"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.
"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.
"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.
"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.
Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?
sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 Delapan
Tokoh Zara dengan segala pesonanya memang membuat siswa seantero Pelita Bangsa menantikan sosok yang bersanding dengan Sang Primadona. Tokoh Zara memang pantas diposisi antagonis perempuan. Dia itu bagai ratu spotlight di sekolahnya.
Zara terkenal dengan julukan tuan putri sebab perilakunya yang anggun, ramah, dan ceria. Minusnya dia agak drama dan cengeng. Gampang nangis padahal disenggol dikit. Semua siswa Pelita Bangsa sudah hatam dengan skenario drama picisan yang tiap hari dilakoni oleh Ranu sebagai dalangnya dan Zara sebagai korbannya.
Entah kenapa Ranu segitu bencinya pada Zara. Padahal semua siswa Pelita Bangsa begitu mengidolakannya. Mereka sering menghujat Ranu di situs web buatan siswa Pelita Bangsa yang bernama PelBang memuat segala gosip dan informasi hot dari kalangan siswa elit.
Mereka kasian pada tuan putri yang setiap hari harus menerima tuduhan anarkis dari rakyat jelata seperti Ranu, pikir mereka. Hanya pangeran Marvin yang dapat menolong tuan putri Zara. Sebab, tak ada satupun yang berani berurusan dengan Ranu, anak donatur terbesar di sekolah ini. Belum lagi, dia adalah tunangan anak pemilik sekolah ini. Jadi, Ranu sering kali menindas siswa siswi yang gatal mendekati Marvin, tunangannya.
Di akun lambe turah yang ada di situs web PelBang memuat beberapa video tentang pertikaian antara Ranu dan Zara. Banyak siswa siswa yang sudah membanjiri kolom komentar di bawah video yang diunggah tersebut. Banyak yang pro pada Zara dan lebih banyak yang menghujat Ranu.
Okeship&jek
"Kasian banget ga sih Zara harus berurusan terus menerus sama Ranu yang tantrum. Semangat ya idola gue. Gue dukung elo dari belakang"
199 komentar lainnya
Dutashampu@Beruang
"Eh udah lihat video terbaru ga di lambe turha sekolah? Lo ga lihat Zara yang tiba tiba kena sernagan panik attack? Kasian banget. Pasti dia ke trigger gara gara Ranu. Emang iblis banget betina satu itu"
25 komentar lainnya
Pelikkali_boy
"Woy, woy! Berita hot! ZARA JADIAN SAMA LENGKARA!!!!!" (@Pelikkali_boy membagikan gambar kepada semua orang)
Demamdurian> Pelikkali_boy
"Eh yang bener?! Woahhhhhhh idola gue akhirnya punya cowok"
CantikAcil>Pelikkali_boy
"Shit! Lengkara banget ini seleranya Zara?! Dia berandalan banget. Kenapa ga sama Marvin aja sih? Yaaah shipper gue karam"
Nunuygemoy>CantikAcil
"Dih, mending sama Lengkara ga sih. Kalau dia bareng Marvin. Apa ga diamuk Ranu. Elo tega lihat tuan putri di bully nenek sihir. Fiks! Gue tim Lengkara Zara number one!"
Cantik Acil membalas > Nunuygemoy
"Lengkara ga cocok sama Zara! Lebih cocok sama Marvin! Udah ganteng, sopan, soft spoken banget, kaya lagi"
CantikAcil > everyone
"Yok, yang setuju sama shipper Zarvin (Zara Marvin merapat barisan. Kita rapatkan barisan sebelum goyah!!!!"
Nunuygemoy > everyone
"Dukung couple baru kita dong. Lengkara Zara. Lezaaar!!! Go! Go! #saveLezaar"
Terjadilah keributan di kolom komentar lambe turah Pelita Bangsa. Mereka terbagi dua kubu, yaitu kubu couple Zara dengan Lengkara dan Zara dengan Marvin.
Disisi lain, Ranu menggeram kesal saat membaca komentar komentar tersebut di akun lambe turah sekolahnya. "Sial! Kenapa semua orang masih saja dukung Zara?! Gue ga akan biarin Zara dekat dekat dengan Marvin. Gue harus kerja sama dengan Kara supaya dia bisa membatasi gerak gerik Zara" gumam Ranu pada dirinya sendiri.
Ranu melirik Marvin dari ekor matanya. Terlihat Marvin hanya terdiam sepanjang pelajaran berlangsung. Sesekali matanya melirik ke arah pintu. Entah apa yang tunangannya itu pikirkan.
"Jangan bilang dia masih saja memikirkan Zara. Zaranjing! Gue ga bakal tinggal diam lagi kalau elo masih ganggu Marvin setelah pacaran sama Lengkara" batin Ranu penuh tekad.
.
.
.
Kring!!!!
Bel istirahat berbunyi. Semua siswa berbondong bondong keluar dari kelasnya masing masing menuju kantin. Ranu memeluk lengan Marvin dengan erat. "Marvin, ayo ke kantin. Gue laper banget. Kita makan bareng ya. Please, udah lama lho kita jarang berduaan gini" rengek Ranu sambil endusel dusel lengan Marvin.
"Oke" jawab Marvin sekenanya.
"Iiiiii tambah sayang gue deh sama elo Vin" Ranu memekik kesenangan.
Mereka berdua keluar kelas sambil bergandengan tangan menuju kantin. Sepanjang jalan terdengar suara krasak krusuk dari orang orang yang melihat kemesraan mereka berdua. Lebih tepatnya Ranu yang terlihat excited sendiri. Sedangkan Marvin hanya memasang wajah datar sejauh mata memandang.
