"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 23. Undangan ulang tahun.
Zoya sudah berada di rumah pak Yusuf sore itu, posisi nya tidak bersama Gani karena Gani belum pulang dari tempat nya bekerja. Zoya menceritakan pada pak Yusuf apa yang baru saja dia alami hari ini dan pak Yusuf manggut - manggut mendengar nya.
"Kalo sekelas ustad aja bukan tandingan nya, terus apa bisa mereka di kalahin, om?" Tanya Zoya.
Dari nada Zoya berbicara, Zoya sudah menunjukan ketakutan dan ke khawatiran nya tidak bisa menangani apa yang sudah terjadi kepada nya dan keluarga nya. Satu rumah nya sudah di ganggu, dia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
"Itulah mengapa om nggak bisa melihat apa yang kamu lihat di dimensi lain itu, tampak nya iblis yang ada di rumah kamu itu cukup kuat." Ujar pak Yusuf.
"Terus aku musti gimana, om?" Tanya Zoya.
"Jangan takut, tidak ada kekuatan yang lebih besar dari pada Allah, kita masih punya Allah ingat itu. Jaga sholatmu, nak.. dan ngaji. Kalau tidak sempat mengaji, putarlah ayat - ayat ruqyah dari ponselmu, murotal. Tapi akan lebih bagus lagi kalau kamu yang mengaji.." Ujar pak Yusuf, dan Zoya mengangguk.
"Nanti malam, om akan pergi ke luar kota beberapa hari untuk menangani pasien om yang sudah membuat janji sama om, tiga hari om akan pulang kemari dan pada hari om pulang nanti, kamu bawa adik dan ayah kamu, om mau ruqyah mereka berdua." Ujar pak Yusuf.
"Iya om. Tapi kalo dalam tiga hari itu teror nya makin besar gimana, om? Semalem aja ada yang terang - terangan niup korek ayahku dan ada.. pocong yang rebahan di samping ayahku." Ujar Zoya.
"Baca doa - doa yang udah om arahin ke kamu, InshaAllah gangguannya akan hilang." Ujar pak Yusuf, dan Zoya mengangguk.
"Garam ini.. udah om doakan, kamu taburkan garam kasar ini ke sekeliling rumah kamu, itu untuk menyerap energi negatif di rumahmu." Imbuh pak Yusuf sambil memberikan seplastik besar garam kasar.
"Makasih om, kalo gitu aku pamit pulang dulu buat nebarin garam - garam ini." Ujar Zoya dan pak Yusuf mengangguk.
Zoya pun kembali pulang dengan membawa motor nya yang kemarin di tinggal di rumah pak Yusuf, sepanjang jalan itu dia terus memikirkan teror yang datang bertubi - tubi kepadanya.
Tak lama Zoya sampai, dia dengan segera turun dari motor nya dan dia menaburkan garam kasar yang sebelum nya di berikan oleh pak Yusuf kepadanya. Zoya menebarkan nya di sekeliling rumah, memutari rumah nya.. tapi karena bagian belakang nya mepet dengan rumah warga, akhir nya dia naik dari lantai dua dan menebarkan nya dari atas lewat lubang ventilasi.
"Ya Allah, semoga garam - garam itu mampu menangkal setan itu." Gumam Zoya.
Dan di luar rumah, Mia yang baru saja sampai di rumah kini sedang berdiri di depan pintu rumah nya, ia mendongak dan melihat sekeliling rumah nya dan kemudian menunduk. Mia melihat garam kasar yang bertebaran di depan rumah nya dan Mia menatap itu dengan tatapan dingin.
Mia tersenyum, entah apa sebab nya dan dia kemudian ia menginjak garam itu dan masuk kedalam. Hanya saja saat Mia masuk kedalam, ia mendengar Zoya sedang memutar murotal di ponsel nya, Mia yang mendengar itu sedikit mendengus kesal, bersamaan dengan Zoya yang turun dari atas.
"Dek, udah pulang?" Tanya Zoya, Mia lalu melihat Zoya dan tersenyum.
"Udah kak, kenapa kakak muterin gituan, tumben?" Tanya Mia.
"Nggak apa - apa, kakak lagi pengen dengerin ayat - ayat Al Quran aja sambil kerja." Sahut Zoya dan Mia mengangguk.
"Ohh.. ya udah, aku naik ke atas dulu ya kak, capek." Ujar Mia, dan Zoya pun mengangguk.
Saat Mia berjalan naik ke atas, Zoya memperhatikan nya dari belakang. Heran nya Mia berjalan biasa saja seolah tidak terjadi apa - apa, padahal Zoya sempat curiga bahwa Mia kemungkinan di rasuki.
