nada yang mendayu. Samudra terkekeh..
"Ya, Karena emang gak ada lagi anak gadisnya.. Makanya di sayang.." Ucap Samudra sembari tertawa. Davina yang di tertawakan pun jelas kembali kesal..
"Iiiih.. Om.. Nyebelin deh!!!" Davina memukul dada pria itu dengan kedua tangannya. Samudra dengan cepat menghalangi serangan gadis cantik itu.
Davina masih belum mau kalah, Dia tetap berusaha memukul Samudra hingga gadis itu tersandung oleh kakinya sendiri membuat Davina tak mampu menyeimbangkan tubuhnya dan..
Bruk!
Dengan sigap Samudra menangkap tubuh putri dari Daddy Nalendra itu. Keduanya cukup terkejut akan tetapi tatapan mereka bertemu.
Deg
Deg
Deg
Jantung Davina mendadak berdegup tak karuan, Begitupun dengan Samudra. Mata bening itu tak lepas dari tatapan tajam Samudra, Hingga sorot lampu mengagetkan dua insan itu. Mobil bengkel telah datang, Dengan hati-hati Samudra membantu Davina berdiri dengan baik.
"Maaf... Tadi aku gak bermaksud..
"Gapapa.. Makasih udah nolong.." Davina menunduk menata jantungnya yang masih berdegup tak karuan.
"Huuuffft...
"Tuan.. Ini motornya?" Tanya salah satu anak buah dari bengkel kepercayaan Sam.
"Hm, Bawalah..." Mereka pun membawa motor Davina yang mogok itu. Suasana langsung menjadi canggung..
"Ayo.. Katanya mau jalan-jalan.." Davina pun mengangguk, Gadis itu memakai helm miliknya sebelum menaiki motor Samudra yang super mahal itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Meski Davina hidup ngekos selama dua tahun, Dan selama dia punya hubungan dengan Gio. Ini baru pertama kalinya Davina berada satu motor berdua dengan seorang pria dengan jarak yang sangat dekat sekali. Mungkin karena motor yang di pakai Samudra adalah motor besar.
Saat masih bersama Gio pun Davina tak pernah sedekat ini. Dia dan Gio masih bisa menjaga jarak.
"Huuuffft! " Davina menghela nafas panjang.
Keadaan semakin canggung, Samudra tak bicara begitupun dengan Davina yang lebih banyak diam.
"Tumben gadis ini lebih banyak diam? Biasanya dia banyak bicara..." Batin Samudra yang merasa heran dengan sikap Davina saat ini. Motor masih melaju dengan baik, Pria itu menunduk melihat bahwa Davina seperti nya tidak berpegangan. Samudra mengangkat satu sudut bibirnya dan..
BREEEUMMMM!!
Samudra menarik gasnya membuat Davina yang tenang-tenang saja di belakang tersentak kaget. Reflek saja Gadis itu langsung memeluk tubuh Sam. Samudra yang di peluk pun hanya tersenyum..
"Om...Ih, Hati-hati dong.. Untung aja aku gak jatuh.." Ucap Davina kesal. Dia yang tak biasa menaiki motor gede ini pun jelas kaget bukan main.
"Makanya pegangan.. Kalau sampai kamu jatuh bahaya, Entar yang aku yang harus tanggung jawab.." Davina memutar bola matanya malas.
"Ya iyalah tanggung jawab.. Orang situ yang bawa aku.." Sam tak lagi menjawab, Motor masih terus melaju.
Tak lama, Kendaraan roda dua itupun terhenti di sebuah taman kota. Semua itu juga atas permintaan Davina, Niat Samudra akan mengajak Davina makan di salah satu cafe namun Davina menolak. Buat dia ijin keluar dari rumah karena ingin bermain di taman ini.
"Sekarang yuk, Kita kesana.. " Davina meraih pergelangan tangan Samudra mengajak pria itu duduk di kursi yang kosong.
"Kita duduk di sini aja.." Samudra menurut, Matanya melihat sekeliling taman kota di malam hari. Seumur hidup, Dia baru kali ini pergi dan duduk di tempat ini.
Bukan karena kurang pergaulan atau apa? Sejak kecil Samudra memang tak tertarik dengan acara nongkrong. Dia lebih suka belajar saja rumah.
Pantas saja Andita mendua, Mungkin karena bosan melihat hidupnya yang itu-itu saja..
"Kamu sering datang kesini? " Davina menoleh, Dia mengangguk..
"Iya.. Dulu sama Daddy dan Mommy. Sama Kak Davin juga.." Samudra memerhatikan orang-orang yang berbondong-bondong datang ke taman yang katanya di buka dua puluh jam itu.
"Om tunggu disini ya.. "
"Mau kemana??" Davina sudah pergi entah kemana. Samudra menghela nafas panjang. Gadis itu selain cantik juga lincah.
"Dia cantik sekali... " Gumam Samudra merasa kagum dengan Davina. Dan sepertinya gadis itu sedang menarik perhatiannya saat ini.
•
•
•
TBC
niatnya mau pmer,taunya....
mlah dia sndri yg malu....😝😝😝