Kantin Pelita Bangsa terlihat sangat padat. Sejauh mata memandang, Ranu tidak menemukan tempat duduk lagi selain tempat duduk Lengkara. "Kita kesana aja yuk. Udah penuh soalnya" ujar Ranu sambil menyeret tubuh Marvin mendekat ke arah tempat Lengkara duduk. Marvin hanya bisa terdiam mengikuti kemauan tunangannya itu yang sudah menyeretnya kesana kemari.
"Lengkara!" panggil Ranu keras.
Sang empunya nama mendongak ke sumber suara. Begitupun dengan teman temannya lainnya. Lengkara hanya menaikkan alisnya sebelah sambil menatap Ranu heran. "Gue duduk sini ya sama cowok gue. Ga ada tempat soalnya" seru Ranu mutlak. "Geser geser dikit dong Lohan" sambung Ranu sambil meminta teman Lengkara menggeser tempatnya.
Lohan yang sudah hatam tingkah Ranu hanya bisa berdecak kesal. Ia memilih mengalah daripada harus melihat adik sepupu Lengkara itu tantrum tak jelas. "Jadi, mau pesen apa guys?" tanya Hisbi melanjutkan topik pembicaraan yang sempat tertunda karena kedatangan Ranu.
"Gue lagi pengen bakso sih. Zara, Kara, elo pengen pean apa? Biar gue sama Hisbi nanti yang ngantri" tanya Lohan menatap mereka berdua.
Marvin tersentak pelan mendengar Lohan menyebut nama Zara. Sebab, dari tadi dia tak terlalu fokus memandang sekitarnya. Ia baru sadar kalau ada perempuan yang duduk di samping sepupu tunangannya dengan kepala tertunduk sambil memilih jari jemarinya. Rambut Zara yang tergerai sedikit menutupi wajah cantiknya.
"Gue ga pesen makan. Minum aja samain sama elo. Zara, pesen bakso juga. Minumnya air putih" ucap Lengkara pada Lohan.
"Oh oke udah ya pesenannya. Ada lagi?" tanya Hisbi memastikan.
"Hey, kok kalian ga tanyain gue sama Marvin maunya apa sih? Kita juga mau makan. Kenapa harus Zara Zara aja yang kalian perhatiin. Gue kan adik sepupu kesayangan temen elo, Hisbi. Kenapa gue ga ditanya? Ada masalah elo sama gue? Ga suka gue duduk disini?!" cerca Ranu yang cemberut menatap Hisbi.
Hisbi yang dicecar oleh Ranu seperti itu hanya bisa tersenyum kikuk. "Sorry sorry deh. Oke gue tanya. Elo mau pesen apa ndoro putri?"
"Ga jadi! Udah ga mood gue sama elo" rajuk Ranu sambil melipat tangannya di depan dada.
"Ran!" panggil Marvin dengan nada memperingatkan. "Biar gue aja yang mesen. Sorry bro. Dia emang agak rungsing kalau laper"
Marvin pergi meninggalkan meja untuk memesan makanan. Disusul dengan Lohan dan Hisbi. Ranu memicing menatap kedua orang di depannya. Ranu diam diam mengawasi setiap gerakan yang dilakukan sepupunya dan Zara.
Lengkara mengeluarkan kotak bekal dari tasnya. Dibukanya kotak bekal itu dengan tenang. "Nasi goreng?" tanya Lengkara sambil menatap Zara.
Jiwa Fatiyah yang berada di tubuh Zara mendongakkan kepalanya menatap mata Lengkara. "Ah iya, itu nasi goreng. Gue ga tahu kak Kara suka makan apa. Jadi, cuma bisa masakin itu aja. Semoga kakak suka. Kakak suka nasi goreng kan?" sahut Fatiyah yang berusaha memasang senyum di wajahnya.
Sejujurnya, dari tadi Fatiyah merasa gerogi DNA salah tingkah gara gara duduk disamping Lengkara. Ditambah harus satu meja dengan teman teman Lengkara. Hei, Fatiyah baru sadar kalau ternyata Lengkara ini ganteng pake banget. Apalagi badannya kekar dan ototnya bagus. Fatiyah jadi bisa membayangkan otot perut Lengkara yang sixpack.
Jangan salah paham ya, Fatiyah terlihat menundukkan kepalanya dari tadi bukan karena takut pada mereka. Tapi, dia salah tingkah. Gimana ga salah tingkah, Fatiyah ini sebelum masuk ke tubuh Zara belum pernah pacaran alias jomblo akut. Dia sering mengalami jantung yang berdetak kencang kalau tiba tiba mendapatkan sentuhan sentuhan dari lawan jenis.
Hei, apalagi hari ini dia sudah dioper sana sini. Di peluk tiba tiba oleh Marvin, dipeluk Lengkara saat dirinya di dorong oleh Ranu. Terus digendong Lengkara ke UKS. Nah, tadi di gandeng terus sama Lengkara dari UKS sampai ke kantin. Belum lagi, berbagai tatapan yang dia terima sejak awal kedatangannya ke kantin. Banyak pasang mata yang melihatnya digandeng oleh Lengkara. Tak ayal banyak suara krasak krusuk yang membicarakan dirinya.
Sungguh, Fatiyah merasa salah tingkah. Pipinya memerah seperti tomat matang. "Tumben elo makan pake bekal Lengkara?" tanya Ranu.
"Itu dari gue Ran" jawab Fatiyah.
Ranu hanya menatap Fatiyah remeh. "Hati hati aja Kara. Takut elo kena pelet lewat nasi goreng itu"