Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMGA
" apa mama yakin mah jodohin aku sama Gaby?" tanya Lucas saat sedang berbincang dengan Mamanya.
" Iya nak... umur kamu sudah matang dan juga jika kamu menikah dengan Ayra pun enggak bisa, kamu satu- satunya anak mama, jadi mama mohon tolong terima perjodohan ini yaaa nak"jawab wanita paru baya tersebut.
" mama sudah tua,mama ingin sekali melihat kamu menikah dan mama ingin menggendong cucu segera nak." imbuh mama Lucas.
Lucas tampak memijat pelipisnya, sejujurnya ia sangat ingin menikahi Ayra, namun berbedaan di antara mereka yang jadi penghalang, Lucas orang yang taat dengan agamanya,begitu pula dengan Ayra.
Ayra pernah bilang ke Lucas,jika ia ingin mencari suami, yang bisa menjadi imamnya, imam yang mampu membimbingnya dan yang bisa mengajari dia tentang agama lebih dalam.
" mungkin ini sudah takdir ku dengan Ayra" gumam Lucas dalam hatinya.
" okey, beri Lucas waktu untuk bilang ini semua ke Ayra" ujar Lucas pada mamanya.
Mama Lucas tersenyum lega,kemudian mengusap punggung anak semata wayangnya
" yaa selesai kan dulu urusan mu dengan Ayra, bicara dengannya baik- baik, mama yakin pasti Ayra mengerti, dia gadis yang baik bertanggung jawab,tapi sayangnya memang kalian tidak di takdirkan untuk bersatu.
Lucas kemudian pamit ke kamar, jalan gontai bahunya serasa amat berat, hubungan yang di binanya dengan sang kekasih harus segera berakhir, untuk mewujudkan keinginan sang ibu.
Lucas melamun menatap ke arah luar jendela yang terbuka lebar, pikirannya hanya di penuhi Ayra saat ini.
ting.....
satu pesan masuk dari orang yang sedang ia fikirkam
" Beb,ada yang perlu aku bicarakan, apa kita bisa bertemu setelah aku selesai jaga?"~ Beloved ( nama kontak Ayra di ponsel Lucas)
" bisa, ada yang aku mau bicara kan juga sama kamu, kita ketemu di kantin rumah sakit saja yaa." ~ Lucas.
Setelah itu Lucas membaringkan dirinya dan terlelap.
...****************...
Sore hari telah tiba, Ayra telah menyelesaikan pekerjaannya, ia ingin segera ke kantin bertemu dengan sang kekasih dan menceritakan semua ini kepada sang kekasih.
Di satu sisi ia ingin sekali menikah dengan sang kekasih, namun di satu sisi lain kebaikan keluarga Zahira sangat banyak kepada dirinya.
Ia merasa tidak enak jika menolak permintaan keluarga Zahira, namun di sisi lain ia juga sulit untuk melepaskan sang kekasih.
Ayra kemudian memasuki lift, ia berjalan menunduk dan tak menyadari ada seseorang selain dirinya di dalam lift.
" ekhmmm" suara deheman yang belum familiar itu membuat Ayra mendongakan kepalanya.
Ayra terkejut saat menyadari seseorang itu adalah Alfarezeel, mereka tak sengaja saling bertatapan beberapa detik, hingga akhirnya Ayra membunga muka ke arah lain.
"apa anda ada waktu? saya ingin bicara dengan anda?" tanya Alfarezeel membunuh kesunyian.
Belum mendapatkan jawaban dari Ayra lift sudah tiba berhenti,sebelum Ayra keluar ia menatap ke arah Alfarezeel.
" temui saya sehabis magrib di toko jika anda bisa, saya sedang ada urusan untuk sekarang" jawab Ayra sebelum keluar dari lift.
Alfarezeel mendengus kesal, apa ia akan menikah dengan wanita angkuh dan sok, apa iya yakin denan pernikahan ini, tapi Ayra juga belom menerimanya.
Sedangkan Ayra berjalan menuju ke arah kantin, sesampainya di kantin ia mengedarkan pandangan mencari sosok kekasihnya, yang berada di kursi pojok yang menghadap kejendela.
" hai " sapa Ayra yang berada di belakang Lucas.
Lucas terpanjat ketika ia sedang melamun dan Ayra menepuk bahunya.
