Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 06
Nadira masih menangis di pelukan sang Bunda. Sang Ayah yang mengerti, lalu mengajak Alby untuk duduk terlebih dahulu. Tak lama Nadira pun melepaskan pelukannya.
" Ayah dan Bunda kenapa gak bilang ke Dira, kalau mau pindah ke Bandung? "
Dira berkata setelah tangisnya reda dan duduk di .sebelah Ayahnya, dan memeluk lengan ayahnya. Ayah yang telah paham sikap manja Dira, hanya tersenyum.
" Ayah bukan tidak ingin bilang, Nak. Tapi Ayah hanya tak ingin menggangu pekerjaanmu. Makanya Ayah mengabarkan melalui Nak Alby."
Ayah berkata sambil mengelus kepala Dira yang tertutup hijab. Dira masih meneteskan air matanya. Rasa sedih, masih terus menguasai hatinya. Apalagi mengingat dirinya yang akan jauh dari kedua orang tuanya ini.
" Udah dong, Sayang. Dari tadi kamu nangis mulu. Bunda sama Ayah hanya pindah ke Bandung. Bukan mau pindah ke Bulan."
Sang Bunda datang sambil membawa nampan yang berisi teh dan cemilan. Lalu duduk di sebelah Dira.
" Kamu sekarang sudah menjadi istri, kamu sudah memiliki keluarga sendiri. Jadi Ayah dan Bunda sudah tenang, meninggalkan kamu disini. Ayah dan Bunda ingin menghabiskan waktu tua kami di desa, Ayah rindu suasana desa yang asri."
Bunda berkata sambil melihat ke arah Dira. Alby yang melihat interaksi keluarga ini sedikit terharu. Ternyata istri yang di acuhkan nya selama beberapa bulan ini. Di perlukan bak permata oleh kedua orang tuanya. Bahkan kedua orang tua Dira pun tak menyinggung sikap Alby pada anak mereka.
Tak lama ponsel Dira berdering, Dira segera menjawab panggilan. Dira pun beranjak dari duduknya, menjauh dari mereka bertiga.
Saat Dira menjawab telepon dan menjauh, Ayah berbicara kepada Alby.
" Alby, bagaimana pernikahanmu dengan Dira? Apa sifat manja Dira membuatmu tidak nyaman? Apa Dira merepotkan mu? "
" Tidak, Yah. Dira tidak pernah merepotkan ku. Dia sangat baik dalam mengurus kebutuhanku Yah."
" Ayah sangat menyayangi Dira, Ayah titip Dira ke kamu, tolong jaga Dira, jangan sakiti hati dan fisiknya. Seandainya nanti Kamu ingin melepaskan dirinya. Beritahu Ayah, maka ayah yang akan menjemputnya."
Ayah berkata sambil meneteskan air mata. Begitu pula dengan Bunda. Ketika melihat Nadira mendekat, Ayah dan Bunda buru-buru menyeka air mata yang menetes di pipi.
" Siapa yang menelpon kamu, Nak? "
Bunda bertanya kepada Nadira, ketika Nadira sudah duduk kembali.
" Dea, Bun. Oh ya Dea titip salam sama Ayah dan Bunda. Katanya kangen masakan Bunda."
Nadira berkata sambil tersenyum. Alby memperhatikan wajah Nadira, dirinya baru menyadari, selama di rumah ini lah, Nadira bisa kembali menjadi dirinya yang dulu.
Waktu terus berjalan, kini mereka tengah menikmati makan siang. Selama di rumah orang tuanya, Nadira bersikap seolah pernikahannya dan Alby berlaku sewajarnya.
" Nak, rumah ini sudah Ayah jual. Dan uangnya sudah Ayah transfer ke rekening Kamu."
Ayah berkata setelah semua anggota keluarga selesai dengan santap siangnya. Nadira tampak bingung, Dira memandang ke arah Bundanya, yang di balas dengan anggukan saja oleh sang Bunda.
" Kenapa Ayah menjual rumah ini? Dan kenapa uangnya Ayah berikan ke Dira? "
Dira bertanya kepada Ayahnya.
" Kami tidak membutuhkan itu semua Sayang. Suatu saat Kamu pasti memerlukan nya."
Perkataan Ayah membuat Nadira tampak bingung. Ia merasa Ayahnya akan pergi jauh, dan meninggalkannya. Namun semua itu di tepiskannya.
salam kenal yah 🙏 🌹