NovelToon NovelToon
Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:140.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Nak!" panggil Pak Basuki. "Masih belum rela, ya. Calon suami kamu diambil kakak kamu sendiri?"

Sebuah senyum tersungging di bibir Sashi, saat ini mereka sudah ada di sebuah restoran untuk menunggu seseorang.

"Ya sudah, mending sama anak saya daripada sama cucu saya," kata sang kakek.

"Hah?" kaget Sashi. "Cucu? Maksudnya, Azka cucu eyang, jadi, anaknya eyang pamannya Mas Azka?"

"Hei! Jangan panggil Eyang, panggil ayah saja. Kamu kan mau jadi menantu saya."

Mat!lah Sashi, rasanya dia benar-benar tercekik dalam situasi ini. Bagaimana mungkin? Jadi maksudnya? Dia harus menjadi adik ipar Jendral yang sudah membuangnya? Juga, menjadi Bibi dari mantan calon suaminya?

Untuk info dan visual, follow Instagram: @anita_hisyam TT: ame_id FB: Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesan Pertama Ibu Mertua

Suasana lorong yang semula dipenuhi bisik-bisik dan tawa terkekeh tiba-tiba membeku. Entah dari arah mana, Dokter Far, sosok dengan langkah tenang namun penuh wibawa, sudah berdiri di antara para bidan dan perawat yang semula bergosip. Sashi, yang melihatnya dari kejauhan, seketika melipir ke dinding paling dekat.

Dokter Far menatap satu per satu orang yang berdiri di hadapannya dengan pandangan tajam. Ia tidak meninggikan suara, tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar lebih nyaring dari bel alarm kebakaran.

"Aku menikahkan anakku karena aku ingin punya menantu, bukan mencari tukang pamer," ucapnya dingin.

Tak ada yang bersuara. Beberapa bahkan menunduk dalam-dalam. Yang lain saling menyenggol pelan, wajah mereka merah padam seperti kepanasan.

"Dan aku tidak peduli profesi apa yang dijalani menantuku. Yang penting, dia perempuan baik, bersikap manis, dan mencintai putraku. Itu saja sudah cukup." Matanya menyapu ruangan, lalu berhenti sebentar seakan menekankan makna kalimatnya. "Urusan dunia? Kalau hanya itu, aku dan Dirga bisa memberikannya."

Setelah mengucap itu, Dokter Far berbalik, meninggalkan keheningan memalukan yang begitu menyesakkan. Langkahnya tenang, seperti biasa.

Sashi, yang tadi hanya diam di sudut lorong, tak bisa menahan senyum. Ada rasa hangat yang melingkupi dadanya. Di tengah semua cibiran, seseorang berdiri untuknya, dengan lantang. Itu... adalah ibu mertuanya sendiri.

Ia menunduk sebentar, lalu berlari ringan kembali menuju ruang bersalin, semangatnya kembali menyala. Dia hanya bersyukur karena di dunia ini ternyata masih ada orang-orang baik seperti mertuanya.

** **

Di dalam ruang bersalin, suasana tampak tenang. Pasien bernama itu berbaring dengan wajah berkeringat, napasnya berat. Perawat dan bidan bersiaga, tapi tidak satu pun tampak mengambil inisiatif.

Dokter Far masuk ke ruangan, mengenakan jas putihnya yang anggun. Ia menyapu seluruh ruangan dengan pandangan profesional.

"Bagaimana keadaan pasien?" tanyanya.

Tidak ada yang langsung menjawab. Salah satu perawat tampak gelagapan, sementara dua lainnya hanya saling menatap. Rupa-rupanya, mereka terlalu sibuk mengobrol saat Sashi keluar untuk mengurus sesuatu.

Dengan sigap, Sashi maju. Meskipun dia juga sangat gugup. Dokter Far ini terkenal dengan ketegasan dan kejeliannya.

"Setengah jam lalu masih bukaan tujuh, Dokter. Tanda-tanda vital stabil, dan pasien masih dalam kondisi terkontrol," lapornya, tenang meski suara jantungnya berdentum cepat.

Dokter Far mengangguk. "Baik. Pastikan dilakukan pemantauan lebih intensif. Jangan sampai kita kecolongan ...."

