Baik Aku Pergi, Berbahagialah

Sementara saat ini di bandara, kondisi Aulia sudah membaik setelah 15 menit lagi pesawat akan berangkat.

Lina tak bisa melepaskan pelukan perpisahan dengan Aulia,Ia benar-benar begitu sulit melepaskan Aulia yang sudah menjadi teman baiknya,yang mungkin saja mereka tidak akan pernah bertemu lagi karna Aulia tidak bisa mengatakan kemana Ia pergi, takut nya suatu saat akan ada orang yang mengancamnya untuk mengatakan keberadaan Aulia dan itu juga bagian dari idenya.

Aulia juga sama,Lina banyak membantunya sejak mereka kenal dan Ia tidak akan pernah melupakan kenaikan nya.

Namun Aulia sudah harus pergi,sehingga Ia harus berpisah dengan teman terbaik seperti Lina.

Sementara Lina hanya bisa diam dengan menghapus setiap air mata yang mengalir di wajahnya,di satu sisi dia senang karna Aulia akhirnya bebas dari orang-orang yang selalu menyakiti nya namun di sisi lain Ia sedih karna mereka harus berpisah.Namun Aulia sudah semakin menjauh dan Ia semakin sedih saja, sampai air matanya tak terbendung lagi terlebih ketika Aulia melambaikan tangannya padanya saat semakin menjauh.

"Hiduplah dengan baik Aulia meski kita tidak akan pernah bertemu lagi"

Gumam nya dengan terus melambaikan tangan ke arah Aulia meski tak di lihat lagi.

Aulia menghembuskan nafas panjang dan menghapus air matanya,Ia tidak boleh menangis karna itu adalah pilihannya.

"Ini semua pilihan ku,aku tidak boleh berubah pikiran.Hidup bahagia sudah menanti ku kemana pun tujuan ku nanti",gumamnya setelah berada di dalam pesawat dan duduk di samping jendela sehingga Ia masih bisa melihat Lina yang masih berdiri meski terlihat begitu kecil.

Namun seketika Ia sadar kalau ada sesuatu yang masih Ia simpan,"Kartu"

Ia langsung mengeluarkan kartu dari kantong nya yang tadinya sudah Ia keluarkan dari ponselnya,tanpa pikir panjang Ia membuka kaca jendela pesawat itu dan langsung membuang nya begitu saja karna pesawat akan segera lepas landas dalam hitungan 60 detik,jadi Ia langsung menutup nya kembali dengan baik.

"Akhirnya"

Di luar pesawat tepatnya di depan petugas pesawat yang menjual tiket, seorang pria tiba-tiba datang dengan buru-buru.

"Kalian kenal perempuan ini?,dia putri ku dia kabur dari rumah dan saya mendapatkan kabar kalau dia sudah berada di sini dan siap berangkat,tolong pertemukan kami, karena saya harus berbicara dengan putri ku"

"Maaf pak,kami tidak bisa melakukan nya",jawab petugas bandara itu dengan sopan.

"Tapi dia putri ku yang mencoba kabur", Michael kesal pada petugas itu padahal Ia sedang terburu-buru.

"Bukan nya apa-apa pak,tapi menurut foto yang bapak tunjukkan dan nama serta data-data nya,anak bapak sudah siap berangkat"

"Apa!Tidak bisa di hentikan?,saya harus berbicara dengan putri saya!", ucap nya menjadi gelisah.

"Tidak bisa pak,dalam hitungan detik pesawat nya akan lepas landas mohon maaf",ucap pegawai itu kemudian mengabaikan Michael dan melayani yang lain yang akan berangkat setelah ini.

Michael langsung menggila kemudian berlari melihat pesawat yang sudah dalam hitungan detik akan lepas landas.

Sampai pesawat itu lepas landas Ia langsung ambruk ke lantai,harapan nya sudah hilang pada perusahaan nya akan hancur.

