Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Langit sore ini mendung menambah kesan suram pada hiruk- pikuk jalanan yg sibuk, kendaraan melaju dengan kecepatan yg beragam di ruas jalan yg padat ,aku bersama abang baru saja pulang dari kafe milik teman ku karna ada acara spesial antara teman abang dan teman ku. Dari arah berlawanan sebuah truk bermuatan besi melaju dengan kecepatan tinggi suara mesin meraung memecah kebisingan jalanan.

Mobil sports yg tak lain milik om Arga pun melintas dan melaju tanpa melihat truk itu. Mobil yg abang kemudikan kehilangan kendali setelah langah sedikit dan akhir nya truk semakin kencang menabrak mobil daddy.

Brakkkk!!! Dalam hitungan detik kecelakaan terjadi . Mobil om Arga yg di tumpangi oleh Viona pun menabrak belakang mobil daddy , dari depan truk itu menghantam dari belakang mobil om Arga hingga tubuh abang terlempar jauh , salah satu besi panjang itu menembus tubuhku. Darah mengalir deras ,wajahku sudah pucat pasi, dengan sedikit kesadaran abang berusaha bangkit dan mendekati ku. Luka di kepala nya lumayan parah hingga darah mengalir tapi abang tidak menghiraukan nya.

Warga segera berkerumun , mereka menatap pemandangan mengerikan di depan mata.

" Tolong...." Suara ku yg tersengal - sengal tak lama pun kedua mata ku terpejam rapat dan abang jatuh setelah melihat darah yg semakin banyak keluar dari tubuhku.

" Cepat hubungi ambulans!" ucap warga yg berbaju hitam itu dengan suara bergetar, sementara sebagian warga lain nya mendekati mobil om Arga, Viona terlempar membentur pembatas jalan, sedangkan Vyan terjebak di dalam mobil yg ringsek parah itu.

" Ba..baik" Jawab warga di samping nya. Tak lama pun mobil polisi dan mobil ambulans itu pun terdengar. Tak lama kemudian mereka membawa kami ke rumah sakit.

Singkat, mommy mondar - mandir di depan pintu ruang ICU sesekali beliau melirik pintu , tangan mommy memutar - mutar cincin pernikahan nya dengan daddy, kecemasan begitu terlihat jelas.

" Dad, gimana kalau terjadi sesuatu pada putra kita?"mommy menatap penuh ketakutan.

" Tenang, tim dokter sedang berusaha yg terbaik, daddy yakin kalau El dan Ethel baik - baik aja" Daddy menenangkan mommy.

" Tapi mommy takut" Mommy berlinang air mata menatap wajah daddy dengan linangan air mata yg cukup deras.

" Mereka nggak sendiri, ada kita, harus tenang" Daddy menggenggam tangan mommy dengan kuat .

Di dalam, dokter dan perawat menangani aku dan abang, begitu pun dokter lain nya yg menangani supir truk, Viona dan Vyan.

Suara monitor yg bersahutan mendadak tak lagi terdengar pun menjadi saksi bisu.

" Cepat pasang defibrillator! kita harus mendapatkan lagi jantung nya, dia sangat kritis" Ucap dokter yg menangani ku.

Salah satu suster memasang elektroda ke dada ku, tubuh nya dingin berharap ada keajaiban yg datang untuk ku.

Dokter mengangkat defibrillator , berusaha mengembalikan detak jantung ku yg hilang .

" Clear!" dokter melihat monitor itu yg masih sama belum ada detak jantung ku yg.terlihat di sana.

Zzap!!! Tubuh ku tersentak lebih keras hingga darah menetes dari luka ku .suster lainnya menahan nafas berharap yg sama, salah satu dari mereka membersihkan darah ku. Beberapa pasang mata itu tertuju pada monitor yg masih sama, hanya garis lurus.

Di luar , mommy terus saja berdoa , daddy pun sama tak mau kehilangan aku dan abang.

Suara sepatu berlomba - lomba mendekati ruang ICU , langkah kaki itu semakin cepat.

" Gimana keadaan El dan Ethel bang?" Om Ferry mendekati dengan penuh kecemasan bersama tante Auly , Paman Alvin dan tante Sherly. Putra mereka ikut karna memaksa .

" Belum tau dokter nya belum keluar" Daddy dengan suara serak nya, mommy terus - terusan memutar cincin nya rasa takut, panik, penasaran menjadi satu.

Mereka hanya diam sambil mendudukan bokong di kursi, daddy menyandar ke tembok .

Kembali ke dalam, suster masih memberikan kompresi dada , namun masih belum ada tanda - tanda.

" Cukup! Hentikan!" dokter dengan wajah lelah nya kali ini aku di nyatakan meninggal.

" Baik" Jawab suster itu sambil menarik tangan nya dari dadaku.

" Waktu kematian pukul 18.00" dokter melepaskan masker nya, lalu mengarah ke pintu.

Suster lainnya pun mencatat dan menutup wajah ku dengan kain putih.

" Dok gimana kondisi putra kedua kami?" mommy dan daddy bersamaan, air mata tak kunjung reda , bibir merah mommy bergetar.

" Maaf , kami sudah memberikan yg terbaik namun takdir berkata lain,jantung nya tidak kembali berdetak" Dokter dengan nafas tersengal.

Seketika dunia runtuh sesaat tubuh mommy luruh dan terdiam tanpa kata.