Namun belum selesai ia berbicara, tubuh Ibu itu tiba-tiba kejang hebat. Matanya membelalak, mulutnya terbuka menahan rasa nyeri luar biasa.

"Ya Allah!" jerit salah satu bidan.

"Kejang!" seru Sashi panik. "Pasien kejang, Dok!"

Dokter Far langsung bergerak cepat, memeriksa tekanan darah, pupil, dan tanda-tanda fisik lainnya. Dengan penuh kendali, ia bertanya kepada keluarga pasien yang berdiri di samping tempat tidur.

"Ada riwayat hipertensi sebelumnya?"

Keluarga terlihat ragu, seorang lelaki muda suami pasien mungkin, menunduk, lalu menggeleng.

"Jangan bohong!" kata dokter Far. "Kalau kalian tidak mengatakan semuanya, Kami tidak akan bisa membantu."

Pria itu tampak gelagapan dan takut. "Ada, Dok... kadang suka tinggi. Tapi kami pikir itu cuma kecapekan biasa."

"Kemungkinan eklampsia. Kita harus mempersiapkan ruang operasi sekarang."

Salah satu perawat mengangguk dan langsung berlari keluar untuk menyiapkan ruang operasi. Namun, keluarga pasien panik.

"Tidak, Dok! Kami... kami nggak punya uang. Kami nggak bisa bayar operasi...."

Mendengar itu, Sashi terpaku. Hatinya mencelos. Ia merasa bersalah, seharusnya ia lebih teliti sejak awal. Sekujur tubuhnya menegang, dia tampak begitu khawatir dan gugup.

Rindu tiba-tiba masuk ke ruangan, mungkin karena mendengar kegaduhan. Ia mendekat, mengambil posisi di sisi lain tempat tidur, bersiap membantu.

"Kalau pakai BPJS saja gimana, Dok?" tanya keluarga penuh harap.

"Tadi kalian bilang tidak punya BPJS," ujar Dokter Far. Suaranya masih tenang, tapi tekanannya jelas. "Kalau mau mengurus dari awal sekarang, itu tidak akan bisa cepat. Istri Bapak harus dioperasi segera. Kalau tidak, bukan hanya bayinya. Nyawanya juga terancam."

Lelaki itu terlihat makin bingung, wajahnya pucat pasi. Ia menarik-narik kerah bajunya sendiri sangat terlihat bahwa dia begitu cemas.

"Kalau begitu... kami cari pinjaman dulu, Dok... kami akan cari bantuan."

Dokter Far mengangguk. "Lakukan! Dan kami akan menangani istri Bapak."

Sementara keluarga pasien bergegas keluar, Sashi masih berdiri di tempat, menunduk, matanya sembab menahan air mata.

"Bukan salahmu, Sha." Rindu menepuk bahu Sashi ketika dokter Far mengurus pasien.

Kepala Sashi menggeleng, entah kenapa dia benar-benar sangat ingin menangis. Ini adalah hari pertama dia bertemu dengan mertuanya di ruang bersalin, tapi dia sudah meninggalkan kesan yang buruk. Entah di mana dia harus menaruh mukanya nanti, yang jelas dia benar-benar sangat kecewa pada dirinya sendiri.

** **

Sashi tetap bekerja seperti biasa. Tangannya lincah memeriksa tensi pasien lain, mencatat hasil pengukuran, dan menanggapi panggilan dari ruang perawat. Tapi di balik wajah tenangnya, ada gurat kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan. Hatinya masih tertinggal di ruang bersalin, pada ibu muda yang tadi kejang karena eklampsia, yang semestinya bisa ia tangani lebih sigap.

Sesekali, ia melirik ke arah lorong panjang rumah sakit. Ia menunggu... dan terus menunggu. Berharap kalau Ibu dan bayi yang tadi masuk ruang operasi dua-duanya selamat.

Hingga akhirnya, langkah Dokter Far tampak di ujung lorong. Beliau berjalan berdampingan dengan keluarga pasien. Ekspresi mereka tak semuram tadi. Ada lega, tapi juga lelah. Sepertinya... operasi telah dilakukan.

Sashi menunduk dalam-dalam saat dokter yang juga mertuanya itu lewat. Ia tidak punya keberanian untuk menatap. Ada rasa bersalah yang menyengat di setiap denyut nadinya.