" ah.. hai, sudah selesai?" tanya Lucas basa basi.
" sudah,maaf ya... nunggu lama yaa? "
" ahh enggak aku juga baru sampai"
Ada rasa canggung di antara keduanya padahal mereka belum mengatakan apapun.
" mau pesan?" tawar Lucas.
Ayra hanya menggeleng pelan ,lalu ia menarik nafas panjang dan perlahan membuangnya, mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan sang kekasih.
"aku juga ada yang mau aku ngomongin " sela Lucas saat Ayra ingin berbicara.
Ayra tampak diam sejenak kemudian mempersilahkan Lucas untuk berbicara " Ya sudah kalau gitu kamu dulu"
...****************...
Kini Ayra baru saja tiba di rukonya setelah berbincang dengan kekasihnya, ah iya sekarang menjadi mantan kekasihnya.
Ayra dan Lucas kini resmi untuk memulai hidup mereka masing- masing,Lucas sudah menceritakan semua tentang keinginan sama Mama,Ayra tak ingin hubungan mantan kekasihnya dan mama nya menjadi jauh, jadi Ayra menerima semua itu dengan lapang dada,toh dia juga tujuannya menemui Lucas adalah untuk mengakhiri hubungannya, karena ia akan menerima Alfarezeel menjadi suaminya.
Ayra berjalan menyusuri tangga dengan langkah gontai, beban di pundaknya terasa amat berat.
" mungkin ini yang terbaik buat gue" gumam Ayra.
Ayra memasuki kamarnya dan membersihkan tubuhnya,setelah mandi ia melaksanakan sholat Magrib, dan bergantian menjaga toko agar Farah dan Rissa juga bisa istirahat.
Setelah selesai sholat Magrib Ayra turun dengan mengenakan dress hitam sepanjang lutut dan rambut yang di gerai, membuat kecantikannya bertambah berkali- kali lipat.
Body gols,kulit putih, hidung mancung, tinggi badan semampai,wajah cantik, otak pintar , mungkin semua orang akan iri pada Ayra, namun yang mereka tak tahu, beban yang selama ini Ayra pendam sendiri, di tinggal oleh ibu kandungnya, di tindas oleh ibu tiri dan kakak tirinya, Ayah yang hanya peduli dengan pendidikan, tanpa peduli dengan kehidupan Ayra.
Ayra turun dan mendapati pengunjung toko yang membludak, ia mengamati sosok pria yang duduk di pojokan toko, pria mengenakan hodie hitam dan juga celana hitam, postur tubuh yang gagah walau hanya di lihat dari belakang.
"kalian gantian sholat dulu saja, biar aku yang jaga kasir " ujar Ayra ketika sampai di meja kasir.
" emmm kami sedang enggak sholat mb, tapi... itu ada yang nyari mb Ayra" jawab Farah.
" siapa?" tanya Ayra.
"Tidak tau mb,orangnya duduk di meja pojok, katanya sudah janjian sama mb Ayra" sahur Farah.
Ayra menepuk jidatnya setelah mengamati pria tersebut, ia lupa jika ada janji dengan Alfarezeel.
" okay makasih ya" Ayra kemudian menghampiri Alfarezeel yang tengah menikmati kopi dan sepotong cheses cake.
Ayra menghempuskan nafas kasar, ia berhenti dan diam sejenak, mengumpulkan keyakinan untuk berbicara dengan Alfarezeel .
Setelah beberapa saat Ayra melanjutkan langkahnya mendekati Alfarezeel.
" Assalamualaikum Gus, maaf menunggu lama" sapa Ayra .
" Waalaikumsalam " jawab Alfarezeel tanpa menoleh ke arah Ayra.
Ayra mendengus kesal, ternyata calon suaminya adalah lelaki yang cuek, bahkan ia tak memandang ke arah dirinya sama sekali, Ayra kemudian duduk di hadapan Alfarezeel.
Alfarezeel memandang ke arah Ayra dan melihat Ayra hanya mengenakan dress selutut dan juga lengan pendek dan juga rambut di gerai, entah mengapa Alfarezeel tak ingin itu semua di lihat orang lain.
" pakai"
segitu GK pedulinya kah ia pd anak kandungnya .. selalu dapat ketidak adilan dr ibu/kakak tirinya
semangat ya!
semangat selalu ya kak🤍