" Ini nggak mungkin!" Daddy bersimpuh dengan ketidak percayaan nya.

" Satu ginjal pasien juga rusak , pendarahan hebat terjadi ,sudah 2 kantong darah yg kami berikan,harus di lakukan transplantasi ginjal" Dokter kembali menjelaskan, membuat semua nya terdiam sesaat.

" Kalau putra pertama kami bagaimana dok?" daddy berusaha bangkit dan membangunkan mommy.

" Kondisi nya kritis, tulang iga nya rusak karna kecelakaan itu" dokter lain yg menjawab sambil menghampiri .

Mommy dan daddy masuk ke ruang ICU yg ada abang juga di dalam nya, samping kiri brankar ku. Mereka yg lain nya hanya menunggu di luar.

Langkah kaki mommy begitu berat, air mata terus saja mengalir mendekati brankar ku.

" Sayang kembali lah,mommy mohon, masih banyak yg belum kamu capai, tolong lah,kami ingin kamu kembali, jangan sekarang, mommy pengen liat kamu bahagia, waktu berasa lambat setelah mendapat kabar kamu seperti ini, tolong lah kembali untuk mommy, Ethelwyn tersayang sadarlahhhhhhhhh!!" mommy berteriak di telingaku. Daddy menunduk di belakang nya sambil melihat tubuh ku yg penuh darah terdiam kaku .

" Udah kita berusaha ikhlas aja ,mungkin Allah lebih sayang, kita harus kuat" daddy merangkul mommy dengan penuh air mata.

" Nggak, ini nggak boleh ,semua karna gadis penjahat itu, aku nggak akan memberikan nya maaf sedikit pun!!!" teriak mommy sambil mengepal kuat tangan nya.

Di sebuah tempat bernuansa putih dan segar itu aku mendekati sungai kecil yg mengalir di temani kupu- kupu cantik menghiasi.

" Ethel kembali lah , mommy mohon!!" teriak mommy membuat langkah kaki ku terhenti, aku pun menoleh.

" Mom, lagi apa di sini?" aku mendekati mommy sambil tersenyum tipis.

" Menjemput mu sayang, karna kamu masih sangat muda, masih banyak yg harus kamu lakukan, kembali lah sayang, mommy mohon, mommy nggak bisa.hidup tanpa kamu, daddy dan abang, hanya kalian lah hidup mommy" Mommy memeluk ku dengan erat tak mau melepaskan nya.

Aku tersenyum lalu membalas pelukan nya aku memeluk lembut mommy yg histeris di temani suaranya yg sudah hilang.

Kembali, bunyi monitor terdengar kembali,membuat daddy memanggil dokter, tak lama pun datang lah bersama suster.

Dokter memeriksa ku dengan teliti, sementara abang sudah sadar melihat ku dengan lemas.

" Gimana dok?" Mommy memainkan jari nya sambil bergetar hebat.

" Ini sebuah keajaiban, jantung pasien kembali berdetak, tapi harus segera di lakukan operasi ginjal" dokter tersenyum manis .

" Alhamdulillah, ambil ginjal saya aja dok" suara lirih abang yg terdengar, membuat mommy dan daddy tercengang .

" El kamu yakin sayang?" mommy menghampiri brankar abang yg tak jauh dari ku.

" Yakin mom, aku nggak mau kalau Ethel meninggal belum bahagia, tolong mom tanda tangani surat nya, aku nggak bisa hidup tanpa nya, aku ikhlas kok, aku udah ikhlas meski punya satu ginjal saja, aku mohon mom" Abang mengusap air mata mommy yg mengalir deras.

Singkat, operasi itu di mulai, mommy dan daddy menunggu di luar, om Arga menghampiri .

" Mau apa anda kemari?!" mommy mengangkat bahunya, tak terima dengan semua ini.

" Maafkan Viona yg belum lancar mengemudikan mobil, kecelakaan ini tidak di hindarkan,sekarang dia kritis dan Vyan koma" Om Arga memberanikan diri sambil menunduk.

" Maaf anda bilang hah?!maaf saja tidak cukup tuan Arga Prayudha yg terhormat, nyawa putra kami hampir melayang, detak jantung nya hilang sesaat, ginjal nya juga rusak, saya tidak akan memberi maaf, putri anda itu harus di penjara!!!" teriak mommy sambil mencengkram kerah baju om Arga.

" Segampang itukah anda bicara?!" daddy menatap tajam mata om Arga dengan penuh emosi.

" Saya tau, ini nggak di sengaja, tapi jika kalian tidak mau memaafkan nya tidak papa, karna memang salah, hukuman tetap berlaku untuk putri kami" Tante Arin menghampiri dengan langkah lemas.

" Di sengaja atau tidak nya kami tidak peduli, yg penting putri kalian harus di hukum, karna semua ini sudah terjadi , ingat nyawa itu sangat mahal, tidak dapat di beli dengan kata maaf, atau uang!!!" teriak daddy membuat tante Arin dan om Arga terdiam, tak mengeluarkan lagi kata - kata.

" Pergi dari sini!!!" teriak mommy menunjuk wajah mereka, lalu mereka pun mundur dan melangkah menjauh.

Tubuh mommy lemas menyandar ke tembok, tak ada lagi pembicaraan diantara mereka, paman Alvin memeluk nya karna tau akan perasaan mommy.