Begitu keluarga pasien beranjak pergi, Sashi buru-buru menghampiri Dokter Far. Tubuhnya sedikit gemetar.

"Dok... saya minta maaf," ucapnya dengan suara lirih.

Dokter Far menghentikan langkah. Ia menoleh perlahan, menatap Sashi dalam. Matanya menelisik, seakan hendak menguliti semua alasan yang bersembunyi di balik permintaan maaf itu.

"Maaf untuk apa, Sashi?" tanyanya datar.

Ditanya seperti itu tentulah Sashi semakin gugup, Padahal dia yakin mertuanya juga tahu kesalahan dia ada di mana. "Untuk... kelalaian saya tadi."

"Menurutmu," ucapnya pelan, "kesalahanmu ada di mana?"

1
Nur Adam
tlong thoor ksih Sashi bahagia jgn BKIN menderita mlu walaupun dia tokoh utama..trs jdikan trauma dia mnjdi wanita kuat dn mandiri tidak gmpang di Tindas..
Nur Adam
lnjut
Asbiq Ubayyi
cpt up nya dong thoooor
Srilestari Asyiah Fitri Cienulingga
waaahhh.... jadi siapa disini yang patut di curigai antara bibi dan mbak Ika???
eng ing eng.... kagak sabar terbongkar nya semua orang rumah
Indriani Kartini
jahat bngt kk SMA keponakn
Ita Putri
sokoorrrr😆😆😆😆
Ita Putri
nah kan......dasar si mantan gamon
Ita Putri
ada yg kebakaran tp bukan api😛😛😛😛😛
DianWulanDari
nah kan sekongkol sama benalu,,udh usir aja itu ika
Susi Akbarini
waahhh.

bisa jadi penugasan dirga ada campur tgn ayah Azka.

bagaimana pun Bunda Far ..
istri kedua pak basuki...

jadi pasti mereka tidak suka pada Dirga..
❤❤❤❤
Anita_Kim: Kak 😭🤣🤣🤣🫡
Aqila Nindya: 𝒘𝒊𝒓𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒈𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒅𝒂𝒓,,, 𝒂𝒚𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒂𝒋𝒂 𝒈𝒌 𝒏𝒈𝒖𝒓𝒖𝒔𝒊𝒏 𝒈𝒊𝒍𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏,,, 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒆𝒏𝒅𝒓𝒂𝒍 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒈𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒕𝒂𝒌,,, 𝒊𝒕𝒖 𝒋𝒆𝒏𝒅𝒓𝒂𝒍 𝒅𝒊 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒓𝒂 𝑲𝒐𝒏𝒐𝒉𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒚𝒂𝒘 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒖𝒎𝒑𝒖𝒍 𝒐𝒕𝒂𝒌 & 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂
total 3 replies
Yuliana Tunru
smoga bkn soal penugasan dirga ke daerah konflik dasar bibi smoga ketahuan jg para penghianat
Anita_Kim: Semoga ya, Kak.
total 1 replies
Susi Akbarini
mungkin kah si Azka yg fotoin dirga di mall..
dan dikirim ke sashi oleh ika..
biar gak ketahuan dari Azka..
kan bisa pakai nomor lain..


bisa jadi emang kerja sama ika ama Azka..
❤❤❤❤❤
Yuliana Tunru
smoga ada cctv jd tak bisa lg ngelak byk bgt alasan ika kepept kok berbuat jahat sama z mmg sengaja minta dipecat ..bunda far dan dirga jgn kasih ampun tuh orang dan selidiki jg ttg ibu x yg kata x koma kyk x bohong
iqha_24
hadeeh, apa sii maunya si Azka bisa2nya dia nyuruh si Ika jd mata2
Widia
terjawab sudah..ternyata si ulet bulu mba ika sekongkol bersama si tengik azka..ayo dong buat sashi jangan lengah..jgn terlalu lemah...belajar melawan..
Aqila Nindya
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔
Susi Akbarini
lanjutkan penyelidikan Dirga..
❤❤❤❤❤
Aqila Nindya
𝒔𝒂𝒔𝒉𝒊 𝒇𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒖 Thor😅😅
DianWulanDari
cari tau Dirga pada udang dbalik rempeyek🤨🤨🤣🤣 lanjutin kak
Olis Kholisoh
selidiki dong dirga,,apa motif sebenar nya mbak ika
Anita_Kim: Betyul ....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!