'Mia jalan biasa aja kok, berarti itu emang Mia. Huuft, apa yang gue pikirin.. Bisa - bisa nya gue curiga sama Mia. Kalo udah gini, fiks Mia nggak kerasukan.' Batin Zoya.
...•••...
Setelah hari itu, Zoya dan orang - orang di rumah memang tidak merasakan banyak gangguan yang mencekam seperti sebelum nya. Suara - suara mungkin masih ada, tapi tidak sampai ada yang menampakan diri.
Sudah dua hari rumah itu terasa lebih nyaman dan Zoya juga bisa lebih tenang menjalankan aktifitas nya, hanya saja.. Mia lebih sering mengurung diri di kamar. Zoya sudah bertanya pada adiknya itu kenapa dia sampai di kamar terus, tapi Mia hanya bilang capek dari sekolah.
Sikap Mia yang berubah tidak seperti biasanya membuat Zoya berpikir, mungkinkah Mia kembali di rundung lagi oleh teman sekelas nya??
"Kalo ada yang gangguin lu, bilang kakak dek." Ujar Zoya, hari ini Zoya yang mengantar Mia.
"Iya kak." Sahut Mia, lalu memeluk Zoya.
"Kakak pergi dulu." Ujar Zoya dan Mia mengangguk.
Zoya pun pergi, dan Mia masih berdiri menatap kepergian Zoya. Setelah Zoya sudah tidak terlihat, Mia masuk ke sekolah dan di sana dia berpapasan dengan Cindy yang tempo hari menampar Mia.
"Jangan ganggu gue! Jangan ganggu gue!" Cindy malah ketakutan melihat Mia.
"Bagaimana tidurmu, Cindy?" Tanya Mia sambil tersenyum.
"Setan lo!" Ujar Cindy.
"Hehehehe.." Mia malah tertawa, Cindy yang melihat itu pun langsung lari.
Tanpa Mia tahu, Dewo berdiri tak jauh dari nya. Dewo sendiri merasa aneh dengan Mia yang sikap nya berubah, bukan hanya Cindy, tapi yang lain pun tampak ngeri dengan Mia.
"Mia kenapa, yah?" Gumam Dewo dan seolah dengar namanya di sebut, Mia menoleh mantap Dewo.
Dewo tersenyum pada Mia tapi Mia malah buang muka dan pergi dari sana. Dewo makin yakin ada yang tidak beres dengan Mia, ada yang janggal.
Berpindah ke tempat lain, Karin dan Lili saat ini sedang membagikan undangan pada teman kelas nya.
"Besok pada dateng yah ke ulang taun gue." Ujar Lili pada teman kelas nya.
"Dimana acaranya?" Tanya teman kelas mereka.
"Di Villa, gue nyewa Villa buat kita liburan besok, jam sembilan pagi kumpul di rumah gue yah, berangkat dari sana." Ujar Lili dan teman kelas nya mengangguk sambil tersenyum cerah.
Karin, Lili, Cindy, mendiang Fiona dan mendiang Sisi adalah anak - anak orang kaya, setiap mereka berulang tahun pasti mengundang teman kelas mereka untuk merayakan nya. Tak jarang mereka merayakan nya di tempat berbeda sesuai kemauan anak - anak itu.
Mia masuk kedalam kelas dan mendapat tatapan dari semua orang di kelas, terutama Lili.
"Mia, lu dateng ya ke ultah gue." Ujar Lili tiba - tiba.
"Hah! Lu undang dia ngapain, Li!?" Ujar Cindy.
"Nggak apa - apa, sekali - kali lah undang Mia." Ujar Lili.
"Mia nih undangan nya, soal nya kalo nggak ada kartu ini, lu nggak bakal boleh masuk kedalam acara. Jam sembilan pagi kumpul di rumah gue, berangkat pake mobil gue." Ujar Lili.
Mia hanya diam saja tapi dia menerima kartu undangan itu.
"Ada pesta kolam renang nya gaes, kita bisa renang ntar." Teriak Lili, dan di sambut sorak - sorai teman - teman nya.
Mia lalu duduk di tempat duduk nya sendiri sambil membaca kartu undangan itu, lalu guru pun datang.
Mia terus memandangi kartu undangan dari Lili yang bertuliskan sebuah alamat Vila yang akan menjadi tempat untuk merayakan ulang tahun Lili.
...BERSAMBUNG.....
apa kah ....?
lanjut Thor
semoga aja ayahnya Zoya mau jujur dan cerita yg sebenarnya
semoga dgn di kunci nya kamar Mia, nggak ada lagi gangguan dari makhluk2 astral
semoga di tahun 2025 semakin sukses karya2 nya Thor.