Dunia Yumna tiba-tiba berubah ketika sebuah video syur seorang wanita yang wajahnya mirip dengan dirinya sedang bercinta dengan pria tampan, di putar di layar lebar pada hari pernikahan.
Azriel menuduh Yumna sudah menjual dirinya kepada pria lain, lalu menjatuhkan talak beberapa saat setelah mengucapkan ijab qobul.
Terusir dari kampung halamannya, Yumna pun pergi merantau ke ibukota dan bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan penyiaran televisi swasta.
Suatu hari di tempat Yumna bekerja, kedatangan pegawai baru—Arundaru—yang wajahnya mirip dengan pria yang ada pada video syur bersama Yumna.
Kehidupan Yumna di tempat kerja terusik ketika Azriel juga bekerja di sana sebagai HRD baru dan ingin kembali menjalin hubungan asmara dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Pak Yongki bersuara berat, “Sudah, cukup. Yumna, kamu bilang ada bukti. Tunjukkan.”
Yumna mengangguk. Tangannya sedikit gemetar saat mengeluarkan ponsel. “Ini video pengakuan Julio. Pembuat video panas itu.”
Semua bergeser mendekat. Yumna membuka video. Di layar tampak Julio, duduk di ruang interogasi penjara, mata kuyu namun bicara jelas.
"Aku, Julio Satrio, mengakui bahwa saya membuat video editan yang menampilkan wajah Yumna dan Arundaru. Aku ambil dari video panas itu lewat internet, lalu saya tempelkan wajah Yumna dan Arundaru yang dikirim oleh Zakia."
Suara Julio terus terdengar memenuhi ruangan itu.
"Pembayaran saya dapat satu juta lewat transfer bank atas nama Zakia Aulia. Dia bilang dia ingin memberikan kejutan atau nge-prank Yumna di hari istimewanya."
Klik. Video berhenti.
Ruangan berubah sepi. Hening sampai suara detak jam terdengar seperti dentuman.
Zakia mematung, lalu tertawa miring. “Itu pasti editan! Hitungan menit pun bisa bikin video pengakuan begitu!”
“Ini direkam langsung di penjara dan disaksikan sipir,” balas Arundaru tegas.
Pak Yongki menatap Zakia tajam. “Zakia ... apa itu betul?”
“Om, jangan percaya sama video murahan itu! Jelas-jelas ini jebakan! Ini fitnah!!” seru Zakia mulai panik.
“Kalau fitnah ....” Yumna maju selangkah. “Kenapa kamu transfer uang satu juta ke Julio?”
Zakia tersentak. “Itu! Itu cuma ... cuma sedekah! Iya, sedekah!”
“Sedekah ke pelaku kriminal yang bahkan kamu tidak kenal?” Yumna menatapnya lurus. “Jangan bohong lagi.”
Wajah Zakia berubah merah. Kemarahannya meluap.
“KAU ITU PENDENGKI!!! Dari dulu iri sama aku! Iri aku lebih cantik, lebih ... lebih segalanya dari kamu!”
Yugi berdiri mencoba menenangkan Zakia. Pria itu menepuk-nepuk kepala sepupunya dengan lembut. “Tenanglah!”
Yumna terperanjat. Dia teringat akan sesuatu yang sangat penting. Dia menduga hal itu yang menjadi penyebabnya.
“Kamu yang iri, Zakia.” Yumna menggeleng. “Kamu yang hancurkan aku duluan sebelum rahasiamu terbongkar.”
Zakia tersentak keras. “R-rahasiaku? Rahasia apa?!”
Sekarang giliran Yumna menatap Yugi. “Kak Yugi ....”
Yugi balas menatap tajam. Tangannya mengepal kuat. “Ada apa, Yumna?”
“Beberapa bulan sebelum aku menikah ....” ucap Yumna dengan suara bergetar, “…aku melihat kamu dan Zakia check-in di hotel dekat kampus. Aku ingat betul. Kamu pakai topi putih, kacamata hitam, tas selempang kecil yang barusan dipakai.”
Semua orang menoleh ke arah Yugi.
“Aku melihat kalian masuk hotel.” Air mata mengalir di pipi Yumna. Tapi suaranya teguh.
“Waktu itu aku melihat Zakia sama seorang pria, tapi tidak melihat wajahnya. Menurut beberapa orang di sana, kalian sering cek in di hotel itu. Aku tidak cerita ke siapa pun karena aku tidak mau memalukan keluarga kita.”
Bu Yuniar menutup mulut, tubuhnya mulai gemetar. “Ya Allah, benarkah itu?”
Zakia langsung meledak. “BOHONG!! Dia bohong!!! Dia fitnah aku!!! Itu bukan aku!!!”
“Apa kamu lupa dengan apa yang pernah aku katakan kepadamu, kita seorang wanita harus bisa menjaga diri dan kehormatan. Jangan atas nama cinta, kita menghancurkan masa depan kita.”
“Aku tidak pernah–”
“Sudah, Zakia.” Suara Yugi lirih memotong ucapan perempuan itu.
Semua diam.
Zakia menatap Yugi penuh ketakutan. “Kak Yugi, jangan bilang ....”
Yugi berdiri perlahan, wajahnya pucat. “Maaf, Bu, Yah, Tante, Om, semua ....”
Dia menatap Zakia dengan mata merah. “Aku dan Zakia sudah menjalin hubungan sejak tujuh tahun lalu.”
Ruangan riuh. Para tetua marah. Pak Yongki terkulai di sofa dan Bu Yuniar menangis tergugu.
Pak Yongki menahan napas, wajahnya merah padam. “Yugi, Zakia itu sepupumu sendiri.”
“Aku tahu, Yah, tapi kami sudah terlanjur saling mencintai. Bahkan ketika Zakia masuk SMA, kami… kami sudah ....”