"Habis sudah aku!,aku sudah hancur.Aku sudah bangkrut,aku hancur!!"Ia berteriak dengan putus asa sampai menarik perhatian orang-orang,termasuk Lina yang ada di sana namun Ia tidak mengenalnya jadi Ia langsung pergi karna pesawat yang membawa Aulia juga sudah pergi.

"Selamat tinggal tempat yang penuh luka dan memberikan ku banyak pelajaran hidup, Terimakasih atas semuanya semoga aku tidak pernah lagi menginjak kan kaki di tempat ini"

Tidak akan selamanya tangan menggenggam sesuatu yang berusaha melepaskan, tidak akan ada raga yang menjaga sesuatu tidak ingin bertahan, semuanya akan melawan waktu jadi jangan sia-sia kan waktu yang tersisa dan waktu yang ada.

***

Mansion keluarga Harrison malam hari, semuanya terasa sunyi seperti biasa di rumah sebesar itu dimana hanya di tinggali oleh tiga orang dengan para pekerja di rumah itu.

Namun hari ini terasa berbeda bagi Edward,sejak Ia pulang sekolah tadi Ia tidak mendapatkan telpon dari Aulia,yang akan selalu rutin menelepon dari perusahaan ke rumah saat jam pulang sekolah,dan akan selalu mengingat kan suster dan dirinya apa yang harus di lakukan ketika pulang dari sekolah.

Dan semua itu tidak pernah lupa di beritahu oleh Aulia setiap hari,Ia tidak penting absen sampai Ia muak dengan sikap sok disiplin mamanya itu.

Bahkan ketika pulang bekerja,Aulia juga biasanya akan langsung ke kamarnya memeriksa diri nya sudah belajar apa belum,dan hal-hal lain yang wajib di lakukan sebelum Ia pulang dari kantor.

Yah meski selalu di tindas oleh orang-orang di rumah itu,Aulia tetap tegas mendidik anaknya berharap Ia menjadi anak yang baik dan berbeda dari keluarga Harrison lain nya yang begitu arogan dan sombong.Tapi apa dayanya darah lebih kental daripada air,darah William Harrison mengalir di tubuh putranya itu,sehingga sekeras apapun Ia berusaha putranya itu tetaplah keturunan keluarga Harrison.

Edward duduk di tepi kasur nya setelah semua ritual malam.Namun waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, setelah suster keluar tidak ada siapapun lagi yang masuk ke kamarnya sejak tadi bahkan tidak ada yang pulang seperti biasa saat sore hari,yang akan langsung melihatnya dengan tatapan penuh cinta dan kasih namun tegas,dan setiap jam delapan akan datang ke kamarnya menawari untuk mendengar kan dongeng pengantar tidur,dan setelah itu akan memberikan nya vitamin resep dokter setiap malam.

"Kenapa aku memikirkan nya,lebih baik begini.Dia itu selalu menganggu waktu ku dan aku sangat muak dan bosan padanya,

"Baguslah dia sudah sadar, seharusnya dia memang sadar sejak dulu agar tidak sok disiplin dan sok peduli"

Setelah mengatakan nya,Ia langsung tidak peduli dan berhenti memikirkan nya,setidaknya tidak ada yang menganggu dan mengatur-atur nya hari ini,jadi Ia langsung tidur.

"Besok aku akan meminta bibi Teresa menemani ku tidur saja,aku maunya bibi Teresa saja,jika dia tidak mau mengatur ku lagi aku bisa lebih bebas meminta Bibi Teresa untuk tidur menemani ku setiap malam di rumah ini, tanpanya aku tidak kesepian kok", Setelah bergumam kan itu Ia langsung menutup matanya.

Namun beberapa menit setelah nya,suara pintu terbuka terdengar sehingga Ia langsung membuka selimutnya dan melihat siapa yang masuk.Kecewa terlihat jelas di wajahnya saat melihat siapa yang masuk ke dalam.

"Papa"

***

Like

Komen

Vote

ya💖💖💖💖