PLAK!!
Bu Yuniar menampar Zakia keras. “Zakia!!! Kamu—kamu lakukan itu?! Dengan sepupu sendiri?! Astaghfirullah!”
Zakia menangis histeris. “Tante!! Zakia cinta sama Kak Yugi!! Kami saling cinta!!!”
“CINTA?! Itu bukan cinta!!! Itu dosa besar!!!” bentak Pak Yongki.
Arundaru berdiri di samping Yumna, tubuhnya tegang siap menahan kalau suasana semakin kacau.
Yumna mengusap air mata. “Kalian takut hubungan kalian terbongkar. Kalian takut malu. Dan untuk menutupinya kalian rusak aku duluan.”
Zakia menjerit, “Diam kamu! Karena kamu tidak pernah tahu apa yang selama ini aku rasakan.”
“ZAKIA!!” Yugi menghentakkan kaki dengan marah.
Yumna bergidik. Arundaru langsung memegang bahu Yumna, menenangkannya.
Pak Yongki mendekap Zakia agar tidak meronta. “Kamu sudah gila! Merusak sepupu sendiri cuma karena iri!”
“Aku cuma takut.” Zakia mulai terisak melemah. “Takut ketahuan, takut dipisahkan dengan Kak Yugi, takut dianggap perempuan tidak benar.”
“Jadi kamu ingin buat aku terlihat tidak benar di depan orang lain!” Suara Yumna pecah.
Itu bukan bentakan. Lebih seperti jeritan hati yang bertahun-tahun disiksa.
Zakia memalingkan wajah. Mulutnya terkatup rapat.
Yumna menggeleng sambil menangis. “Aku kehilangan pernikahanku, harga diriku, semua orang memandang rendah, dan semua itu karena perbuatanmu!”
Tubuh Yumna limbung. Arundaru sigap menangkapnya.
Azriel juga bergerak, tetapi kalah cepat. Sejak tadi penasaran dengan pria yang ada di samping Yumna.
“Yumna, duduk dulu,” bisik Arundaru lembut, mengusap punggungnya pelan. “Tenang. Aku ada di sini.”
Yumna menunduk, wajahnya memerah karena malu disentuh begitu dekat, tapi dia tidak melepaskan diri. Tidak sanggup.
Bahu Arundaru menjadi tempatnya bersandar sesaat.
Pak Yongki menghela napas berat, seperti menahan amarah yang hendak meledak. “Zakia ... Yugi, kalian sudah bikin malu keluarga besar kita.” Suaranya bergetar. “Bukan hanya dosa, tapi kejahatan. Kalian memfitnah Yumna demi menutupi hubungan gelap kalian.”
Yugi jatuh berlutut. “Aku siap bertanggung jawab, Yah.”
Zakia menatap Yugi tajam. “Kak Yugi! Kamu mau meninggalkan aku?!”
“Aku tidak meninggalkanmu,” jawab Yugi. “Tapi apa yang kamu lakukan ke Yumna itu tidak bisa aku terima. Itu salah.”
Zakia melakukan itu semua seorang diri. Yugi tidak tahu sama sekali.
“Kak Yugi, aku melakukan ini semua karena aku takut kamu diambil orang!!”
“Kalau kamu cinta, kamu seharusnya jujur. Bukan menghancurkan orang lain,” balas Yugi lirih.
Zakia menangis meraung, suaranya berubah kasar, seperti seseorang yang kehilangan kendali.
“TIDAK ADA YANG MENGERTI PERASAANKU!!! AKU CINTA KAK YUGI!! KALIAN JANGAN PISAHKAN KAMI!!! KALIAN KEJAM!!!!”
Bu Yuniar menghantam meja. “Yang kejam itu kamu, Zakia!! Kamu rusak nama Yumna! Kamu bikin seluruh kampung ngomongin dia! Kamu hancurkan masa depannya!!”
“Tetapi dia selalu disayang semua orang!! Aku cuma ingin dihargai!!” Zakia memukul dada sendiri.
Yumna berdiri, menatap Zakia lelah, bukan dendam, tetapi sedih. “Kamu ingin dihargai, tapi kamu menjatuhkan aku untuk dapatkannya?”
Zakia terdiam. Tangisnya terputus.
“Kamu iri aku disayang Azriel, iri aku selalu dipuji keluarga, iri aku punya karier, iri aku terlihat ‘suci’ di mata orang.” Yumna menggeleng. “Tapi semua itu tidak pernah aku minta. Aku tidak pernah rebut apa pun darimu.”
Zakia memeluk dirinya sendiri, gemetar.
Arundaru maju ke depan.
“Semua ini bisa dibawa ke ranah hukum,” ucap Arundaru tenang namun tegas. “Zakia telah melakukan fitnah, pencemaran nama baik, penyebaran konten asusila, kerja sama dengan pelaku kriminal. Yugi pun ikut terlibat menutupi hubungan kalian dan membiarkan Yumna dihina.”
Yugi menunduk makin rendah. “Aku tahu Zakia salah, tapi apa tidak bisa kalian maafkan?”
“Enak saja. Tidak semudah itu Ferguso!” ujar Arundaru menggelengkan kepala.
Zakia mendongak, wajahnya penuh ketakutan. “Jadi, kalian mau penjarakan aku?!”
Yumna menutup mata. “Aku memaafkan kamu. Aku tidak ingin kamu dipenjara, Zakia.”
Semua terkejut.
Yumna membuka mata lagi, bening, rapuh, tetapi penuh ketegasan. “Tapi ....” Dia menoleh ke arah Arundaru.
semoga keluarga Arun bisa menerima Yumna
ibunya arun gmn setujua g sm yumna
secara yumna kan bukan kalangann atas